Sukses

Pemuda Ledakkan Bom di Depan Kantor Intelijen Rusia, Teror Militan?

Badan Intelijen Utama Rusia yang terletak di kota bagian utara Negeri Beruang Merah diduga jadi target serangan bom. Tiga pejabat keamanan dilaporkan terluka.

Liputan6.com, Moskow - Seorang pria meledakkan bom di pintu masuk kantor badan intelijen utama Rusia yang terletak di kota bagian utara Negeri Beruang Merah. Insiden yang terjadi pada Rabu 31 Oktober 2018 waktu setempat itu melukai tiga pejabat keamanan, sementara si pelaku tewas.

"Pria itu memasuki kantor The Federal Security Service (FSB) atau Dinas Keamanan Federal di Akhangelsk dan mengeluarkan alat peledak yang diimprovisasi dari tas, menyebabkannya meledak," kata Komite Anti-Teroris Nasional seperti dikutip dari Washington Post, Kamis (1/11/2018). 

Kendati demikian belum diketahui pasti apakah pemuda Rusia itu bermaksud meninggalkan bom itu atau memang sengaja bunuh diri.

Penyelidik Rusia kemudian mengidentifikasi penyerang itu sebagai pemuda lokal berusia 17 tahun. Mereka menyebut serangan tersebut sebagai tindakan terorisme.

Gubernur Akhangelsk Igor Orlov sebelumnya telah melaporkan satu kematian tetapi tidak menunjukkan bahwa yang tewas adalah si penyerang. Pihak berwenang menutup daerah di sekitar kantor FSB dan memperketat keamanan di semua kantor publik di kota itu.

FSB dan keamanan lainnya di wilayah lain Kaukasus Utara sebelumnya juga pernah menjadi target serangan. Umumnya didalangi oleh militan di sana.

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ledakan Diduga Bom di Kampus Krimea

Sebelumnya, satuan Tanggap Darurat beserta Dinas Keamanan Federal (FSB) di Rusia mendatangi sebuah kampus di Krimea, atas laporan ledakan yang menewaskan sekitar 10 orang.

Tak hanya menelan korban jiwa, ledakan ini juga membuat puluhan orang luka-luka, demikian dikutip dari laman dailystar.co.uk, Rabu 17 Oktober 2018.

Laporan awal yang diberikan oleh pihak berwajib menyebut jika ledakan ini berasal dari perangkat peledak yang belum diketahui di Polytechnic College, Rusia.

Meski demikian, pihak Rusia menduga jika aksi ini merupakan ancaman dari teroris, sebab Krimea merupakan wilayah rawan yang masuk kawasan sengketa.

Sergei Melikov, wakil kepala pertama dari Garda Nasional, mencurigai peledakan ini sebagai aksi teror.

Berbicara kepada media lokal, Olga Grebennikova dari pihak kampus menyebut jika ledakan itu dilakukan oleh seseorang yang masuk ke dalam kampus.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan Dinas Keamanannya untuk mencari tahu jenis alat peledak yang dipakai. Selain itu juga meminta memburu para pelaku.

Foto-foto dramatis yang diterbitkan oleh media lokal menunjukkan jendela-jendela di lantai dasar gedung hancur, serta puing-puing berserakan di lantai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.