Sukses

19-12-1998: Mengaku Selingkuh, Presiden AS ke-42 Bill Clinton Dimakzulkan

Pada 19 Desember 1998, mantan Presiden AS Bill Clinton dimakzulkan atas kasus perselingkuhan yang ia lakukan dengan Monica Lewinsky.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah debat yang berlangsung hingga 14 jam, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui dua pasal pemakzulan terhadap Presiden Bill Clinton. DPR menuntutnya karena telah berbohong di bawah sumpah kepada dewan juri federal dan juga menghalangi keadilan. Clinton merupakan presiden kedua dalam sejarah Amerika yang akan dimakzulkan. Ia kemudian berjanji untuk mengakhiri masa jabatannya.

Pada November 1995, Clinton memulai perselingkuhannya dengan Monica Lewinsky, pekerja magang berusia 21 tahun yang belum dibayar. Selama satu setengah tahun, presiden dan Lewinsky melakukan sejumlah pertemuan seksual di Gedung Putih. Demikian dikutip dari history.com, Kamis (19/12/2019).

Pada April 1996, Lewinsky dipindahkan ke Pentagon. Pada musim panas itu, ia pertama kali menceritakan kepada rekan kerjanya di Pentagon, Linda Tripp tentang hubungan seksualnya dengan presiden. Pada tahun 1997, dengan berakhirnya hubungan mereka, Tripp mulai diam-diam merekam percakapan dengan Lewinsky, di mana Lewinsky memberikan rincian kepada Tripp tentang perselingkuhan yang terjadi.

Pada bulan Desember, pengacara Paula Jones, yang menuntut presiden atas tuduhan pelecehan seksual, memanggil Lewinsky. Pada Januari 1998, diduga di bawah rekomendasi presiden, Lewinsky mengajukan pernyataan tertulis di mana dia menyangkal pernah melakukan hubungan seksual dengannya.

Lima hari kemudian, Tripp menghubungi kantor Kenneth Starr, penasihat independen Whitewater, untuk berbicara tentang Lewinsky dan kaset-kaset yang dia buat dari percakapan mereka.

Tripp, yang terhubung oleh agen-agen FBI dan bekerja dengan Starr, bertemu dengan Lewinsky lagi, dan pada 16 Januari, Lewinsky dibawa oleh agen-agen FBI dan pengacara AS ke kamar hotel tempat dia ditanyai serta menawarkan imunitas jika dia bersedia untuk bekerja sama dengan prosekusi. Beberapa hari kemudian, ceritanya menyebar luas, dan Clinton secara terbuka membantah tuduhan itu, dengan mengatakan, "Saya tidak memiliki hubungan seksual dengan wanita itu, Ms. Lewinsky."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyesalan Bill Clinton

Pada akhir Juli, pengacara untuk Lewinsky dan Starr membuat perjanjian imunitas penuh yang mencakup keduanya, baik Lewinsky dan orang tuanya.

Pada 6 Agustus, Lewinsky muncul di depan dewan juri untuk memulai kesaksiannya, dan pada 17 Agustus Presiden Clinton bersaksi. Bertolak belakang dengan kesaksiannya dalam kasus pelecehan seksual Paula Jones, Presiden Clinton akhirnya mengakui kepada jaksa penuntut dari kantor penasihat independen bahwa ia pernah berselingkuh dengan Lewinsky.

Dalam kesaksian tertutup yang berlangsung selama empat jam, yang dilakukan di Ruang Peta Gedung Putih, Clinton berbicara langsung melalui televisi sirkuit tertutup kepada dewan juri di gedung pengadilan federal terdekat. Dia merupakan presiden pertama yang bersaksi di hadapan dewan juri yang menyelidiki perilakunya.

Malam itu, Presiden Clinton juga memberikan pidato empat menit dan mengakui telah melakukan hubungan yang tidak pantas dengan Lewinsky. Dalam pidato singkatnya, yang diwarnai dengan legalisme, kata "seks" tidak pernah diucapkan, dan kata "penyesalan" hanya digunakan sehubungan dengan pengakuannya bahwa ia menyesatkan masyarakat dan keluarganya.

Kurang dari sebulan kemudian, pada 9 September, Kenneth Starr menyerahkan laporannya dan 18 kotak dokumen pendukung ke Dewan Perwakilan Rakyat. Dua hari kemudian, Starr Report menguraikan kasus untuk memakzulkan Clinton atas 11 alasan, termasuk sumpah palsu, penghalang keadilan, perusakan saksi, penyalahgunaan kekuasaan, dan juga memberikan rincian eksplisit tentang hubungan seksual antara presiden dan Lewinsky.

Pada 8 Oktober, DPR mengesahkan penyelidikan pemakzulan yang luas, dan pada 11 Desember, Komite Kehakiman DPR menyetujui tiga pasal pemakzulan. Pada 19 Desember, DPR akhirnya memecat Clinton dari jabatannya.

3 dari 3 halaman

Senat Harus Terpecah

Pada tanggal 7 Januari 1999, dalam prosedur kongres yang tidak terlihat sejak sidang pemakzulan di tahun 1868 terhadap Presiden Andrew Johnson, persidangan Presiden Clinton sedang berlangsung di Senat. Seperti yang diinstruksikan dalam Pasal 1 Konstitusi A.S., hakim agung Mahkamah Agung A.S. (William Rehnquist saat ini) dilantik untuk memimpin, dan para senator disumpah sebagai anggota juri.

Lima minggu kemudian, pada tanggal 12 Februari, Senat memilih apakah mereka akan mengeluarkan Clinton dari kantor. Presiden dibebaskan dari kedua pasal pemakzulan.

Proses penuntutan membutuhkan setidaknya dua pertiga suara mayoritas untuk menghukum, tetapi mereka gagal untuk mencapai angka tersebut. Menolak tuduhan sumpah palsu, 45 dari Demokrat dan 10 dari Republik memilih "tidak bersalah," dan atas tuduhan menghalangi keadilan, Senat terpecah 50-50.

Setelah persidangan berakhir, Presiden Clinton mengatakan dia "sangat menyesal" atas beban perilakunya yang dikenakan pada Kongres dan rakyat Amerika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini