Sukses

Presiden Baru Aljazair Mulai Buka Pembicaraan Dengan Demonstran

Liputan6.com, Aljir - Presiden Aljazair yang baru terpilih, Abdelmadjid Tebboune, merangkul anggota gerakan pro-demokrasi negara itu.

Berbicara di televisi setelah kemenangan pemilu, Tebboune berkata, "Saya langsung menghadapi gerakan dan menyambut baik pembicaraan serius, demi Aljazair."

Dilansir dari VOA Indonesia, Sabtu (14/14/2019), otoritas pemilu pada Jumat, 13 Desember 2019 mengatakan Tebboune, mantan perdana menteri yang setia kepada pimpinan militer Aljazair yang berpengaruh, terpilih sebagai presiden baru negara itu.

Pemilu itu diboikot oleh anggota gerakan pro-demokrasi Aljazair. Menurut kepala Otoritas Pemilihan Independen Nasional, Tebboune, yang berusia 74, mendapat 58,15 persen suara di negara Afrika Utara ini.

Tingkat partisipasi pemilih hanya 41 persen, mencerminkan rasa frustrasi banyak warga Aljazair yang mengharapkan wajah-wajah baru di antara para kandidat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demo di Aljazair Berlangsung Lebih Larut dari Hong Kong

Sejak akhir Februari, rakyat Aljazair terus-menerus turun ke jalan setiap pekannya untuk menuntut perbaikan politik. Kali ini, aksi tersebut telah mamasuki bulan ketujuh, melebihi protes yang kurang lebih serupa di Hong Kong. 

Ketika gerakan protes negara itu memasuki bulan ketujuh pada Jumat 23 Agustus, para demonstran berkumpul di Aljir dan kota-kota besar lainnya, untuk menyerukan pemecatan elit yang berkuasa.

Pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan seperti "Aljazair yang bebas dan demokratis", serta "negara sipil, bukan yang militer", demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (23/8/2019).

Kemarahan para demonstran diarahkan pada kepala militer Aljazair, Ahmed Gaid Salah, yang menjadi tokoh pemerintahan utama sejak Presiden Abdelaziz Bouteflika mengundurkan diri pada bulan April, akibat didesak mundur oleh rakyat.

Mereka juga melampiaskan kemarahan terhadap Karim Younes, mantan ketua majelis rendah yang ditunjuk oleh pihak berwenang untuk memimpin dialog nasional, guna membuka jalan bagi pemilihan presiden Aljazair.

"Karim Younes tidak mewakili kami dan Gaid (Salah) tidak memerintah kami!" teriak para demonstran.

"Kami tidak akan tertipu oleh dialog apa pun. Orang-orang sadar tentang ini," teriakan lain menyahut.

Meski begitu, para pengunjuk rasa di Aljazair bubar dengan tenang pada sore hari, seperti yang terjadi di pusat-pusat kota utama lainnya.

Baca Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.