Sukses

Jasad Penumpang Malaysia Airlines MH17 Kembali Ditemukan

Kelompok separatis pro-Rusia disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab, menembakkan rudal anti-pesawat ke MH17.

Liputan6.com, Amsterdam - Pencarian terhadap jasad penumpang korban kecelakaan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 kembali dilanjutkan. Tim Belanda berhasil menemukan jasad lain di Desa Hrabove, 80 km sebelah timur Donetsk, Ukraina.

"Tim Forensik menemukan jasad-jasad yang tersisa di situs, di mana pesawat jatuh," ujar Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, seperti dimuat Guardian, Sabtu (1/11/2014).

Namun demikian, Kepala Pemerintahan Negeri Kincir Angin tersebut tak menjelaskan lebih lanjut soal temuan baru tersebut.

Pesawat MH17 diduga jatuh karena ditembak rudal berbasis darat saat melintasi wilayah udara Ukraina, tepatnya di Torez, Donetsk Oblast yang berbatasan dengan Rusia, pada 17 Juli 2014 lalu. Sebanyak 298 orang yang berada di dalamnya, tewas.

Ditambah jasad terbaru, sejauh ini ada 289 jenazah yang ditemukan dari total 298 orang yang berada di pesawat. Sebagian besar penumpang, yakni 193 orang, berasal dari Belanda. Ada 12 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang MH17, di mana 11 di antaranya telah teridentifikasi.

Hasil laporan investigasi sebelumnya menyatakan bahwa objek dari luar pesawat menghantam bagian kokpit dan depan pesawat. Diduga kuat objek itu merupakan rudal yang ditembakkan dari darat. Hal ini berdasarkan lubang besar yang ditemukan pada bagian depan puing pesawat.

Belum diketahui pasti pihak mana yang bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat tersebut. Namun kelompok separatis pro-Rusia disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab, menembakkan rudal anti-pesawat ke MH17.

"Pelakunya adalah separatis pro-Rusia," demikian hasil analisis Badan Intelijen Jerman (BND), baru-baru ini.

Rusia sebelumnya menuding jet tempur Ukraina yang berada di dekat pesawat MH17 sebagai pelaku penembakan. Terkait hal itu, Schindler mengatakan tuduhan Rusia itu tidak benar.

Seorang juru bicara Kejaksaan Federal Jerman mengatakan, pihaknya mulai penyelidikan sejak muncul dugaan bahwa tragedi yang menimpa MH17 merupakan bentuk kejahatan perang.

Menanggapi laporan itu, Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk --  wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina -- membantah hasil penyelidikan oleh Jerman.

"Tuduhan itu sama sekali tak berdasar. Hanya militer yang terlatih yang bisa menembakkan misil itu," kata Purgin kepada kantor berita Interfax. "Para mantan pekerja tambang yang kini memperjuangkan negerinya tidak memiliki kemampuan mengoperasikan sistem persenjataan secanggih itu." (Ein)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.