Sukses

Antisipasi Penyebaran Virus Corona, China Tutup Fasilitas Transportasi Umum di 10 Kota

Otoritas China telah mengambil tindakan untuk menutup fasilitas transportasi umum di 10 kota.

Liputan6.com, Wuhan - China saat ini telah menangguhkan transportasi umum di setidaknya 10 kota di sekitar wilayah tempat wabah virus mematikan berada. Kebijakan tersebut tentu mempengaruhi pergerakan sekitar 26 juta orang menjelang Tahun Baru Imlek akhir pekan ini.

Huangshi, dengan populasi 2,4 juta, menjadi salah satu kota terbaru di provinsi Hubei untuk menutup rute transportasi pada Jumat (24 Januari) termasuk menutup terminal feri dan jembatan di atas Sungai Yangtze, serta menangguhkan transportasi umum.

Pada hari Kamis, bus penumpang jarak jauh, pelatih wisata dan transportasi umum dihentikan di Qianjiang, sebuah kota di Hubei tengah dengan populasi hampir 1 juta orang.  Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (24/1/2020).

Pihak berwenang mengatakan langkah-langkah itu dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus corona baru, yang kini telah menginfeksi lebih dari 800 orang dan menewaskan 25 orang.

Virus, yang berawal di kota Wuhan, telah menyebar ke kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong.

Bahkan kini, kasus tersebut telah dikonfirmasi di Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam dan Amerika Serikat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mirip SARS

Virus corona telah menimbulkan kekhawatiran karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan hampir 650 orang di seluruh daratan China dan Hong Kong pada 2002-2003.

Kereta dan pesawat dihentikan dan diimbau untuk tidak meninggalkan Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta, pada hari Kamis karena kota itu dikunci secara efektif. Kapal penumpang dan bus juga dilarang memasuki kota.

"Tahun ini kami mengalami Tahun Baru Imlek yang menakutkan. Orang-orang tidak pergi ke luar karena virus itu," kata seorang pengemudi taksi di kota itu, yang meminta tidak disebutkan namanya, kepada AFP.

Tapi dia tidak khawatir tentang menipisnya stok makanan akibat ditutupnya toko-toko. 

"Tidak, karena ini Tahun Baru Imlek dan orang-orang sudah membeli banyak hal untuk dimasak di rumah selama beberapa hari."

3 dari 3 halaman

Tempat Umum Ditutup

Di Kota Zhijiang, semua tempat umum telah ditutup kecuali rumah sakit, supermarket, pasar petani, pompa bensin dan toko obat.

Kota Huanggang, sebuah kota berpenduduk 7,5 juta orang, juga telah dibekukan dan warga diberitahu untuk tidak meninggalkan kota itu sementara kota Ezhou juga menutup stasiun kereta.

Kota-kota lain dengan pembatasan perjalanan termasuk Xiantao, sebuah kota berpenduduk 1,5 juta, dan Chibi, yang memiliki sekitar 500.000 orang, akan menutup pintu masuk stasiun tol dan menghentikan rute transportasi.

Tempat hiburan dalam ruangan di kota Enshi juga telah ditutup, katanya.

Sama seperti lainnya, bus di kota Xianning turut menangguhkan layanan.

Otoritas provinsi Hubei mengatakan mereka membatalkan pertunjukan budaya dan tempat-tempat budaya publik.

Agen perjalanan di provinsi tersebut telah menangguhkan kegiatan bisnis, dan tidak lagi mengorganisir kelompok wisata, kata pihak berwenang dalam sebuah pengumuman pada hari Jumat.

Mulai pukul 12.00 siang waktu setempat, Hubei juga akan berhenti mengoperasikan taksi online dan memberlakukan pembatasan penumpang terhadap taksi di jalan.

Untuk mencegah perjalanan liburan nasional, pemerintah mengatakan mulai hari Jumat, siapa pun yang membeli tiket untuk kereta api, udara, pelatih jarak jauh, atau transportasi air dapat menerima pengembalian uang setelah pembatalan.

Beijing juga telah membatalkan pertemuan besar-besaran yang biasanya menarik banyak orang di kuil-kuil selama liburan Tahun Baru, sementara Forbidden City yang bersejarah akan ditutup mulai Sabtu.

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk virus yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan itu. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis menyebut wabah "darurat di China" tetapi tidak menyatakannya sebagai status darurat internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.