Sukses

Joe Biden Bantah Ada Duet Taliban-ISIS di Serangan Bom Bandara Kabul

Presiden AS Joe Biden beri respons terkait serangan bom di bandara Kabul, Afghanistan.

Liputan6.com, Washington, D.C - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membantah Taliban dan ISIS berkolaborasi dalam dua serangan bom di bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (27/8).

"Tidak ada bukti sejauh ini berdasarkan yang dilaporkan ke saya dari komandan di lapangan bahwa ada kolusi antara Taliban dan ISIS dalam menyebabkan apa yang terjadi hari ini," ujar Presiden Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih yang disiarkan lewat akun Youtube White House pada Jumat (27/8/2021).

Ia pun tidak memperkirakan bahwa potensi serangan selanjutnya akan dilakukan kolaborasi kelompok itu.

Biden menegaskan pelaku serangan di bandara adalah tindakan ISIS dan memastikan akan memburu pelakunya. Namun, Biden tidak akan menggelar operasi besar-besaran untuk melakukan itu.

Meski demikian, Joe Biden menyebut siap menambah pasukan di Afghanistan apabila diminta oleh militar AS. Biden berkata akan terus melanjutkan evakuasi warga AS dan Afghanistan. 

"Apa yang Amerika ucapkan itu penting. Kita bilang akan melakukannya, (maka) kita melakukannya, kecuali ada sesuatu perubahan luar biasa," kata Presiden Biden.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siapa Saja yang Ikut Evakuasi?

Dalam konferensi persnya, Joe Biden berkata masih ada warga Amerika Serikat di Afghanistan, begitu pula pemegang green card, serta personel AS.

Ada pula sekutu-sekutu AS, pemegang kartu SIV (Special Immigrant Visa), serta warga Afghanistan yang membantu personel AS di negara itu.

Biden turut menyorot kelompok perempuan dan NGO. Ada pula individu-individu yang Joe Biden katakan ingin pergi dari Afghanistan.

Batas deadline evakuasi AS adalah 31 Agustus 2021. Taliban menegaskan agar hal itu tidak dilanggar, meski Joe Biden meminta Pentagon dan diplomat AS agar membuka potensi perpanjangan waktu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.