Sukses

Dukung Kesetaraan Gender, British Council Siapkan Beasiswa Bidang Teknologi untuk Perempuan

British Council memaparkan beasiswa untuk wanita di Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).

Liputan6.com, Jakarta - Pada webinar 'Voices of Women in STEM : A Conversation' pada Rabu (17/2/2021), British Council memaparkan beasiswa untuk wanita di Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).

Menurut British Council, kesenjangan gender di STEM telah didokumentasikan dengan baik.

Wanita dalam STEP tidak hanya merupakan minoritas. Namun, penelitian mereka diterbitkan lebih sedikit, dibayar lebih sedikit, dan lebih kemungkinan untuk mendapat posisi kepemimpinan daripada pria padahal wanita terbukti memiliki rata-rata produktif 8% lebih tinggi daripada pria.

British Council telah meluncurkan program beasiswa yang bekerja sama dengan tiga universitas di Inggris untuk menguntungkan wanita dari negara-negara yang telah ditentukan -- Indonesia adalah salah satu negara tersebut.

Manfaat-manfaat utama dari beasiswa ini adalah gengsi akademi, keuangan dari segi biaya sekolah, biaa perjalanan, visa, dan biaya kesehatan.

Yang membuat beasiswa ini unik adalah adanya dukungan khusus untuk ibu dalam bentuk uang saku. Selain itu, British Council juga akan menyediakan bantuan bahasa Inggris.

Kriteria untuk mengikuti program beasiswa ini adalah:

1. Wanita.

2. Pemegang paspor dan menjadi penduduk tetap dari salah satu negara yang ditentukan yaitu Argentina, Brasil, Kolombia, Kuba, Jamaika, Meksiko, Peru, Venezuela, Afganistan, Bangladesh, India, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Kambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

3. Mengirimkan aplikasi untuk lanjut studi pascasarjana yang memenuhi syarat program di salah satu program area di salah satu universitas Inggris yang melakukan kerja sama oleh program ini.

4. Sudah menyelesaikan semua komponen dari gelar sarjana yang akan memungkinkan mereka memperoleh keuntungan masuk ke program pascasarjana ini.

5. Belum pernah belajar di tingkat sarjana atau lebih tinggi di Inggris atau pernah tinggal di Inggris baru-baru ini.

6. Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sesuai syarat atau diharapkan memenuhi persyaratan setelah kursus sebelum program berlangsung.

7. Mendemonstrasikan mengapa membutuhkan dukungan finansial melalui uji kemampuan yang dilakukan oleh mitra universitas Inggris.

8. Kembali ke negara asal untuk minimal dua tahun setelah program beasiswa berakhir.

Jika ingin mencalonkan diri untuk mengikuti program beasiswa ini, kunjungi website British Council di www.britishcouncil.org/study-work-abroad/in-uk/scholarship-women-stem.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sudah Menjadi Ibu? Jangan Khawatir!

Jika Anda ingin mendaftarkan diri namun khawatir karena alasan sudah mempunyai keluarga, jangan khawatir.

Salah satu pembicara dari webinar tersebut, Dwikorita Karnawati, seorang pakar Geologi yang merupakan ketua BMKG, menceritakan pengalamannya saat ia harus menempuh studi S3 di Inggris saat anaknya masih berumur di bawah satu tahun dan masih harus menyusui.

Dwikorita akhirnya membawa anaknya ke Inggris.

Pada awalnya, ia sempat khawatir. Namun, semuanya akhirnya baik-baik saja.

"Apabila dalam keraguan, ini, saya rasa, silahkan, untuk cari informasi selengkap dan setepat mungkin," jelasnya saat ditanya apakah ada pesan untuk wanita yang berada di STEM, "Jadi kalau ragu, cari informasi."

Ia juga mengatakan bahwa jika sudah berkeluarga, koordinasi adalah hal yang penting.

 

Reporter : Paquita Gadin

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Seberapa Sering Harus Ikuti Tes Covid-19?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.