Sukses

Olala, Semangat Kaum Pria Menari Dengan Sepatu Hak Tinggi

Selama ini, sepatu hak tinggi dikaitkan dengan wanita dan kewanitaan. Tapi suatu kelompok tari pria menari menggunakan hak tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini, sepatu hak tinggi dikaitkan dengan wanita dan kewanitaan. Namun demikian, suatu klip video di YouTube menayangkan suatu kelompok tari pria yang menari menggunakan hak tinggi.

Kelompok ini dipimpin oleh Yanis Marshall, yang pernah menjadi finalis Great Talent 2014 di Inggris. Pria Prancis keturunan Aljazair itu sekarang mengajar dan naik pentas di Mexico, Argentina, Brasil, Kanada, Tiongkok, Rusia, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Amerika Serikat.

Ia pernah terlibat di acara Dancing with the Stars edisi Prancis sebagai pelatih artistic, dan melakukan koreografi untuk program So You Think You Can Dance di Ukraina. Ia juga menjadi penata tari bagi pertunjukkan Zumanity di Las Vegas yang dibawakan oleh Cirque du Soleil.

Yanis terkenal dengan penataan tarian yang rumit dan kelucuan menggunakan hak tinggi. Klip videonya bahkan disebarkan di dunia maya oleh pesohor seperti Beyonce, Ciara, Natalia Kills, dan Ariana Grande.

Pria ini berasal dari Vallauris di dekat Cannes dan mulai menari di usia belia di bawah asuhan ibunya, Nadia, yang adalah guru dan direktur suatu perkumpulan tari.

Ia sudah menunjukkan bakat tarinya sejak masih sangat muda. Pada usia 11 tahun, ia diterima di sekolah tari Rosella Hightower di Cannes. Di sana, ia menyerap landasan teknik yang kokoh dan mengasah rasa seninya.

Setelah lulus pada tahun 2005, ia memilih pergi ke Paris untuk meneruskan minat tari tersebut. Beberapa bulan setelah tiba di Paris, di saat-saat akhirnya di Centre International de Danse Jazz Rick Odums, ia meraih Jazz EAT (Technical Ability Examination) dengan kehormatan pada usia 15.

Ia tampil perdana sebagai penari dalam acara televisi Sous le Soleil, di mana ia bertemu dengan Kamel Ouali. Kamel kemudian menawarkan Yanis untuk ikut dalam kelompok tari musikal Le Roi Soleil dan menjadi anggota yang termuda saat itu. Dua tahun bersama dengan kelompok itu, ia berkeliling seantero Prancis.

Masih bersama Kamel Ouali, ia bergabung dengan wisata dunia oleh musikal Les Dix Commandements hingga tampil di Seoul di Korea Selatan. Penampilan selanjutnya dilakukan di Aljazair untuk merayakan hari kemerdekaan ke 40 negeri itu.

Pada usia 20 tahun, Yanis hijrah ke New York di tahun 2009 dan bertemu dengan kekasihnya, penari Sheryl Murakami di Broadway Dance Center di kawasan Manhattan. Di sana, ia menggeluti aliran Street Jazz, yang dibawanya kembali ke Paris setahun kemudian.

Sejak 2010, ia mengajar di Studio Harmonic di Paris, bermula dengan jumlah murid yang sangat kecil dan kemudian berkembang pesat. Di tempat itu, ia mengajar Street Jazz, Lyrical Jazz, dan New Cabaret denga sepatu hak tinggi.

Di luar mengajar, ia mengisi tarian di kapal-kapal pesiar dan pembukaan hotel-hotel mewah, misalnya di Maroko, serta menjadi juri festival internasional semisal Expectations Of Europe di Sochi, Rusia. (Alx/Liz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini