Sukses

Bukan Turki, Inilah Negara yang Bantu Damaikan Palestina dan Israel

Mesir menjadi mediator antara Palestina dan Israel.

Liputan6.com, Gaza - Pihak Palestina dan Israel sepakat mengakhiri konflik Mei 2021 dan melakukan gencatan senjata. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut gencatan senjata itu aktif pada Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 pagi. 

Selama konflik berseteru, sejumlah pemimpin dunia yang mengeluarkan banyak statement. Salah satunya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengajak negara-negara Muslim untuk bertindak. 

Negara yang berperan sebagai mediator gencatan senjata ternyata adalah Mesir. Mereka mengirimkan mediator untuk memastikan Palestina-Israel berhenti saling serang, serta utusan untuk memastikan situasi kondusif. 

Menurut laporan AFP, Jumat (21/5/2021), Kabinet Israel dan Hamas sama-sama sepakat atas proposal Mesir. 

Beberapa hari yang lalu, Gedung Putih juga sempat menyinggung peran penting Mesir dalam negosiasi, sebab Mesir dinilai memiliki pengaruh yang relatif kuat terhadap Hamas.

Mesir memiliki hubungan diplomatik dengan Palestina dan Mesir. Mesir juga mengirim dua delegasi menuju Tel Aviv dan Palestina untuk memastikan implementasi dan prosedur gencatan senjata itu bisa membuat kondisi stabil.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, ikut memberikan apresiasi terhadap hasil negosiasi Mesir. Sementara, Presiden AS Joe Biden berharap gencatan senjata ini akan menjadi kesempatan untuk membuat progres bagi kedua negara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Pemimpin Dunia Atas Gencatan Senjata

Gencatan senjata mulai berlaku antara Israel dan Hamas untuk menghentikan konflik selama 11 hari di Jalur Gaza. Kesepakatan itu ditengahi oleh Mesir.

Ribuan orang di Gaza dan wilayah Palestina pun turun ke jalan untuk merayakan tercapainya kesepakatan tersebut. 

Dilansir Al Jazeera, Jumat (21/5/2021) setidaknya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.

Sementara di Israel, 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas.

Dalam pernyataannya yang merespon kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan: "Saya menekankan bahwa para pemimpin Israel dan Palestina memiliki tanggung jawab di luar pemulihan ketenangan untuk memulai dialog serius guna mengatasi akar penyebab konflik".

"Gaza adalah bagian integral dari bangsa Palestina di masa depan dan harus ada upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional yang nyata guna mengakhiri perpecahan," lanjutnya. 

Ada juga pernyataan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang mengatakan, "Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemangku kepentingan internasional lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dengan segera dan mengumpulkan dukungan internasional bagi orang-orang di Gaza dalam upaya rekonstruksi".

"Saya yakin orang-orang di Palestina dan Israel sama-sama berhak untuk hidup dengan aman dan terjamin serta menikmati kebebasan, kemakmuran, dan demokrasi yang setara," jelas Biden.

"Pemerintahan saya akan melanjutkan diplomasi yang tenang dan tanpa henti menuju tujuan itu. Saya yakin kami memiliki kesempatan untuk membuat kemajuan dan saya berkomitmen untuk bekerja untuk itu," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi membeberkan komunikasinya dengan Biden via panggilan telepon, terkait penenangan konflik Palestina-Israel.

"Dengan sangat bahagia, saya telah menerima telepon dari Presiden Biden di mana kami telah bertukar visi untuk mencapai formula yang akan menenangkan konflik terkini antara Israel dan Gaza, visi kami selaras tentang menangani konflik antara semua pihak dengan diplomasi," kata Abdel Fattah el-Sisi.

3 dari 3 halaman

Infografis Krisis Palestina-Israel 2021:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.