Sukses

Tips Berteman dengan Orang Yang Memiliki Asperger Syndrome

Di kehidupan nyata, ada berbagai karakter orang-orang jika bertemu dengan penyandang autisme

Liputan6.com, Jakarta Di kehidupan nyata, ada berbagai karakter orang-orang jika bertemu dengan penyandang autisme. Ada yang menunjukkan prasangka dan meremehkan secara terang-terangan dan ada yang secara tidak terang-terangan dengan membicarakannya di belakangnya. Ada juga yang acuh tak acuh, sementara ada pula yang bersikap sebagaimana kepada orang tanpa autisme.

Inilah yang dialami sehari-hari penyandang autisme, sebagaimana pengakuan Kylyssa Shay, seorang warga AS paruh baya yang hidup dengan autisme.

Dilansir dari pairedlife, baginya, yang harus berusaha keras mengingat membuat ekspresi yang 'benar', menurut norma orang non autisme, atau sangat memikirkan dalam memilah kata-kata yang harus ia ucapkan, membuatnya kesulitan berhubungan dengan orang-orang. Karena sebagian besar orang non autisme terbiasa dengan banyak aturan dan norma yang harus dipatuhi dalam kehidupan bersosial.

Sementara aturan-aturan itu menjadi tumpukan PR bagi orang penyandang autisme, Anda bisa meringankan beban mereka dengan melakukan tips berikut, saran dari Kylyssa.

"Jika Anda mencintai atau peduli dengan seseorang yang memiliki SA (sindrom asperger), saya meminta Anda untuk terus membaca situasi dan berkompromi pada beberapa penyesuaian terhadap beberapa perbedaan kita. Dengan sedikit usaha Anda tersebut, Anda dapat mempermudah hidup orang yang Anda sayangi itu dan mengurangi stresnya, serta menjadi dirinya dan bersantai saat di sekitar Anda," ujar Kylyssa.

Namun, Kylyssa juga menekankan bahwa ia bukan seorang ahli terapis berlisensi maupun profesional medis, ia hanya berbicara mewakili orang yang mengidap SA, nama lain untuk penyandang autisme yang memiliki kecerdasan tinggi di bidang tertentu. Berikut saran darinya.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Berhenti Memberi Petunjuk dan Menggunakan Subteks

 

Jangan bertele-tele, orang dengan spektrum autisme hanya akan bingung dan frustrasi dan kemungkinan besar akan mencoba menebak apa yang Anda maksud. "Saya biasanya salah menebak dan membuat orang lain kesal," jelas Kylyssa.

2. Pelajari Cara Berbicara Tentang Asperger

Banyak orang tidak percaya adanya ketidakmampuan belajar atau masalah yang tidak memiliki indikator fisik yang terlihat. Dengan mempelajarinya melalui buku teks akan membantu Anda memahami cara menghadapi orang dengan SA.

 

3 dari 4 halaman

3. Berhenti Menganggap Penyandang Autisme Berbicara Dengan Subteks

Ketika penyandang autisme berbicara kepada Anda, fokuslah hanya pada kata-katanya. Sementara beberapa penyandang autisme menikmati bermain permainan kata, tidak semuanya berbicara dalam kode. Jadi jika Anda menangkap apa yang mereka maksudkan, Anda memiliki peluang benar yang sangat tinggi.

"Ketika orang menganggap saya mengisyaratkan sesuatu, itu hanya membuat saya frustasi dan semakin sulit memahami kata-kata yang sebenarnya saya ucapkan, tidak peduli sesederhana apapun makna kata-kata itu. Dengan seperti itu, dalam sudut pandang kami orang lain tampak lambat daripada yang sebenarnya. Bukan karena mereka bodoh, tetapi mereka terlalu menghabiskan banyak waktu untuk mencari hal yang tidak ada. Mungkin inilah mengapa banyak penyandang SA tampak lebih akrab dengan anak-anak daripada orang dewasa; anak-anak biasanya tidak berbicara atau mengharapkan orang lain untuk berbicara dalam petunjuk atau subteks.

 

4 dari 4 halaman

4. Bertindaklah dari Apa yang Penyandang SA Katakan

Jika teman atau anggota keluarga dengan SA mengatakan ia baik-baik saja dengan sesuatu maka ia mungkin memang baik-baik saja dengan itu, bahkan jika Anda berpikir bahwa seharusnya ia tidak merasa baik-baik saja dengan apapun itu. Ini karena kebanyakan dari mereka telah belajar untuk mengatakan baik-baik saja terhadap hal-hal yang tidak mereka sukai untuk menghindari rasa malu yang jauh lebih menyakitkan dari melihat reaksi orang lain yang berlebihan.

Dengan sedikit usaha, Anda dapat memilih untuk bersikap sopan dan bertindak seolah-olah penyandang autisme benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang ia kataka. Jangan membuat keributan dengan bersikeras bahwa ia tersinggung atas namanya, justru hal ini akan membuat teman atau angggota keluarga Anda tersebut sangat tidak nyaman dan malu.

5. Menjadi Diri Sendiri

Ketika Anda menghabiskan waktu dengan teman atau anggota keluarga Anda yang menyandang autisme, Anda dapat benar-benar mengurangi stresnya dengan memberitahunya bahwa tidak apa-apa berhenti berusaha menjadi orang lain saat tidak berada di tempat umum. Tapi katakan hal ini ketika Anda bersunguh-sungguh.

Lupakan jika Anda tidak bisa mengatasi kurangnya kontak mata, kurangnya ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang sesuai, atau adanya perilaku autisme seperti mengepakkan tangan, berputar, atau mengayun berulang.

Reaksi negatif Anda setelah Anda menyuruhnya menjadi diri sendiri sangat menyakitkan secara emosional dan menyebabkan kehilangan banyak kepercayaan darinya. "Anda bahkan akan tampak seperti orang brengsek yang belum dewasa," kata Kylyssa.

Jelaskan sejelas mungkin maksud Anda, karena tidak semua orang benar-benar bermaksud menyuruhnya bersantai dan menjadi diri sendiri ketika mereka mengatakan itu. Bisa saja maksudnya bertindak dan berbicara seperti yang mereka lakukan saat mereka santai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.