Sukses

Ikut Jejak Sri Lanka, Filipina Kremasi Pasien Meninggal Akibat Corona COVID-19

Filipina pada hari Minggu mengonfirmasikan 220 kasus Corona COVID-19, sehingga jumlah totalnya di negara itu menjadi 4.648.

Liputan6.com, Manila - Otoritas Filipina pada Minggu 12 April 2020 mengatakan kepada rumah sakit dan unit pemerintah setempat untuk memastikan bahwa tubuh pasien yang meninggal karena Corona COVID-19 harus dikremasi dalam waktu 12 jam setelah meninggal dunia.

Peran antar-lembaga di Filipina dalam memerangi Corona COVID-19 yaitu memberlakukan aturan 12 jam setelah meninggal untuk dikremasi sebagai bagian dari protokol.

"Kita harus tetap berpegang pada aturan 12 jam ketika datang harus dikremasi," kata pejabat pemerintah Karlo Nograles, demikian dikutip dari laman The Star, Selasa (14/4/2020).

East Avenue Medical Center, salah satu rumah sakit besar yang menangani pasien Corona COVID-19 di Manila, mengungkapkan bahwa kamar mayatnya tidak memiliki peralatan yang memadai, seperti freezer, untuk menyimpan mayat tambahan.

"Kamar mayat kami dibangun hanya untuk lima pasien," kata Dennis Ordona, seorang dokter dan juru bicara rumah sakit, kepada CNN Filipina.

"Jumlah tertinggi yang kami catat sejauh ini adalah 20 yang belum diambil."

Filipina pada hari Minggu mengonfirmasikan 220 kasus Corona COVID-19, sehingga jumlah totalnya di negara itu menjadi 4.648.

Sebelumnya, otoritas di Sri Lanka juga membuat peraturan untuk mengkremasi bagi seluruh pasien meninggal akibat Virus Corona COVID-19. Padahal, tidak semua warga negaranya bisa menerima kebijakan tersebut. Salah satunya adalah populasi Muslim yang menyatakan bahwa aturan itu bertentangan dengan ajaran mereka.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Ekonomi

Departemen Kesehatan Filipina (DOH) juga melaporkan lebih dari 50 kematian Corona COVID-19, sehingga jumlah kematian menjadi 297.

DOH lebih lanjut mengatakan bahwa 40 pasien baru telah pulih, sehingga total pemulihan menjadi 197.

Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan mengatakan bahwa lebih dari 1 juta pekerja mengalami permasalahan ekonomi akibat dampak lockdown.

Kelompok buruh, Silvestre Bello mengatakan bahwa mereka yang bekerja di sektor formal dipengaruhi oleh penutupan sementara atau pengaturan kerja yang fleksibel.

Sementara itu, Menteri Keuangan Carlos Dominguez mengatakan pemerintah akan memobilisasi 1,17 triliun peso (US $ 23,19bil) langkah-langkah fiskal dan moneter sampai saat ini untuk membantu mengalahkan virus dan memberikan bantuan kepada orang miskin dan sektor-sektor lain terdampak dari pukulan ekonomi pandemi ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.