Sukses

Donald Trump Pecat 2 Pejabat yang Bersaksi di Sidang Pemakzulannya

Donald Trump dikatakan menginginkan adanya pergantian staf setelah para senator berusaha melengserkannya dalam kasus pemakzulan pada hari Rabu.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden AS Donald Trump telah memecat dua pejabat senior yang bersaksi melawannya di pengadilan pemakzulannya.

Utusan AS untuk Uni Eropa, Gordon Sondland, mengatakan dia "diberitahu hari ini bahwa presiden bermaksud untuk memanggil saya segera.”

Dalam waktu beberapa jam sebelumnya, Letnan Kolonel Alexander Vindman, saudara kembarnya yang juga merupakan seorang pakar top Ukraina, dikawal dari Gedung Putih. Demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (8/2/2020).

Donald Trump dikatakan menginginkan adanya pergantian staf setelah para senator berusaha melengserkannya dalam kasus pemakzulan pada hari Rabu.

Namun pada akhirnya, Trump berhasil dibebaskan oleh Senat dalam sidang pemakzulan.

Dalam pemungutan suara bersejarahnya, Senat memutuskan untuk tidak melengserkan presiden Amerika ke-45 dari jabatannya dengan tuduhan yang muncul dari interaksinya dengan Ukraina.

Saudara kembar Letnan V Vindman, Yevgeny Vindman, seorang pengacara senior untuk Dewan Keamanan Nasional, juga dikirim kembali ke Departemen Angkatan Darat pada hari Jumat waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacaranya, Sondland mengatakan: "Saya dinasihati hari ini bahwa presiden berniat memanggil saya segera sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa.”

"Saya berterima kasih kepada Presiden Trump karena telah memberi saya kesempatan untuk melayani, kepada Sekretaris [Negara Mike] Pompeo atas dukungannya yang konsisten, dan kepada para profesional luar biasa dan berdedikasi dalam misi AS ke Uni Eropa,” katanya lagi.

"Saya bangga dengan prestasi kami. Pekerjaan kami di sini telah menjadi puncak karier saya," kata Sondland.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pencopotan Vindman Bersaudara

Penasehat Letnan Kolonel Vindman, David Pressman, mengatakan kepada BBC bahwa kliennya telah "dikawal keluar dari Gedung Putih di mana ia dengan patuh melayani negaranya dan presidennya".

"Tidak ada pertanyaan dalam benak orang Amerika mengapa pekerjaan orang ini berakhir, mengapa negara ini sekarang memiliki satu prajurit yang melayani di Gedung Putih berkurang," tulis pernyataan itu.

"LTC Vindman diminta pergi karena mengatakan yang sebenarnya. Kehormatannya, komitmennya untuk benar, menakuti yang kuat."

Ia menambahkan: "Kebenaran telah membuat LTC Alexander Vindman pekerjaannya, kariernya, dan privasinya."

Pernyataan itu melanjutkan: "Orang yang paling kuat di dunia - didukung oleh yang diam, yang fleksibel, dan yang terlibat - telah memutuskan untuk membalas dendam.

Letnan Kolonel Vindman dilaporkan muncul untuk bekerja di Gedung Putih seperti biasa pada hari Jumat.

Ketika Vindman meninggalkan gedung eksekutif pada hari Jumat untuk menuju North Carolina, Trump mengatakan kepada wartawan: "Saya tidak senang dengannya (Letnan Kolonel Vindman).

"Kamu pikir aku seharusnya senang dengannya? Aku tidak."

Presiden Trump sejauh ini belum berkomentar lebih lanjut.

Menurut sumber-sumber Gedung Putih, Letkol Vindman telah menyangka bahwa dirinya akan dipindahkan kembali. Dia memberi tahu kolega selama berminggu-minggu bahwa dia siap untuk pindah kembali ke departemen pertahanan, di mana dia masih berstatus sebagai prajurit aktif.

Sebelumnya pada hari Jumat, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan kepada wartawan bahwa departemennya menyambut kembali semua personelnya dari penugasan.

"Dan seperti yang saya katakan, kita melindungi semua anggota layanan kita dari pembalasan atau semacamnya," tambah Esper.

 

3 dari 3 halaman

Ini Alasan Trump Sebal Kepada Vindman?

Ketika bersaksi di Kongres pada November lalu, Sondland sangat jelas dalam kesaksiannya mengatakan bahwa kunjungan Gedung Putih oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bergantung pada Kyiv yang meluncurkan penyelidikan yang secara politis dapat membantu Presiden Trump.

"Apakah ada quid pro quo (bantuan yang diberikan dengan imbalan sesuatu)?" Sondland bertanya.

"Seperti yang saya bersaksi sebelumnya, sehubungan dengan panggilan Gedung Putih yang diminta dan pertemuan Gedung Putih, jawabannya adalah ya."

Sondland pada saat itu bekerja dengan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, pada kebijakan Ukraina atas arahan eksplisit presiden.

Letkol Vindman juga memberikan kesaksian November lalu. Dia mengatakan dia "prihatin" setelah mendengar panggilan telepon "tidak patut" Trump pada 25 Juli tahun lalu dengan presiden Ukraina.

Seruan itu kemudian membuat Trump harus melewati proses pemakzulan pada bulan Desember oleh DPR untuk penyalahgunaan kekuasaan dan obstruksi Kongres.

Anggota parlemen yang demokratis berpendapat bahwa presiden telah menggantungkan bantuan AS dengan imbalan bantuan politik.

Perwira AS itu memberi peringatan atas panggilan Trump-Ukraina.

Ketika ditanya bagaimana dia mengatasi rasa takutnya akan pembalasan untuk bersaksi, Letnan Kolonel Vindman bersaksi: "Anggota Kongres, karena ini adalah Amerika ... dan di sini, hal yang benar."

Trump menyebut si kembar Vindman dalam suatu omelannya terhadap musuh-musuh politiknya di Gedung Putih, satu hari sebelum mencopot mereka dari jabatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini