Sukses

Sindrom Mata Kering Bisa Picu Gangguan Penglihatan, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Sindrom mata kering sering terjadi karena air mata yang diproduksi tidak memiliki kualitas yang baik untuk menjaga kelembaban mata.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan penglihatan dapat dipicu berbagai masalah salah satunya sindrom mata kering. Kondisi yang juga disebut dry eye syndrome umum terjadi pada setiap individu.

Menurut dokter spesialis mata Maria Magdalena Purba, sindrom mata kering sering terjadi karena air mata yang diproduksi tidak memiliki kualitas yang baik untuk menjaga kelembaban mata.

Air mata manusia memiliki komposisi air, garam, minyak, lendir dan protein. Fungsi air mata adalah untuk melumasi dan melembabkan permukaan mata agar tetap halus.

Normalnya, air mata akan melembabkan permukaan mata ketika berkedip. Pada mata kering, produksi maupun kualitas air mata mengalami gangguan, sehingga permukaan mata tidak terlumasi dengan baik.

“Kondisi seperti ini menimbulkan sindrom mata kering atau disebut juga dry eye syndrome. Meskipun umum terjadi, tapi mata kering dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, iritasi hingga gangguan penglihatan,” kata Maria dalam keterangan pers KMN EyeCare yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Senin (24/7/2023).

Gejala Sindrom Mata Kering

Gejala sindrom mata kering bervariasi di setiap individu, mulai dari yang ringan hingga berat.

Beberapa tanda umum mata kering yang sering muncul meliputi:

  • Mata memerah
  • Terasa panas dan perih seperti terbakar
  • Mata tiba-tiba gatal
  • Lebih sensitif terhadap cahaya
  • Penglihatan kabur
  • Terasa seperti ada benda asing di mata
  • Keluar lendir dari mata.

Tak jarang, gejala masalah mata di atas semakin memburuk setelah beraktivitas di depan komputer, membaca buku atau berada di lingkungan ber-AC.

2 dari 4 halaman

Penyebab Sindrom Mata Kering

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab mata tidak mendapatkan pelumas yang baik dari air mata di antaranya:

Kurangnya Produksi Air Mata

Faktor ini merupakan penyebab utama dari sindrom mata kering. Ketika kelenjar air mata di mata tidak memproduksi air mata yang cukup, mata akan kekurangan kelembaban.

Hal ini dapat terjadi karena faktor penuaan, perubahan hormonal, atau kondisi medis tertentu seperti diabetes, rheumatoid arthritis, sindrom Sjögren, lupus, atau gangguan tiroid.

Kualitas Air Mata yang Buruk

Air mata terdiri dari tiga lapisan yakni lapisan air, lapisan minyak, dan lapisan lendir.

Ketika salah satu lapisan ini tidak berfungsi dengan baik, seperti lapisan minyak yang diproduksi oleh kelenjar Meibomian di kelopak mata yang tidak mencukupi, maka air mata tidak dapat melapisi mata secara efektif.

Sering kali hal ini terjadi pada kondisi yang disebut blepharitis, meibomian gland dysfunction (MGD), atau rosacea.

3 dari 4 halaman

Lingkungan yang Kering

Faktor berikutnya yang bisa memicu sindrom mata kering adalah lingkungan. Paparan jangka panjang terhadap lingkungan yang berdebu, berangin, atau ber-AC dapat menyebabkan penguapan air mata yang lebih cepat dan meningkatkan risiko mata kering.

Pekerjaan atau lingkungan yang membutuhkan fokus penglihatan yang intens, seperti penggunaan komputer atau perangkat elektronik dalam waktu yang lama, juga dapat mengurangi frekuensi kedipan sehingga menyebabkan mata kering.

Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat seperti antihistamin, antidepresan, kontrasepsi oral, obat tekanan darah, dan obat-obatan tertentu untuk penyakit autoimun, dapat mengurangi produksi air mata dan memicu mata kering.

4 dari 4 halaman

Penggunaan Lensa Kontak

Pemakaian lensa kontak dalam waktu yang lama dapat mengganggu produksi air mata alami dan menyebabkan mata kering.

Kontak lensa yang tidak sesuai atau tidak dirawat dengan baik juga dapat meningkatkan risiko iritasi dan ketidaknyamanan pada mata.

Penting untuk diketahui bahwa beberapa faktor penyebab mata kering dapat saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.

“Jika Anda mengalami gejala mata kering yang berkelanjutan atau mengganggu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendiagnosis penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai,” ujar Maria.