Sukses

Pemadaman Listrik di Venezuela Berpotensi Kembali Picu Protes Besar-Besaran

Pemadaman listrik secara besar-besaran sejak kamis lalu berisiko kembali memicu protes besar-besaran di Venezuela.

Liputan6.com, Caracas - Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido kembali menyerukan demonstrasi massa di seluruh negeri pada Selasa 12 Maret, untuk memprotes pemadaman listrik yang telah menyebabkan jutaan orang hidup menderita sejak akhir pekan lalu.

"Besok pukul tiga sore, semua rakyat Venezuela akan berada di jalanan," kata Presiden sementara Guaido dalam pidatonya di hadapan Majelis Nasional, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (13/3/2019).

Guaido menggambarkan situasi di Venezuela sebagai "malapetaka", di mana pemadaman listrik yang dimulai Kamis lalu telah "merenggut puluhan nyawa". Dia menyalahkan hal itu sebagai akibat "korupsi dan ketidakmampuan rezim" Presiden Nicolas Maduro.

Tetapi sebaliknya, Maduro justru menuduh Amerika Serikat (AS) dan oposisi melakukan serangan siber pada sistem kelistrikan di Venezuela.

"Serangan kejam yang dilakukan oleh kekaisaran AS terhadap sistem kelistrikan telah terdeteksi, berkat upaya para ahli dan peretas Venezuela yang mempertahankan kerja keras untuk memulihkan perdamaian bagi rakyat," tulis Maduro di Twitter.

Tarek William Saab, kepala jaksa penuntut Venezuela, mengatakan dia meluncurkan penyelidikan ke Guaido atas kecurigaan keterlibatannya dalam pemadaman listrik.

Sebagian besar wilayah Venezuela kehilangan pasokan listrik sejak Kamis lalu, membuat warga mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Pemadaman listrik itu juga membuat pemerintah menangguhkan sekolah dan kegiatan bisnis selama dua hari terakhir, karena sumber tenaga yang ada tidak mencukupi kebutuhan darurat, bahkan untuk ibu kota Caracas sekalipun.

Kongres yang dikendalikan oposisi Venezuela menyatakan "keadaan waspada" secara simbolis pada hari Senin, yang dibarengi oleh seruan Guaido tentang "kerja sama internasional" untuk mengatasi krisis pasoka listrik.

Guaido juga memerintahkan 10 perwakilan diplomatik yang telah ia tunjuk di luar negeri untuk mengoordinasikan dukungan itu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Para Diplomat AS Diusir dari Venezuela

Sementara itu pada hari Selasa, pemerintah Venezuela memerintahkan para diplomat AS angkat kaki dalam waktu 72 jam, setelah perundingan gagal mempertahankan "bagian-bagian kepentingan" diplomatik antara kedua negara.

"Kehadiran para pejabat ini di tanah Venezuela merupakan risiko bagi perdamaian, persatuan dan stabilitas negara," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Maduro, yang dipilih pada 2013 setelah kepergian mentor politiknya, Hugo Chavez, secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan AS pada 23 Januari, ketika washington mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela.

AS merespons dengan mulai mengevakuasi sebagian besar staf diplomatiknya, dua hari kemudian.

Venezuela kini terkunci dalam konflik politik mendalam dengan latar belakang krisis ekonomi selama bertahun-tahun, yang telah mengakibatkan hiperinflasi, tingkat pengangguran tinggi, serta kekurangan makanan dan obat-obatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.