Sukses

'Tanda Cinta', Serbia Kirim 2 Pasang Sepatu untuk Melania Trump

Di luar dugaan, warga Serbia ternyata mendukung Trump dan memilki sentimen negatif terhadap Hillary Clinton.

Liputan6.com, Belgrade - Sebuah pabrik sepatu di Balkan berjanji akan mengirimkan dua pasang sepatu kepada calon ibu negara Amerika Serikat (AS), Melania Trump.

Itu mereka lakukan sebagai 'tanda cinta' sekaligus bentuk dukungan jarak jauh terhadap suami Melania yang merupakan calon presiden AS asal Partai Republik, Donald Trump.

Seperti dilansir BBC yang mengutip media lokal Nezavisne Novine, Sabtu (6/8/2016) Direktur Teknis di Pabrik Bema yang terletak di Republik Bosnia-Serbia, Marinko Umicevic, mengatakan ia ingin melawan apa yang disebutnya sebagai 'kampanye kotor' terhadap Trump.

Menurut Umicevic, sepatu pertama yang akan diberikan kepada Melania akan memiliki sol busa yang nyaman sehingga calon first lady itu dapat 'berjalan di AS'. Sementara sepasang sepatu lainnya adalah sepatu kulit hak tinggi yang dirancang untuk 'berjalan merayakan kemenangannya ke Gedung Putih' -- ia menyebutnya juga 'sepatu White House'.

Bos pabrik sepatu itu berharap kado dua pasang sepatu itu memperbesar peluang Melania menjadi ibu negara AS. "Sepatu ini dari Balkan, tempat di mana ia dibesarkan," ujar Umicevic kepada tabloid Blic.

Dalam kesempatan yang sama ia juga berharap, kelak Melania akan 'mengilhami politik AS dengan sedikit mentalitas Balkan dan membawa kebaikan serta spirit di dalamnya'. Umicevic menambahkan, 'sepatu White House' akan berwarna putih sementara satunya lagi akan bernuansa pastel.

Meski demikian Umicevic tidak menyebutkan kapan tepatnya ia akan menghadiahkan sepatu itu kepada Melania.

Istri Trump yang merupakan mantan model diketahui lahir di Slovenia -- yang kemudian menyatakan kemerdekaan dari Yugoslavia pada 1991. Melania bahkan disebut mahir berbahasa Serbia.

Nama Melania melejit setelah ia berpidato di Konvensi Nasional Partai Republik pada Juli lalu. Perempuan yang baru secara resmi menjadi warga negara AS sejak 2006 itu dikritik karena menjiplak pidato milik Michelle Obama.

Pasca-skandal plagiat itu, ia pun dihadapkan pada sejumlah isu kontroversial. Mulai dari foto-foto telanjangnya di masa lalu hingga tuduhan melanggar hukum imigrasi pada 1990-an.

Layanan berita Balkan, Insight, mengatakan rata-rata warga Serbia akan lebih memilih Trump dibanding Hillary Clinton. Alasannya, ketika Bill Clinton menjadi presiden AS ia menjalankan intervensi militer terhadap Kosovo pada 1990-an.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini