Sukses

Hadapi Ancaman China, AS Bakal Jalin Kerja Sama dengan Negara Sekutu

AS akan melakukan kerja sama dengan negara-negara sekutu untuk menghadapi ancaman dari China.

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat akan mendukung sekutu dan mitranya, karena China terus "memaksa" dan "mengintimidasi" sebagai bagian dari klaimnya atas Laut China Selatan, kata Wakil Presiden AS Kamala Harris, Selasa (24/8).

"Visi kami mencakup kebebasan navigasi, yang sangat penting bagi kita semua. Mata pencaharian jutaan orang bergantung pada miliaran dolar dalam perdagangan yang mengalir melalui jalur laut ini setiap hari," katanya dalam pidato kebijakan yang disampaikan di Garden by The Bay, Singapura.  

"Namun, di Laut China Selatan, kita tahu bahwa Beijing terus memaksa, mengintimidasi, dan membuat klaim atas sebagian besar Laut China Selatan."

Harris mengatakan "klaim melanggar hukum" ini ditolak pada tahun 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Permanen, menunjuk pada putusannya tentang proses arbitrase oleh Filipina terhadap China atas dugaan pelanggaran oleh Beijing di Laut China Selatan.

"Tindakan Beijing terus merusak tatanan berbasis aturan dan mengancam kedaulatan negara," tambahnya. 

"Amerika Serikat berdiri bersama sekutu dan mitra kami dalam menghadapi ancaman ini."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Kamala Harris ke Singapura

Kamala Harris sedang dalam perjalanan resmi pertamanya ke Asia.

Dia tiba di Singapura pada Minggu (22/8) dan akan berangkat ke Vietnam pada Selasa (24/8) untuk perjalanan keduanya.

Vietnam, yang telah menjadi lawan vokal klaim teritorial China di Laut China Selatan, telah muncul sebagai mitra kunci AS.

Harris menekankan dalam pidatonya bahwa Washington tidak berusaha membuat negara-negara berpihak. 

"Keterlibatan kami di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik tidak melawan satu negara, juga tidak dirancang untuk membuat siapa pun memilih antar negara," katanya.

"Sebaliknya, keterlibatan kami adalah tentang memajukan visi optimis yang kami miliki untuk partisipasi dan kemitraan kami di kawasan ini dan visi ekonomi kami adalah bagian penting dari itu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.