Sukses

Piala Dunia 2018 Jadi Ajang Cari Jodoh dan Menggoda Gadis Rusia

Liputan6.com, Moskow - Suatu sore di sebuah taman di Moskow, Rusia, penggemar tim nasional Argentina bernama Augustin Otelo sedang duduk santai. Matanya masih berbinar-binar dan ia terlihat bersemangat.

Bukan karena jumlah gol yang dicetak idolanya di Piala Dunia 2018, melainkan jumlah nomor telepon yang ia dapatkan dari gadis-gadis Rusia.

"Empat!", seru insinyur berusia 26 tahun itu. Demikian seperti dikutip dari AFP, Sabtu (23/6/2018). Otelo yang mengenakan kaus garis-garis biru dan putih -- ciri khas jersey negaranya -- mengaku bertaruh dengan rekan-rekannya: siapa di antara mereka yang bisa mendapatkan banyak nomor telepon wanita incarannya.

Bermodal kulit eksotis, Otelo berharap ia bisa "menemukan cinta" di ibukota Rusia.

"Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan saat pertandingan berlangsung, jadi kami putuskan untuk membunuh waktu dengan mencoba mengenal para gadis Rusia," katanya.

Pria asli Argentina itu juga memanfaatkan aplikasi kencan Tinder untuk menemukan teman wanita baru dari Negeri Beruang Merah.

"Ada banyak persaingan di luar sana, karena jumlah pria yang datang ke Rusia untuk menonton Piala Dunia sangat banyak dan sangat sedikit gadis yang mampu berbicara bahasa Inggris atau Spanyol," lanjutnya.

Sementara itu, seorang perempuan Rusia berusia 25 tahun bernama Maria S, mengatakan bahwa dia sangat antusian menyambut Piala Dunia 2018, karena event ini bisa "menggandakan peluangnya" untuk bertemu dengan "teman baru".

"Mungkin itulah keuntungan utamanya," ujar si rambut coklat yang mengambil kelas bahasa Inggris menjelang laga.

Temannya, Lyubov, yang mampu berbicara tiga bahasa dengan fasih, menyebut Piala Dunia 2018 sebagai "aset".

"Biasanya aku kencan dua kali dalam seminggu, sekarang aku punya empat kencan. Aku harus menolak beberapa dari mereka," kata wanita muda itu girang.

Tak terbesit dalam benak kedua perempuan tersebut bahwa turis-turis asing yang datang ke Rusia untuk menonton Piala Dunia akan kembali ke negara asalnya.

"Ini seperti liburan bagi mereka, kecuali bila mereka tetap tinggal di sini," sesal Lyubov.

Berbeda dengan Lyubov, Maria justru memotivasi dirinya sendiri dengan misi lain: "mengubah citra Rusia."

"Para pelancong itu datang ke sini dengan pemikiran klise di kepala mereka. Saya pikir mereka berharap bisa melihat seperti apa wujud asli perempuan-perempuan Rusia berbaju seksi. Saya ingin mengubah stigma itu," kata mahasiswa seni tersebut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wanita Rusia Dilarang Berhubungan Seks dengan Suporter Piala Dunia? Ini Kata Putin

Sebelumnya, sehari sebelum Piala Dunia 2018 dimulai, Anggota Senat Rusia Bidang Urusan Keluarga, Perempuan dan Anak-Anak, Tamara Pletnyova mengimbau agar perempuan Rusia "tidak seharusnya berhubungan seks dengan penonton sepak bola dari negara lain, karena akan 'menderita' sebagai orang tua tunggal nantinya".

Ia juga khawatir, seks bebas dengan turis asing akan mengakibatkan para perempuan Rusia melahirkan dan membesarkan anak ras campuran nantinya. Menurut Pletnyova, anak ras campuran di Rusia "telah menderita sejak era Uni Soviet", ujarnya menggambarkan diskriminasi sosial yang dialami mereka.

"Kita harus melahirkan anak-anak dari ras sendiri," kata Pletneva.

Kremlin mengatakan, roman Piala Dunia adalah pilihan pribadi. Vladimir Putin, lewat juru bicaranya, mengutarakan pendapat seputar independensi dan konsekuensi perempuan Rusia untuk berhubungan seks dengan turis asing yang melancong ke Negeri Beruang Merah sepanjang gelaran Piala Dunia 2018.

Pendapat yang diutarakan oleh Juru Bicara Kepresidenan Dmitry Peskov, tampak ditujukan untuk membantah imbauan dari Tamara Pletnyova.

Dalam sebuah komentar terpisah yang tampak ditujukan untuk merespons imbauan tersebut, juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengutarakan pernyataan yang menepis kekhawatiran Pletnyova.

Mengawali komentarnya, Peskov mengatakan, "Semua negara menuduh negara lain atas sikap rasisme dan homofobia."

"Semua itu tidak ada hubungannya dengan Piala Dunia. Sedangkan untuk para perempuan Rusia, mereka bisa mengatasi semua hal dengan sendirinya," lanjut Peskov seperti dikutip dari Evening Standard, Minggu (17/6/2018).

Komentar Pletnyova yang memperingatkan bahwa "perempuan Rusia bisa berakhir membesarkan anak-anak ras campuran" mengacu pada istilah 'Anak-Anak Olimpiade Moskow 1980'.

Istilah itu digunakan selama era Uni Soviet untuk mengkategorikan anak-anak non-Kaukasian yang dikandung oleh perempuan Rusia usai berhubungan seks dengan turis mancanegara dari Afrika, Amerika Latin, atau Asia. Menurut beberapa laporan, banyak di antara anak-anak ras campuran itu menghadapi diskriminasi sosial di Soviet, bahkan, di Rusia Abad ke-21.

Sementara itu, Pletnyova juga memperingatkan bahwa anak-anak ras campuran itu dapat 'direbut oleh orang-orang Barat'. Dan oleh karenanya, ia mendesak agar perempuan Rusia berhubungan seks dengan, dan mengandung anak dari pria Rusia sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.