Sukses

Badai Sebabkan Kehancuran di India dan Bangladesh

Di negara tetangga, Bangladesh, para pejabat pemerintah tadinya mengatakan Badai Amphan telah menyebabkan kerusakan bernilai $130 juta, tapi angkanya bisa bertambah.

Liputan6.com, Jakarta - Para pejabat di India mengatakan sebuah badai kuat yang melanda beberapa bagian India timur dan Bangladeh awal pekan ini, menyebabkan kehancuran dan kekacauan.

Bencana itu juga menyebabkan kerusakan infrastruktur dan hasil pertanian di India, dengan kerugian sekitar $13 miliar, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (24/5/2020).

Di negara tetangga, Bangladesh, para pejabat pemerintah tadinya mengatakan Badai Amphan telah menyebabkan kerusakan bernilai US$130 juta, tapi angkanya bisa bertambah.

Amphan menewaskan sedikitnya 102 orang di kedua negara itu, sebagian besar karena tertimbun reruntuhan dan tersengat listrik.

Para pejabat mengatakan jumlah korban tewas bisa lebih tinggi, apabila lebih dari 3 juta orang tidak dievakuasi sebelum Amphan melanda.

Dua pejabat pemerintah Bengal Barat mengatakan kepada Reuters, Sabtu (23/5), badai itu menghancurkan rumah-rumah, hasil pertanian dan properti lain yang dimiliki oleh lebih dari 13 juta orang.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan dalam pernyataan pada Sabtu (23/5) bahwa dia "sedih dengan hilangnya nyawa dan kehancuran" di kedua negara itu. Dia juga memuji "pemerintah, petugas darurat dan masyarakat yang telah berusaha membuat warga aman sebelum badai tiba dan membantu kebutuhan mereka setelahnya."

Guterres juga mengatakan PBB "siap membantu upaya-upaya itu."

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyelamatan Terhalang

 

Operasi penyelamatan dan pemulihan dihambat oleh pandemi virus corona dan social distancing yang sedang berlangsung bisa menambah kesulitan.

Warga berjalan melewati tiang bendera tanda bahaya besar di Dacope distrik Khulna, menjelang topan Amphan yang diperkirakan akan melanda kawasan ini, 20 Mei 2020.

Direktur Jenderal Meteorologi India Mrutyunjay Mohapatra mengatakan upaya sedang dilakukan untuk memastikan penjagaan jarak sosial tetap dipertahankan saat mengevakuasi orang dan pemerintah mengusahakan daerah khusus untuk menampung warga selain tempat penampungan yang sudah ada.

Palang Merah Internasional di Bangladesh mengatakan Ampham mengancam hampir setengah juta pengungsi Rohingya - kebanyakan perempuan dan anak perempuan - di sebuah kamp di Bangladesh. Pandemi COVID-19 telah memaksa mereka yang berada di penampungan terancam bahaya hanyut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.