Sukses

Wewen: Adiguna Mengalihkan Perhatian Kepada Saya

Saksi kunci penembakan Yohanes Brachmans Haerudy Natong mengatakan insiden berdarah itu berlangsung sangat cepat. Adiguna mengalihkan senjata untuk mengecoh perhatian pengunjung kafe.

Liputan6.com, Jakarta: Wewen, saksi kunci kasus penembakan Yohanes Brachmans Haerudy Natong yang dilakukan Adiguna Sutowo di Cafe Fluid, Hotel Hilton, Jakarta Pusat, angkat bicara. Dia menceritakan kembali peristiwa nahas yang terjadi pada malam Tahun Baru itu. Tak terkecuali soal pistol yang digunakan Adiguna sampai pindah di tangannya. Berikut hasil wawancara Wewen dengan reporter SCTV Rosianna Silalahi di Jakarta, Rabu (12/1).

Rosianna Silalahi: Ceritakan bagaimana Anda berada di kafe itu?

Wewen: Kira-kira saya masuk ke kafe itu jam 12.00 (24.00 WIB) lebih sedikit. Jadi pas acara pergantian tahun.

R: Anda mengenal Adiguna Sutowo?

W: Saya tidak kenal, tapi tahu seperti saya mengenal artis sinetron seperti Krisdayanti.

R: Anda mengenal dia sebagai public figure?
W: iya betul.

R: Nah, peristiwa itu sendiri terjadi jam berapa dan bagaimana Anda mengalami peristiwa itu?

W: Peristiwa itu terjadi sudah hampir pagi, tepatnya saya kurang tahu pasti, karena saya tidak lihat jam waktu itu. Yang pasti sudah agak pagi.

R: Waktu itu Anda berada di mana dan bagaimana posisi Anda dengan tersangka?

W: Dari pertama, waktu duduk di table bersama teman-teman, saya lihat ada indikasi. Jadi, si pelaku mengeluarkan senjata yang ia taruh di atas meja DJ (disc jockey).

R: Waktu Anda duduk, Adiguna ada di mana?

W: Di counter DJ.

R: Apa yang dia lakukan?

W: Dia mengeluarkan senjata dari punggung sebelah kanan dan ditaruh di atas table.

R: Banyak yang melihat aksi mempertontonkan senjata itu?

W: Saya pikir mungkin banyak karena di situ posisinya ada waitress. Teman-teman saya juga lihat.

R: Apa yang kemudian Anda pikirkan dan katakan pada teman-teman yang lain?

W: Saya pikir kok ini overacting menunjukkan senjata di atas meja.

R: Terus bagaimana peristiwa penembakannya?

W: Ya, tiba-tiba ada bunyi letusan senjata di sebelah kiri saya. Langsung saya dan teman-teman mengalihkan pandangan ke kiri. Ke bar itu. Saya masih melihat sendiri posisinya dia (Adiguna) masih memegang senjata dan mengarah ke bartender, sehingga korbannya dengan mata terbelalak jatuh ke belakang. Saya sempat kaget melihat korban, karena terus terang ini pengalaman pertama dalam hidup melihat orang ditembak. Belum sampai kaget saya hilang, tiba-tiba tangan saya sudah ditempeli senjata api. Dan, itu juga pertama kali saya memegang senjata api yang habis digunakan untuk menembak.

R: Lalu apa yang terjadi?

W: Orang-orang di sekitar itu sudah mulai gaduh. Saya berpikiran, wah dengan senjata di tangan berarti ada sidik jari saya. Dan posisi saya dekat, orang akan mengira pasti saya yang menembak.

R: Selang berapa lama waktu jarak antara menembak dan kemudian memberikan senjata kepada Anda?

W: Hitungannya detik.

R: Apa yang Anda pikirkan saat mendapatkan senjata dari tersangka?

W: Saya pikir pertama dia mau mengalihkan perhatian orang bahwa saya yang menembak.

R: Ketika dia menyerahkan senjata itu pada Anda, apakah tidak terbesit inisiatif melepaskan saja senjata itu?

W: Ya karena itu tadi. Saya kan baru pertama kali melihat penembakan, jadi masih shock sekali. Terus tahu-tahu ditempeli senjata api.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini