Sukses

Masjidil Haram Beroperasi Penuh Usai COVID-19 Membaik, Saf Kembali Rapat

Arab Saudi mulai melonggarkan aturan COVID-19, di antaranya membuka kembali masjid dengan kapasitas penuh.

Liputan6.com, Makkah - Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi beroperasi dengan kapasitas penuh hari ini, dengan jamaah salat merapatkan saf bahu-membahu untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 dimulai.

Para pekerja menghapus tanda-tanda lantai yang memandu orang-orang untuk menjaga jarak sosial di dalam dan di sekitar Masjidil Haram, yang dibangun di sekitar Ka'bah, struktur kubik hitam tempat umat Islam di seluruh dunia berdoa.

“Ini sejalan dengan keputusan untuk melonggarkan tindakan pencegahan dan mengizinkan jamaah dan pengunjung Masjidil Haram dengan kapasitas penuh,” lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency.

Orang-orang mulai salat berdampingan, membuat barisan lurus jemaah yang merupakan formasi yang dipuja dalam menunaikan salat, untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.

Sementara langkah-langkah jarak sosial dicabut, pihak berwenang mengatakan pengunjung harus sepenuhnya divaksinasi COVID-19 dan harus terus memakai masker di halaman masjid. Namun, Ka’bah tetap tertutup, seperti dilansir dari Malay Mail, Minggu (17/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menerima Turis Asing Untuk Umrah

Arab Saudi mengumumkan pada Agustus bahwa mereka akan mulai menerima orang asing yang divaksinasi yang ingin melakukan umrah.

Umrah dapat dilakukan kapan saja dan biasanya menarik jutaan orang dari seluruh dunia, seperti halnya haji tahunan, yang harus dilakukan oleh Muslim berbadan sehat yang mampu setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka.

Pada Juli, hanya sekitar 60.000 penduduk yang sudah divaksin, diizinkan untuk ikut dalam haji tahunan. Pandemi COVID-19 sangat mengganggu ziarah Muslim, yang biasanya merupakan penghasil pendapatan utama bagi kerajaan yang menghasilkan gabungan US$12 miliar atau setara Rp 168,7 triliun per tahun.

Menjadi tuan rumah ziarah adalah masalah prestise bagi penguasa Saudi, yang menjaga situs-situs paling suci Islam adalah sumber legitimasi politik mereka yang paling kuat.

3 dari 3 halaman

Aturan COVID-19 Dilonggarkan

Kerajaan yang dulu tertutup itu mulai mengeluarkan visa turis yang mengizinkan pengunjung asing untuk melakukan lebih dari sekadar ziarah untuk pertama kalinya pada 2019 sebagai bagian dari dorongan ambisius untuk mengubah citra globalnya dan mendiversifikasi pendapatan.

Antara September 2019 dan Maret 2020, 400.000 visa turis di antaranya dikembalikan lantaran adanya pandemi COVID-19 yang menghancurkan momentum itu ketika perbatasan ditutup.

Namun, kerajaan itu perlahan membuka diri, dan sudah mulai menyambut turis asing yang divaksinasi sejak 1 Agustus.

 

Reporter: Cindy Damara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.