Sukses

Gerombolan Beruang Kutub Lapar 'Mengepung' 5 Ilmuwan Rusia

Kelima peneliti itu terkepung di dalam stasiun mereka yang dikepung beruang kutub. Sementara itu alat pertahanan mulai menipis.

Liputan6.com, Moskow - Anggota tim meteorologi Rusia terperangkap di kutub utara setelah stasiun mereka dikelilingi oleh sekelompok beruang kutub.

Tim peneliti yang terdiri dari 5 ilmuwan itu berada di Pulau Tronoy, di bagian utara Siberia, Laut Kara.

Menurut laporan yang dikutip dari Mirror.co.uk, Rabu (13/9/2016), sekitar 10 beruang dewasa 'berjaga' di luar pangkalan itu. Seekor hewan predator bahkan tidur di bawah jendela.

"Beruang betina tidur di bawah jendela stasiun sejak Sabtu malam lalu. Sangat berbahaya pergi keluar saat ini karena kami kekurangan benda yang bisa digunakan untuk menakuti predator itu," kata Vadim Plotnikov, kepala stasiun meteorologi tersebut.

"Kami harus menghentikan beberapa pengamatan," ujar dia kepada media Rusia, Tass.

Akibat letak lokasi stasiun yang sangat terisolasi dan susah dijangkau, para ahli pergerakan meteor tersebut harus menunggu hingga 1 bulan untuk diselamatkan.

Lokasi kelima peneliti dilihat dari GoogleMap

Kapal ekspedisi The Mikhail Somov yang mengantarkan kargo ke stasiun cuaca kutub utara, akan tiba di pulau terpencil tersebut dalam waktu sebulan.

Sementara menunggu kapal barang tersebut sampai, keadaan di stasiun semakin berbahaya. Para peneliti mulai kehabisan api untuk menakuti beruang kutub itu.

"Pengiriman pemantik api dari daratan akan membutuhkan dana yang banyak. Tapi kami memerlukannya," kata Plotnikov.

Beruang putih itu telah membunuh seekor anjing penghuni stasiun, dan Plotnikov mengatakan bahwa musim ini bukanlah waktu untuk berburu di luar wilayah mereka.

Perburuan itu terjadi pada akhir Oktober atau awal November, saat air beku memperluas wilayah mereka.

Menanggapi hal tersebut, Rusia telah meminta stasiun peneliti cuaca di wilayah tersebut untuk mengawasi kondisi di stasiun meteorologi.

Kedua pihak, para ilmuwan dan beruang kutub -- yang merupakan hewan dilindungi -- harus diselamatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.