Sukses

9 Barang yang Tidak Akan Dibeli oleh Generasi Milenial AS

Perbedaan generasi berarti perbedaan kebutuhan. Berikut 9 barang yang tidak menjadi prioritas utama generasi muda yang lahir setelah 1990.

Liputan6.com, Washington DC - Kaum milenial (generasi yang lahir setelah 1990) sering diidentikkan dengan keadaan finansial yang kurang stabil. Namun, ada satu kemampuan keuangan yang generasi ini miliki: menabung.

Setelah tumbuh dan besar di masa resesi besar, generasi itu selalu menyimpan uang mereka, walaupun hanya satu sen.

Generasi Milienal lebih berpikir ke masa depan dibanding orangtua mereka dalam mempersiapkan hari pensiun. Namun penghematan tidak berakhir di situ. Para 'anak zaman sekarang' tidak memiliki keputusan yang sama dengan orangtua mereka ketika membeli sesuatu.

Dikutip dari TIME, ini 9 hal yang tidak menjadi prioritas utama kaum milenial.

1. TV berbayar

Rata-rata penduduk AS mengkonsumsi 71 persen media dari televisi. Namun, bagi usia 14-24 tahun, hanya 46 persen. Bahkan banyak generasi muda yang tidak memiliki televisi. Riset dari Nielsen membuktikan 44 persen pembeli televisi merupakan orang dewasa berusia di atas 35 tahun.

Pada 2013, laporan dari Nielsen menemukan penonton TV berkurang drastis pada 4 tahun terakhir. Namun, tidak serta merta hal tersebut hanya karena berkurangnya minat generasi muda pada televisi.

2. Investasi

Ahli menyarankan generasi muda berinvestasi ekuitas. Investor sebaiknya menempatkan 75-90 persen portfolio mereka pada saham.

Namun, karena dibesarkan di resesi besar-besaran, milenial enggan berinvestasi. Mereka memilih menabung secara tradisional. Ini terlihat saat Wells Fargo menyurvei 1.500 orang dewasa. Pada kelompok usia antara 22-32 tahun, 55 persen dari mereka tidak yakin untuk berinvestasi di pasar saham. Hanya 32 persen dari mereka yang menabung di saham atau reksa dana.

3. Mobil

Tahun 60-an, rakyat AS gila mobil, namun tidak sama halnya di masa kini.

Laporan dari Yahoo Finance menunjukkan prosentase jumlah pemuda usia 16-25 tahun yang memiliki SIM menurun sejak 1997. Jumlahnya kini ada di bawah 70 persen. Ini merupakan angka terendah sejak 1963.

Menurut The Atlantic, "Pada 2010, orang dewasa usia antara 21 dan 34 tahun membeli hanya 27 persen dari kendaraan baru yang dijual di AS, menurun dari penjualan pada 1985 dengan jumlah 38 persen."

4. Rumah

Sebanyak 9 dari 10 milenial ingin punya rumah sendiri. Sayangnya, sangat sulit membeli rumah dengan ketimpangan pendapatan dan biaya hidup para milenial.

Harvard’s Joint Center for Housing Studies menyebut kepemilikan rumah pada dewasa di bawah 35 tahun menurun 12 persen pada 2006-2011. Sebanyak 2 juta generasi milenial masih tinggal dengan orangtua mereka.

5. Kartu Diskon Belanja Kodian

Ini mungkin yang paling aneh. Tapi perlu diingat, milenial tidak punya kendaraan sendiri atau rumah. Jadi, mereka tidak butuh kartu diskon toko barang kodian semacam Costco di AS atau Makro dan Lotte Warehouse di Indonesia.

Tidak ada ruangan di apartemen studio sewaan untuk meletakkan barang dalam jumlah banyak atau mereka terkadang masih menggantungkan suplai dari orangtua. Jadi, kalaupun ingin belanja, mereka sedapat mungkin membeli barang yang bisa ditenteng.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernikahan, Anak-anak, dan Asuransi Kesehatan

6. Pernikahan

Menikah usia muda pernah menjadi fenomena penentu kedewasaan.

Sebanyak 65 persen dari Silent Generation (lahir pada pertengahan 1920-awal 1940) menikah di usia antara 18-32 tahun. Sejak itu, rakyat AS menunggu lebih lama untuk menikah. Sebanyak 48 persen generasi Baby Boomers (setelah Perang Dunia II) menikah di jangka usia tersebut. Sementara Generasi X ( awal 1960-awal 1980) hanya 35 persen. Jumlah itu lebih kecil lagi di Milenial, yaitu 26 persen.

Bukan berarti milenial tidak ingin menikah, namun mereka menunggu hingga stabil secara finansial.

7. Anak-Anak

Hanya 42 persen dari milenial berencana memiliki anak. Jumlah itu menurun 78 persen dari 20 tahun lalu.

Resesilah yang membuat mereka menunda komitmen besar ini. Keadaan ekonomi membuat mereka berpikir dua kali untuk memperoleh keturunan tanpa kestabilan ekonomi.

8. Asuransi kesehatan

Menurut riset dari Kaiser Family Foundation, 40 persen populasi tanpa asuransi kesehatan berusia sekitar 18-34 tahun. Mereka cenderung lebih 'nekat' dan merasa jarang sakit.

Ini juga terlihat pada program kesehatan pada pemerintahan Barack Obama, Affordable Care Act. Banyak milenial yang mendapat asuransi tersebut.  Sebanyak 28 persen dari 8 juta pengguna Obamacare memiliki jangka usia 18-34 tahun.

9. Barang Apapun yang Disarankan Orangtua

Generasi Baby Boomers lebih percaya dengan nasihat orang terdekat atau yang mereka percayai untuk membeli sebuah barang. Mereka tidak percaya dengan rekomendasi orang asing di internet.

Hal ini kontras dengan kepercayaan generasi Milenial. Mereka tidak membutuhkan orangtua atau sebayanya untuk memutuskan. 51% milenial dewasa lebih percaya review produk dari orang yang mereka tidak kenal. (Rie/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini