Sukses

Kisah Miris Perempuan Korban Topan Mozambik Jual Diri Demi Bantuan Pangan

Demi bantuan pangan pasca-hantaman badai dahsyat, banyak perempuan di Mozambik rela menjual diri demi mendapat bantuan pangan.

Liputan6.com, Maputo - Lembaga Human Rights Watch (HRW), pada hari Kamis, mendesak pihak berwenang Mozambik untuk menyelidiki dan menuntut para pelaku yang dituduh mengeksploitasi perempuan --yang terkena dampak Topan Idai-- secara seksual dengan imbalan bantuan pangan.

Dahsyatnya Topan Idai, yang melanda Mozambik pada 14 Maret, menghancurkan jalur listrik, menumbangkan pohon-pohon, serta membuat banyak rumah dan lokasi bisnis rata dengan tanah.

Menurut PBB, lebih dari satu juta orang di Mozambik "masih berjuang untuk bangkit kembali" setelah hantaman badai, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (26/4/2019).

HRW mengatakan para pemimpin masyarakat, beberapa terkait dengan Partai Frelimo yang berkuasa, telah memaksa perempuan untuk melakukan hubungan seks dengan imbalan "sekantong beras".

Para elite tidak bertanggung jawab itu juga meminta uang kepada warga Mozambik yang terdampak agar nama mereka dimasukkan dalam daftar distribusi bantuan.

"Eksploitasi seksual terhadap perempuan yang berjuang untuk memberi makan keluarga mereka setelah hantaman Topan Idai, harus segera dihentikan," kata Dewa Mavhinga, direktur HRW Afrika Selatan.

"Bantuan darurat harus diberikan secara bebas kepada semua orang yang membutuhkan, dan pemerintah bersama dengan penyedia bantuan harus memastikan bahwa distribusi bantuan tidak pernah digunakan sebagai kesempatan untuk melakukan pelecehan," lanjutnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memanfaatkan Ketidakcukupan Pangan

Seorang pemimpin masyarakat di Tica, Distrik Nhamatanda, mengatakan kepada HRW bahwa dalam beberapa kasus, di mana akses melalui jalan tidak mungkin, para pemimpin masyarakat setempat bertanggung jawab untuk menyimpan makanan dan membagikannya kepada warganya setiap pekan.

Dia mengatakan bahwa "karena makanan tidak cukup untuk semua orang", beberapa pemimpin setempat telah memanfaatkan situasi, dengan memungut biaya untuk memasukkan nama mereka dalam daftar distribusi.

Seorang pekerja bantuan mengatakan bahwa seringkali daftar itu mengecualikan rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan.

"Di beberapa desa, perempuan dan anak-anak mereka tidak mendapatkan makanan selama berminggu-minggu," katanya kepada HRW.

"Mereka akan melakukan apa saja untuk makanan, termasuk tidur dengan laki-laki yang mengurus distribusi makanan," lanjutnya dengan nada miris.

3 dari 3 halaman

Bantuan dari Berbagai Badan Kemanusiaan Dunia

Sementara itu, badan-badan kemanusiaan dunia telah berlomba untuk memberi bantuan pangan, pakaian, penampungan, dan layanan kesehatan bagi para korban badai.

Pasca-hantaman Topan Idai, PBB meminta sumbangan senilai US$ 282 juta (setara Rp 4 triliu) untuk mendanai bantuan darurat selama tiga bulan.

Di lain pihak, Dewan IMF menyetujui pinjaman tanpa bunga senilai US$ 118,2 juta (setara Rp 1,6 triliun) untuk upaya pemulihan di Mozambik, pada pekan lalu.

Program Pangan Dunia (FAO) juga mengatakan telah menyalurkan bantuan pangan untuk satu juta orang di berbagai wilayah terdampak topan di Mozambik.

Topan Idai, yang membentuk jalur mematikan melalui Malawi, Mozambik dan Zimbabwe pada bulan lalu, menyebabkan lebih dari dua juta orang --1,85 juta di antaranya berasal dari Mozambik-- terkena dampak badai.

Bank Dunia memperkirakan kerusakan akibat Topan Idai mencapai lebih dari US$ 2 milair untuk ketiga negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.