Sukses

10 Bakteri dan Virus yang Pernah Diciptakan oleh Manusia

Berikut adalah virus dan bakteri yang diciptakan di laboratorium.

Liputan6.com, Jakarta - Selain secara alami, virus juga dapat diciptakan oleh manusia.

Para ilmuwan membuat virus dan bakteri baru untuk menghasilkan varian baru untuk mengalahkan kekebalan, vaksin, dan obat-obatan yang sudah ada.

Terkadang, mereka lebih suka membuat virus dan bakteri baru dari awal. Dikutip dari ListVerse, Kamis (1/4/2021), berikut adalah virus dan bakteri yang diciptakan di laboratorium:

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Cacar Kuda

Ilmuwan di Universitas Alberta menciptakan cacar kuda, virus mematikan ini terkait erat dengan cacar yang sama mematikannya. Tidak seperti cacar biasa, cacar kuda tidak menyerang manusia dan hanya berakibat fatal bagi kuda.

Para ilmuwan menciptakan virus tersebut selama studi enam bulan yang disponsori oleh perusahaan farmasi Tonix. Para peneliti membeli potongan DNA melalui pesanan pos dan mengaturnya untuk membentuk virus.

Keseluruhan proyek tersebut tidak mahal. Potongan DNA yang digunakan untuk membuat virus hanya berharga lebih dari 1 miliar rupiah.

Para peniti mengklarifikasi bahwa mereka menciptakan virus demi untuk mengembangkan vaksin cacar yang lebih baik.

2. Black Death

Ilustrasi wabah maut hitam atau Black Death (Wikipedia)

Antara 1347 dan 1351, jutaan orang Eropa menderita penyakit misterius yang menewaskan lebih dari 50 juta orang. Saat ini, kita kenal penyakit tersebut sebagai Black Death atau Kematian Hitam yang disebabkan oleh bakteria Yersinia pestis.

Beberapa tahun lalu, peneliti dari University of Tubingen di Jerman dan McMaster University di Kanada, menciptakan kembali bakteri mematikan melalui sampel DNA yang diekstraksi.

Hasilnya, para peneliti mengkonfirmasi ada hubungan bakteri asli dengan Kematian Hitam yang ada hari ini -- virus yang tidak mematikan setelah bermutasi.

3. Polio

Paul merupakan orang terakhir yang bertahan hidup dengan paru-paru besi usai terinfeksi polio saat usianya baru 6 tahun. | pexels.com/@shvetsa

Para ilmuwan di Universitas Negeri New York telah menciptakan virus buatan yang mematikan dengan membuat potongan DNA melalui pesanan pos.

Tikus yang terpapar oleh polio buatan ini jatuh sakit seperti jika terkena polio alami. Polio yang dibuat di laboratorium menjadi kontroversial di kalangan ilmuwan.

Para peneliti yang memproduksinya telah mengambil kodenya dari database yang tersedia untuk hampir semua orang sehingga memicu kekhawatian bahwa orang lain dengan motif tersembunyi dapat mengembangkan virus ini sendiri.

3 dari 5 halaman

4. Cacar Tikus

Beberapa tahun lalu, para peneliti di Univeritas Nasional Australia dan Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO) menghasilkan jenis cacar tikus yang bermutasi secara tidak sengaja.

Virus ini adalah virus mematikan lainnya yang berasal dari keluarga yang sama dengan cacar kuda dan cacar biasa. Para peneliti mencoba mengembangkan pengendalian kelahiran untuk tikus pada saat mereka secara keliru menciptakan virus.

Para peneliti menjadi sangat takut dengan penemuan mereka sehingga mereka tidak ingin mempublikasikan temuan tersebut. Mereka bahkan bertemu dengan militer Australia untuk memastikan apakah hal ini aman untuk diketahui oleh publik.

5. Sars 2.0

Ilustrasi Corona Virus | unsplash.com/@anikolleshi

Sindrom pernapasan akut parah atau SARS adalah virus yang mematikan. Antara 2002 dan 2003, virus ini menewaskan lebih dari 700 orang selama epidemi SARS yang menginfeksi 8.000 orang di 29 negara.Sekarang, para ilmuwan telah membuat SARS yang lebih mematikan.

Virus SARS mutan baru diciptakan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Dr. Ralph Baric dari Universitas Carolina Utara. Para peneliti menyebutnya SARS 2.0.

Para peneliti mengembangkan virus dengan menambahkan beberapa protein ke SARS yang terjadi secara alami. SARS 2.0 kebal terhadap vaksin dan perawatan yang digunakan untuk menyembuhkan SARS alami.

Mereka mengatakan bahwa penelitian itu perlu untuk mengembangkan vaksin yang lebih kuat untuk menyelamatkan kita dari epidemi SARS yang lebih mematikan.

6. Campuran Virus MERS-Rabies

Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

Para ilmuwan telah menciptakan virus campuran MERS-Rabies untuk mengembangkan vaksin yang akan melindungi kita dari kedua virus tersebut.

Rabies merupakan penyakit mematikan yang dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing yang terinfeksi yang biasanya terdapat virus dalam air liurnya.

MERS merupakan virus baru yang muncul di Arab Saudi beberapa tahun lalu. Virus ini terkait erat dengan SARS dan menyebar dari kelelawar ke unta dan akhirnya ke manusia.

Mereka menggunakan virus baru untuk mengembangkan virus baru yang membuat tikus kebal terhadap rabies dan MERS.

 

4 dari 5 halaman

7. Phi-X174

Phi-X174 adalah virus buatan lain yang diproduksi di laboratorium oleh para peneliti di Insititute of Biological Energy Alternatives di Rockville, Maryland, Amerika Serikat (AS).

Para peneliti membuat model virus buatan setelah virus phiX alami. PhiX adalah bakteriofag, kategori virus yang menginfeksi dan membunuh bakteri. Namun, tidak berpengaruh pada manusia.

Mereka membuat virus buatan dalam 14 hari yang sangat mirip dengan virus alami sehingga tidak mungkin untuk mengetahui bedanya. Para peneliti juga berharap virus baru tersebut menjadi langkah awal dalam mengembangkan mutan dan bakteri buatan yang bisa digunakan untuk kepentingan manusia.

8. Virus Tanpa Nama

Sumber: Freepik

Para peneliti dari University College London dan National Physical Laboratory telah menciptakan virus tanpa nama yang membunuh bakteri dan berperilaku seperti virus alami pada umumnya.

Seperti phi-X174, ini adalah bakteriofag tetapi lebih mematikan. Virus yang tidak disebutkan namanya ini menyerang bakteri yang di sekitarnya.

Dalam hitungan detik, virus ini pecah menjadi bagian-bagian kecil yang menempel dan membuat lubang pada tubuh bakteri.

Peneliti berharap hasilnya akan digunakan untuk mengobati dan mempelajari penyakit bakteri pada manusia. Virus juga bisa digunakan untuk mengubah gen manusia.

9. Flu Burung

Dokter departemen satwa liar India mengumpulkan sampel usap dari bebek di taman Manda di Jammu, India (7/1/2021).  Jammu dan Kashmir telah menyuarakan kewaspadaan dan mulai mengumpulkan sampel burung untuk menguji flu burung di wilayah tersebut. (AP Photo/Channi Anand)

Beberapa ilmuwan Belanda telah menciptakan versi mutan dan lebih mematikan dari flu burung yang memang sudah mematikan. Flu burung alami tidak mudah menular antar manusia. Namun, para peneliti mengubahnya sehingga dapat menular.

Untuk menguji virus baru mereka, para peneliti mengekspos beberapa musang ke dalamnya. Musang dipilih karena memiliki gejala flu burung yang mirip dengan manusia.

Sepuluh generasi kemudian, virus ini bermutasi lagi dan menyebar ke udara. Flu burung alami bukanlah penyakit yang ditularkan melalui udara.

Walaupun para ilmuwan khawatir bahwa teroris dapat membunuh separuh orang di dunia, para peneliti yang terlibat mengatakan bahwa penelitian tersebut perlu untuk mempersiapkan diri untuk epidemi flu burung bermutasi.

10. Virus H1N1

Rumah sakit stroke. (Foto: Yerson Retamal from Pixabay)

Para tahun 1918, ada wabah flu mematikan yang menewaskan 100 juta orang. Flu ini menyebabkan darah merembes ke paru-paru korban. Mereka mengeluarkan darah dari hidung dan mulut sebelum tenggelam dalam darah di dalam paru-paru.

Flu ini kembali pada tahun 2009 walaupun tidak begitu mematikan dan lebih mematikan dari yang seharusnya. Ilmuwan Yoshihiro Kawaoka mengambil sampel galur yang bermutasi yang bermutasi yang menyebabkan epidemi 2009 dan menggunakannya untuk membuat galur mematikan yang kebal terhadap vaksin.

Kawaoka tidak berencana menghasilkan versi flu yang lebih mematikan pada saat itu. Dia hanya ingin membuat versi asli flu sehingga dia bisa mempelajari bagaimana flu itu bermutasi dan mampu melewati kekebalan kita.

Virus mematikan disimpan di laboratorium dan bisa berakibat fatal jika pernah dirilis.

 

Reporter: Paquita Gadin

5 dari 5 halaman

Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.