Sukses

Pakai Kapal Angkatan Laut, Warga Inggris Diungsikan dari Libya

"Pertempuran telah meningkat di Tripoli, termasuk di sekitar kompleks kedutaan Inggris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri.

Liputan6.com, Tripoli - Semakin tak kondusifnya keadaan di Libya, membuat pemerintah Inggris segera melakukan evakuasi terhadap warganya di sana. Mereka dievakuasi dengan menggunakan kapal.

"Sebuah kapal angkatan laut Inggris telah mengevakuasi warga Inggris dari Libya," demikian menurut Kementerian Pertahanan Inggris, seperti memburuknya keamanan di sana yang memaksa ribuan orang lari seperti diberitakan Al Jazeera, Senin (4/8/2014).

"HMS Enterprise, yang telah di turunkan di Mediterania, telah mengevakuasi 110 orang pada Minggu 3 Agustus. Sebagian besar warga Inggris dari ibukota Tripoli, demikian menurut Duta Besar Inggris untuk Libya Michael Aron melalui Twitter.

"Sejumlah penumpang dipindahkan ke Enterprise dengan perahu, dan diberi perlengkapan untuk perjalanan pindah itu," jelas kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Kapal survei sebesar 91 meter yang dirancang untuk mendukung operasi amfibi, diperkirakan tiba di dekat Malta, Senin 4 Agustus ini.

Selain evakuasi warganya, Kementerian Luar Negeri Inggris juga menghentikan operasi kedutaannya di Libya untuk sementara waktu. Staf konsulat Inggris telah dievakuasi Senin 28 Agustus lalu.

Operasi evakuasi warga Inggris pada Minggu 3 Agustus ini mirip dengan tahun 2011, ketika terjadi penggulingan sang penguasa Moamar Khadafi.

Keputusan evakuasi warga Inggris, lanjut Aron, dengan berat hati harus dilakukan karena kondisi keamanan yang memburuk. "Pertempuran telah meningkat di Tripoli, termasuk di sekitar kompleks kedutaan Inggris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri.

"Terkait dengan situasi keamanan yang memburuk, kita mengambil langkah-langkah untuk sementara ini menangguhkan operasi di kedutaan besar Inggris di Tripoli, usai kepergian warga Inggris yang direncanakan ini," jelas kementerian itu.

"Kami menyarankan agar semua perjalanan ke Libya dan mendesak warga negara Inggris di Libya untuk meninggalkan melalui layanan-layanan komersial biasa."

Kondisi Libya tidak stabil sejak penggulingan Khadafi. Pemerintah baru tidak mampu menangani kelompok-kelompok bersenjata yang tadinya membantu menyingkirkan Khadafi, serta munculnya kelompok keagamaan konservatif.

Pertempuran antara faksi yang bertikai telah memaksa penutupan Bandara Internasional Tripoli, sementara Ansar al-Sharia sedang berjuang melawan pasukan khusus angkatan bersenjata di kota timur Benghazi.

Pada hari Minggu, pertempuran memperebutkan bandara menewaskan sedikitnya 22 orang. Sementara itu, depot minyak yang terkena hantaman peluru telah menyebabkan kebakaran massal di Tripoli.

Dalam sepekan terakhir, banyak negara telah memerintahkan warganya untuk meninggalkan Libya. Kembali ke kampung halaman atau pindah ke lokasi lain yang lebih aman.

Menurut data dari kebubes Inggris di Libya, sekitar 300 orang Inggris tinggal di negeri itu. (Mut)

Baca Juga:

Libya Memanas, Filipina Pulangkan 13.000 Warganya

Kondisi Memanas, Kedubes Inggris di Libya Ditutup Sementara

Ratusan Warga Asing, Termasuk WNI Mulai Tinggalkan Libya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini