Sukses

Ilmuwan Tolak Kesampingkan Teori Virus COVID-19 yang Bocor dari Laboratorium

Asal usul COVID-19 masih belum jelas dan teori bahwa itu disebabkan oleh kebocoran laboratorium perlu ditangani dengan serius sampai ada penyelidikan yang dipimpin data yang ketat yang membuktikan itu salah.

Liputan6.com, Cambridge - Asal usul COVID-19 masih belum jelas dan teori bahwa itu disebabkan oleh kebocoran laboratorium perlu ditangani dengan serius sampai ada penyelidikan yang dipimpin data yang ketat yang membuktikan itu salah, kata sekelompok ilmuwan terkemuka.

COVID-19, yang muncul di China pada akhir 2019, telah menewaskan 3,34 juta orang, merugikan dunia triliunan dolar dalam pendapatan yang hilang dan meningkatkan kehidupan normal bagi miliaran orang.

"Penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan asal pandemi," kata ke-18 ilmuwan itu, termasuk Ravindra Gupta, seorang ahli mikrobiologi klinis di University of Cambridge, dan Jesse Bloom, yang mempelajari evolusi virus di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson.

"Teori pelepasan yang tidak disengaja dari laboratorium dan tumpahan zoonosis keduanya tetap layak," kata para ilmuwan termasuk David Relman, profesor mikrobiologi di Stanford, dalam sebuah surat kepada jurnal Science, dikutip dari Asia One, Sabtu (15/5/2021).

Para penulis surat itu mengatakan penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia WHO tentang asal-usul virus itu belum membuat "pertimbangan seimbang" dari teori bahwa itu mungkin berasal dari insiden laboratorium.

Dalam laporan terakhirnya, ditulis bersama dengan para ilmuwan China, tim yang dipimpin WHO yang menghabiskan empat minggu di dan sekitar Wuhan pada Januari dan Februari mengatakan virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, dan bahwa kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin" sebagai penyebabnya.

Tetapi ada segudang ide berbeda tentang asal-usul virus termasuk serangkaian teori konspirasi.

"Kita harus menganggap hipotesis tentang tumpahan alami dan laboratorium dengan serius sampai kita memiliki data yang cukup," kata para ilmuwan, menambahkan bahwa penyelidikan yang ketat dan tidak bermupasi secara intelektual perlu dilakukan.

"Di masa sentimen anti-Asia yang tidak menguntungkan di beberapa negara ini, kami mencatat bahwa pada awal pandemi, itu adalah dokter, ilmuwan, jurnalis, dan warga Tiongkok yang berbagi dengan dunia informasi penting tentang penyebaran virus — sering dengan biaya pribadi yang besar."

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

5 Hasil Investigasi WHO di Wuhan Terkait Asal Usul COVID-19

Pemerintah China menyambut hangat hasil investigasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO di Wuhan. Tim WHO tidak menemukan bukti Virus COVID-19 berasal dari laboratorium atau pasar basah setempat di Wuhan.

Ketika awal COVID-19 menyebar, teori kebocoran dari laboratorium Wuhan, serta virus dari pasar basah, sempat menjadi viral. Hasil investigasi WHO kini dijadikan pegangan oleh China.

"Itu secara keseluruhan menepis teori konspirasi oleh beberapa pihak agresif yang anti-China, seperti mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang telah menuduh Institut Virologis Wuhan membocorkan virusnya," tulis media pemerintah China Global Times, pada Selasa 9 November 2021.

Berikut daftar temuan WHO di China selama menginvestigasi di Wuhan yang dimulai pada 14 Januari hingga mencapai kesimpulan pada 9 Februari 2021:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.