Sukses

Lari Pagi Jadi Bentuk Protes Masyarakat Thailand Terhadap Pemimpin Diktator

Masyarakat Thailand menggelar aksi unjuk rasa dengan cara yang berbeda, yaitu dengan mengadakan acara lari.

Liputan6.com, Bangkok - Ribuan orang telah ikut serta dalam kegiatan lari pagi di Thailand untuk memprotes pemerintah yang didukung militer dan menyerukan kebebasan politik.

Setidaknya 10.000 orang mendaftar untuk ikut serta dalam acara 'Run Against Dictatorship' di ibukota Bangkok, menurut laporan BBC, Senin (13/1/2020). 

Sekitar 3.000 orang menuliskan nama mereka untuk acara serupa di taman-taman kota lainnya untuk mendukung Prayuth Chan-ocha.

Mantan penguasa militer itu kembali berkuasa sebagai perdana menteri dalam pemilihan tahun lalu.

Thailand telah dihantam oleh ketidakstabilan politik selama bertahun-tahun, sebagian besar pertempuran antara pendukung militer dan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Militer negara itu memiliki sejarah campur tangan dalam politik dan telah merebut kekuasaan 12 kali sejak berakhirnya monarki absolut pada tahun 1932. Prayuth, seorang pensiunan jenderal, memimpin kudeta militer yang memindahkan saudara perempuan Thaksin, Yingluck pada 2014.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penghormatan Tiga Jari

Di Bangkok, banyak pengunjuk rasa anti-pemerintah berteriak, "Prayuth, keluar!" dan "Hidup demokrasi lama" ketika mereka berlari melewati para pasukan keamanan. Acara paralel diadakan di kota-kota lain di seluruh negeri.

Banyak yang menunjukkan penghormatan tiga jari selama protes anti-pemerintah pada 2014, suatu isyarat yang ditampilkan dalam seri Hunger Games yang melambangkan persatuan di tengah perjuangan.

Acara utama di Bangkok dianggap sebagai salah satu aksi protes terbesar terhadap pemerintah Prayuth. Acara kali ini mengikuti demonstrasi besar yang diadakan bulan lalu oleh Thanathorn Juangroongruangkit, seorang miliarder yang telah muncul sebagai kritikus sengit terhadap perdana menteri.

"Kami ingin orang-orang merasa bahwa untuk keluar dan menuntut hak-hak kami dan mengekspresikan diri kami adalah sesuatu yang bisa dilakukan," Tanawat Wongchai, yang mengorganisir acara hari Minggu, dikutip oleh kantor berita Reuters.

Terlihat juga di taman lain di ibukota, acara "Walk to Cheer Uncle" juga diadakan untuk menunjukkan dukungan bagi pemerintah. Prayuth telah dijuluki sebagai perdana menteri Uncle Tu oleh warga Thailand.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.