Sukses

Pasukan Darat & Udara Irak Siap Tempur Rebut Tikrit dari ISIS

Irak meluncurkan operasi militer untuk merebut kembali kota asal Saddam Hussein, Tikrit dari ISIS. Termasuk pasukan serangan udara.

Liputan6.com, Damaskus - Irak meluncurkan operasi militer untuk merebut kembali kota asal Saddam Hussein, Tikrit dari tangan kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam (ISIS). Media lokal mengatakan pasukan-pasukan menyerang kota itu dengan didukung oleh serangan udara dari pesawat tempur.

Tikrit terletak 150 km di utara ibu kota Baghdad dan direbut oleh ISIS pada bulan Juni 2014.

Sebelum serangan dilakukan, Perdana Menteri Haider al-Abadi bertemu dengan para pemimpin militer di Provinsi Salahuddin. Ia menawarkan pengampunan bagi semua petempur dari suku-suku Sunni yang meninggalkan ISIS, dengan menggambarkannya sebagai kesempatan terakhir.

"ISIS telah berhasil diusir dari sejumlah wilayah di luar Tikrit namun hal ini belum dikonfirmasi," demikian diberitakan TV Al-Iraqiya seperti dikutip  dari BBC, Senin (2/3/2015).

ISIS menguasai sejumlah area di Salahuddin, yang merupakan provinsi yang penduduknya kebanyakan dari kaum Sunni.

Tikrit, kampung halaman mantan Presiden Saddam Hussein, merupakan kemenangan besar kedua untuk ISIS setelah kelompok itu berhasil merebut kota Mosul pada bulan Juni 2014.

Kabar lainnya, ISIS dilaporkan menculik 220 orang dari desa-desa yang penduduknya beragama Kristen Assyria yang terletak di Suriah bagian timur laut di dekat kota Tal Tamr.

Puluhan warga tersebut ditangkap ketika para anggota ISIS menyerbu desa-desa di sebelah selatan Sungai Khabur sebelum fajar. Sebagian besar warga yang diculik adalah perempuan, anak-anak dan manula.

Ketika diserbu, sebagian penduduk yang tinggal di sebelah utara sungai berhasil melarikan diri. Sekitar 3.000 orang diyakini melarikan diri ke Hassakeh dan Qamishli.

Sejauh ini, ISIS telah membebaskan 19 dari sekitar 220 orang warga Kristen Assyria yang mereka culik di timur Laut Suriah. Kelompok monitoring Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, informasi pembebasan berasal dari seorang komandan Assyria.

Sejumlah laporan menyebut, para sandera dipertukarkan dengan sejumlah uang. Sejumlah laporan menyebut, mereka yang dibebaskan berusia 50 tahun ke atas, mengindikasikan, usia punya andil dalam kebebasan mereka. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini