Sukses

PM Italia: Tabrakan Kereta yang Tewaskan 27 Jiwa 'Momen Air Mata'

Pemerintah setempat juga mengimbau orang-orang untuk memberikan sumbangan darah untuk para korban tabrakan maut 2 kereta di Italia.

Liputan6.com, Bari - Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, mengunjungi lokasi kecelakaan kereta Italia yang menewaskan setidaknya 27 orang.

Tak hanya korban jiwa, banyak orang terluka dan beberapa dalam kondisi kritis.

Pemerintah setempat juga mengimbau orang-orang untuk memberikan sumbangan darah, kepada para korban tabrakan maut dua kereta Italia.

Dalam kunjungannya ke lokasi, PM Renzi memerintahkan penyelidikan resmi terhadap tabrakan 2 kereta Italia yang terjadi pada Selasa 12 Juli 2016 jelang siang. Transportasi massal yang berada di satu jalur rel, mengalami nahas di antara Kota Bari dan Barletta.

Sejauh ini belum jelas apa yang menyebabkan tabrakan, yang terjadi di tengah cuaca baik pada pukul 11.30 waktu setempat di wilayah selatan Puglia.

Petugas penyelamat dari layanan darurat telah berusaha untuk mengevakuasi penumpang dari kereta yang hancur akibat tabrakan. Satu anak kecil ditarik keluar dan diterbangkan ke rumah sakit menggunakan helikopter.

Renzi mengatakan peristiwa itu sangat menyedihkan. "Momen penuh air mata," katanya.

"Saya ingin mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga korban, dan saya telah memerintahkan untuk melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Saya pikir kita harus memiliki kejelasan mutlak atas ini. Kami tidak akan berhenti sampai mengetahui dengan pasti apa yang terjadi," jelas Ramzi seperti dikutip dari BBC, Rabu (13/7/2016).

Presiden Italia Sergio Mattarella mengatakan kecelakaan itu "tragedi yang tidak dapat diterima". "Doa saya untuk korban dan para kerabatnya," ucap Mattarella.

Insiden nahas tersebut terjadi di selatan Italia, tepatnya di Bari. Insiden terjadi di antara kota Corato dan Andria pada Selasa 12 Juli 2016 siang.

Belum ada penjelasan bagaimana dua kereta yang berlawan arah bisa berada di satu rel yang sama. Demikian dilansir dari Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.