Sukses

Taliban Kuasai Afghanistan, Rusia Tak Evakuasi Diplomatnya di Kabul

Rusia tidak bersiap untuk mengevakuasi para pejabat di kedutaan besarnya di Kabul ketika Taliban menguasai Afghanistan, termasuk istana kepresidenannya.

Liputan6.com, Kabul - Pemerintah Rusia tidak bersiap untuk mengevakuasi para pejabat di kedutaan besarnya di Kabul, Afghanistan, ketika Taliban telah menguasai negara itu.

Hal itu diungkapkan oleh seorang diplomat senior Rusia kepada kantor berita RIA-Novosti.

"Evakuasi kedutaan tidak sedang dipersiapkan," kata Zamir Kabulov, perwakilan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Afghanistan, dalam laporan RIA-Novosti, seperti dilansir CNN, Senin (16/8/2021).

"Saya berkomunikasi dengan duta besar kita. Mereka bekerja dengan tenang dan mengamati dengan cermat berbagai peristiwa yang terjadi," terangnya.

Kabulov juga menyebutkan, Taliban telah menjamin keamanan untuk Kedutaan Besar Rusia.

Duta Besar Rusia untuk Afghanistan, Dmitry Zhirnov, berencana bertemu dengan perwakilan Taliban untuk membahas keamanan misi diplomatik Rusia, menurut keterangan dari atase pers kedutaan negara itu, Nikita Ishchenko, kepada RIA-Novosti.

Rusia sebelumnya telah menetapkan Taliban sebagai organisasi teroris, tetapi pemerintah Kremlin juga telah menjadi tuan rumah bagi para perunding utama kelompok militan tersebut pada konferensi diplomatik di Moskow.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banyak Negara Imbau Warganya Segera Tinggalkan Afghanistan

Amerika Serikat dan lebih dari 60 negara menyerukan warga mereka untuk segera meninggalkan Afghanistan, ketika Taliban menguasai seluruh wilayah, termasuk Kabul, dan istana kepresidenan. 

Imbauan itu disampaikan dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada Minggu (15/8).

“Warga Afghanistan dan internasional yang ingin pergi harus diizinkan melakukannya. Jalan, bandara, dan penyeberangan perbatasan harus tetap dibuka, dan ketenangan harus dijaga," kata pernyataan itu.

"Mereka yang memegang kekuasaan dan otoritas di seluruh Afghanistan memikul tanggung jawab--dan akuntabilitas--untuk melindungi kehidupan manusia dan properti di dalamnya, dan untuk pemulihan segera keamanan dan ketertiban sipil," jelas pernyataan tersebut. 

Selain AS, Kanada juga telah memulangkan para diplomatnya. Negara itu pun menutup sementara kedutaan besarnya di Kabul.

"Kanada dengan tegas mengutuk kekerasan yang meningkat, dan kami sedih dengan situasi yang dialami rakyat Afghanistan hari ini," kata Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

Kemudian ada juga Prancis, yang mengirim pesawat militer untuk mengevakuasi warga mereka dari Afghanistan.

Kedua pesawat itu disebut lepas landas dari Kabul pada Minggu malam dan tiba pada Senin pagi di Pangkalan Udara 104 di Al Dhafra, Uni Emirat Arab.

Pesawat-pesawat tersebut pun diperkuat oleh tentara Prancis yang ditempatkan di UEA.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.