Sukses

Baru Diluncurkan, Iran Laporkan Situs Nuklirnya Kena Sabotase

Iran melaporkan bahwa situs nuklirnya terkena sabotase.

Liputan6.com, Teheran - Sebuah fasilitas nuklir di Iran dilanda "sabotase" sehari setelah meluncurkan peralatan pengayaan uranium baru, kata pejabat tinggi nuklir negara itu.

Ali Akbar Salehi tidak mengatakan siapa yang harus disalahkan atas "aksi teroris", yang menyebabkan pemadaman listrik di kompleks Natanz di selatan Teheran pada hari Minggu.

Melansir BBC, Senin (12/4/2021), media publik Israel, bagaimanapun, mengutip sumber-sumber intelijen yang mengatakan itu adalah hasil dari serangan siber Israel.

Israel belum mengomentari insiden itu secara langsung.

Tetapi dalam beberapa hari terakhir ini telah meningkatkan peringatannya tentang program nuklir Iran.

Insiden terbaru terjadi ketika upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 - yang ditinggalkan oleh AS di bawah pemerintahan Trump pada 2018 - telah dilanjutkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Baru Diluncurkan

Pada Sabtu (10/4), Presiden Iran Hassan Rouhani meresmikan sentrifugal baru di situs Natanz dalam sebuah upacara yang disiarkan langsung di televisi. 

Sentrifugal adalah perangkat yang dibutuhkan untuk menghasilkan uranium yang diperkaya, yang dapat digunakan untuk membuat bahan bakar reaktor serta senjata nuklir.

Ini mewakili pelanggaran lain dari usaha negara dalam kesepakatan 2015, yang hanya mengizinkan Iran untuk memproduksi dan menyimpan uranium yang diperkaya dalam jumlah terbatas untuk digunakan untuk menghasilkan bahan bakar untuk pembangkit listrik komersial.

Pada Minggu (11/4), juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, mengatakan sebuah "insiden" telah terjadi di pagi hari yang melibatkan jaringan listrik fasilitas nuklir.

Kamalvandi tidak memberikan rincian lebih lanjut tetapi mengatakan kepada kantor berita Iran Fars bahwa "tidak ada korban atau kebocoran". Kemudian TV pemerintah membacakan pernyataan ketua AEOI Ali Akbar Salehi, di mana dia menggambarkan insiden itu sebagai "sabotase" dan "terorisme nuklir".

"Mengutuk langkah tercela ini, Republik Islam Iran menekankan perlunya komunitas internasional dan Badan Energi Atom Internasional [IAEA] untuk menangani terorisme nuklir ini," katanya. 

"Iran berhak menindak pelaku," tambahnya.

IAEA mengatakan pihaknya mengetahui laporan insiden tetapi tidak akan berkomentar lebih jauh. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.