Sukses

George Tenet: Sistem Intelijen AS Lemah

Butuh waktu lima tahun untuk mencapai kapasitas intelijen buat mengatasi ancaman Al-Qaidah dan gerakan sejenisnya. Ketiadaan laporan CIA tentang Al-Qaidah sebelum 1999 dipertanyakan.

Liputan6.com, Washington D.C.,: Giliran orang nomor satu Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) bersaksi di Komisi Independen Penyelidik Serangan 11 September 2001, Rabu (14/4). Direktur CIA George Tenet menyebutkan salah satu penyebab terbatasnya kapasitas intelijen AS adalah kelemahan sistem. Ia menambahkan, AS butuh waktu lima tahun untuk mencapai kapasitas intelijen yang diperlukan buat mengatasi ancaman Al-Qaidah dan gerakan sejenisnya.

Tenet tak sekadar bicara. Pada pertengahan 1990-an, CIA telah kehilangan sekitar 25 persen personel dan miliaran dolar AS dalam investasi modal sebagai akibat pengetatan anggaran menjelang berakhirnya perang dingin. Meski demikian, Tenet mengaku CIA telah bertekad untuk melakukan transformasi. Namun, kata dia, pelaksanaan transformasi di tubuh CIA memerlukan komitmen jangka panjang dalam hal pendanaan.

Komisi Independen Penyelidik Serangan 11 September malah mengritik CIA yang selama tujuh tahun di bawah kepemimpinan Tenet. Komisi mempertanyakan ketiadaan laporan CIA tentang Al-Qaidah sebelum 1999. Padahal, organisasi pimpinan Usamah bin Ladin itu telah berdiri sejak 1988, saat pendudukan Soviet atas Afghanistan berakhir.

Sebelumnya, mantan Direktur Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI), Louis Freeh memberikan keterangan di depan Komisi Independen Penyelidik Serangan 11 September 2001 [baca: Program Antiteror FBI Terbaru Diyakini Efektif]. Freeh menolak tuduhan program antiterorisme FBI yang disebut kurang efektif menangani serangan teroris terhadap Negeri Paman Sam.(AWD/Nlg)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini