Sukses

Rusia Keluarkan Travel Advice ke RI Sebelum Serangan Bom Sarinah

Pada 19 Desember 2015, Rusia telah mengeluarkan travel advice ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Jauh-jauh hari sebelum serangan bom Sarinah terjadi, pemerintah Rusia lewat kementerian luar negerinya telah memberikan travel advice kepada warganya yang ingin bepergian ke Indonesia. Peringatan itu telah diposting di website mereka pada 19 Desember 2015.

Setelah travel advice dari pemerintah Rusia dikeluarkan, sehari kemudian, sejumlah penangkapan orang yang terkait dengan ISIS.

"Terkait informasi mutakhir tentang kemungkinan peningkatan ancaman teroris di Indonesia, Kementerian Luar Negeri merekomendasikan agar warga Rusia yang berencana untuk bepergian ke Indonesia agar berhati-hati dan menahan diri saat mengunjungi tempat-tempat ramai, dan sebaiknya tinggal di daerah wisata yang menyediakan petugas keamanan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia yang dimuat di laman kemenlu Rusia.

Reaksi Menlu RI Retni LP Marsudi saat itu mengatakan bahwa biasa pemerintah negara manapun mengerluarkan travel advice.

Menurut Retno, Pemerintah Indonesia juga sering memberikan peringatan kepada warganya saat akan berkunjung ke negara yang sedang mengalami gangguan keamanan.

"Peringatan Rusia itu biasa dilakukan setiap negara. Nothing special," kata Retno pada 23 Desember 2015.

Peringatan tersebut di-posting pada 19 Desember 2015. Namun, Pemerintah Rusia tidak merinci kemungkinan ancaman teroris yang dimaksud. Tapi pada hari Kamis (14/1/2016) telah terjadi bom dan tembak-menembak antara polisi dengan pelaku.

6 orang diketahui tewas, 3 di antaranya adalah anggota polri. Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan ke ibukota.

Adapun Twitter Kedutaan Rusia untuk Indonesia menuliskan bahwa tidak ada warganya menjadi salah satu korban.

"Di Jakarta, telah terjadi serangkaian ledakan. Menurut informasi, ada tidak warga Rusia menjadi korbannya," tulis akun Twitter @RusEmbJakarta

Mengenai travel advice apakah pihak Rusia telah mengetahui akan ada serangkaian serangan, Kedutaaan Besar Rusia, mengatakan,  "Kami tidak bisa berkomentar mengenai situasi dan keputusan tersebut," kata salah satu staf di kedutaan dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.