Sukses

Jadi Germo Hingga Selundupkan Kokain, 4 'Dosa Besar' Kru Pesawat

Walaupun dikenal mempunyai kualifikasi tinggi, namun ada beberapa kru pesawat yang menjadi tersangka dalam kasus kriminal.

Liputan6.com, Atlanta - Penangkapan kru maskapai penerbangan baru-baru ini makin meresahkan. Hal tersebut membuat para penumpang bertanya-tanya tentang proses pemeriksaan karyawan penerbangan.

Kejadian itu juga membuat para penumpang mempertanyakan keamanan barang dan nyawa mereka.

Kantor berita CNN sempat mengadakan investigasi pada tahun lalu. Ternyata tak semua karyawan penerbangan diperiksa secara rutin.

Dengan beberapa kasus kriminal yang menimpa maskapai penerbangan, banyak pihak yang menyarankan agar para kru penerbangan diperiksa secara ketat.

Seperti yang dikutip dari CNN pada (1/4/2016), berikut 4 kriminal yang dilakukan oleh kru penerbangan.

1. Pramugari Diduga Membawa 31,3 kg Kokain

Pihak penyelidik mengatakan bahwa pramugari maskapai JetBlue, Marsha Gay Reynolds, membawa dua tas berisi kokain pada 18 Maret 2016. Hal tersebut terjadi ketika ia sedang melewati tempat pemeriksaan khusus kru pesawat, Known Crewmember, di Bandara Internasional Los Angeles.

Marsha Gay Reynolds (Foto: Los Angles Airport Police Handout).

Known Crewmember memungkinkan kru pesawat untuk melewati pemeriksaan dengan lebih mudah dan cepat dibandingkan penumpang. Namun pihak pemeriksa secara acak memilih Reynolds untuk diinspeksi.

Atas pemeriksaan tersebut diketahui bahwa Reynolds membawa 31,3 kilogram kokain. Ia pun dibawa ke pihak berwajib.

Known Crewmember membuat para kru pesawat tak harus melewati pemeriksaan, baik untuk urusan pekerjaan maupun saat berlibur. Walaupun kru tersebut kedapatan dipilih untuk diperiksa, tas mereka tak akan diperiksa kecuali jika terdapat pemeriksaan lebih lanjut.

2. Pilot yang Mempunyai Profesi Sampingan Sebagai Germo

Menurut keterangan polisi, seorang pilot United Airlines bernama Bruce Wayne Wallis merupakan seorang germo di beberapa rumah bordil di Houston. Berdasarkan berita Houston Chronicle, Wallis ditahan pada bulan lalu setelah diselidiki selama satu bulan.

Karena ulahnya, Wallis diberhentikan menjadi pilot. Jubir United Airline, Luke Punzenberger, berkata ke CNN, "Kami menaruh standar tinggi pada pegawai kami dan dalam kasus ini kami membantu pihak berwenang. Kami telah memberhentikan pilot tersebut."

Bruce Wayne Wallis (Foto: chron.com).

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh salah seorang pilot di maskapai besar AS, Daniel Fahl, sangat tidak lazim jika seorang penerbang memiliki pekerjaan sampingan. Walaupun ada beberapa pilot yang menghabiskan waktu liburnya menjadi instruktur penerbangan atau menjalankan bisnis.

Jika seorang pilot terlibat dalam kasus kriminal, hal tersebut mencoreng citra baik industri penerbangan. Namun Fahl berkata bahwa kejadian seperti yang dilakukan Wallis sangat jarang.

3. Petugas Bagasi Membawa Uang Penumpang Hingga Rp 3,7 miliar

Seorang petugas bagasi Delta Air, Jean Yves Selius, ditahan karena diduga telah menyerahkan uang cash dengan nominal $282,000 atau Rp 3,7 miliar pada seseorang di dalam kamar mandi airport.

Pesawat Delta Air (Foto: Wikipedia).

Pihak berwenang mengatakan pria berumur 26 tahun tersebut menggunakan tanda pengenal untuk melewati pemeriksaan. Setelah itu ia didatangi oleh petugas bandara dan memintanya untuk menunjukkan isi ranselnya.

Selius kemudian memberi keterangan kepada pihak penyidik bahwa ia dibayar hingga $1.000 atau Rp 13,14 juta untuk menyerahkan ransel tersebut kepada orang yang tak ia kenal di kamar mandi.

4. Kopilot Ditemukan Mabuk Ketika Hendak Menerbangkan Pesawat

Ketika polisi Bandara Detroit Metropolitan menerima sebuah laporan bahwa ada seorang pilot yang terlihat mabuk, John Maguire telah berada di kokpit.

Kemudian polisi menangkapnya ketika hendak menerbangkan pesawat menuju Philadelphia dan menyebabkan penerbangan itu ditunda.

John Maguire (Foto: dailymail.com).

Kopilot berusia 50 tahun tersebut didakwa dengan tindak pidana ringan karena ia tak mengoperasikan pesawat.

"Hal itu merupakan hal serius dan kami akan menanganinya dengan tepat, karena keamanan penumpang adalah prioritas tertinggi kami," ujar American Airlines.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.