Sukses

Apa Itu Disabilitas Belajar Non-Verbal? Keluarga Ini Berbagi Pengalaman Langsung

Diperkirakan 3 juta anak dan remaja yang tinggal di Amerika Utara mengalami Disabilitas Belajar Non-Verbal atau Non-Verbal Learning Disability (NVLD).

Liputan6.com, Jakarta Diperkirakan 3 juta anak dan remaja yang tinggal di Amerika Utara memenuhi kriteria Disabilitas Belajar Non-Verbal atau Non-Verbal Learning Disability (NVLD).

Adapun sebuah keluarga asal Amerika yang bersedia menceritakan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan anaknya yang memiliki disabilitas belajar non-verbal.

Dilansir dari Today, keluarga tersebut membagikan pengalamannya langsung terkait disabilitas belajar non-verbal. Misalnya, pada usia 4 tahun, Teddy Halpin dapat menyebutkan nama semua presiden Amerika Serikat secara berurutan.

"Ia bisa memberi Anda setiap statistik pemain sepak bola dan bisbol, bahkan yang paling tidak umum, ia tahu semuanya. Ia sangat bahagia, ramah dan tidak peduli sebagaimana anak seusianya," kata sang ibu, Becca Halpin, dikutip dari Today.

Namun keceriaan Teddy, kata Becca mulai berubah sekitar bersekolah dasar kelas satu atau dua. Katanya, Teddy menjadi mudah marah dan frustasi. Sekolah pun menjadi tempat yang membuatnya merasa gagal.

Dengan bantuan direktur pendidikan khusus di Maine, Teddy didiagnosis dengan Non-Verbal Learning Disability, atau NVLD.

“Diagnosis sangat membantu kami karena semuanya masuk akal saat itu. Dalam tesnya, diagnosis tersebut sepertinya memang yang paling benar dilihat dari banyak perilaku yang ia tunjukkan yang tidak bisa kami mengerti. Serta karena NVLD memiliki kekuatan luar biasa sekaligus tantangan nyata yang sulit untuk mendamaikan keduanya,” kata Becca.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesulitan pada motorik halus

Menurut The Non-Verbal Learning Disability Project (sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk menciptakan kesadaran dan membangun dukungan bagi orang-orang dengan NVLD) seseorang dengan NVLD mungkin berjuang dengan disabilitas sosial dan spasial. Mereka mungkin terlihat seperti berjuang untuk memahami humor atau menyusun teka-teki.

Seseorang dengan NVLD mungkin mengalami kesulitan menggunakan waktu dengan bijak, pemahaman bacaan, keterampilan motorik halus (seperti menggunakan gunting atau pegangan pensil), dan keterampilan motorik kasar (seperti melempar bola atau mengendarai sepeda).

Halpin mengatakan bahwa setelah Teddy didiagnosis, perlakuan terhadapnya berubah. Jika sebelum didiagnosis, Becca mengaku hanya menginstruksikan Teddy untuk mengikuti sesuai petunjuk setiap ia tidak bisa melakukan sesuatu, kemudian mengubah metodenya setelah didiagnosis agar lebih mudah dipahami.

"Seringkali kita hanya akan seperti, 'Teddy, tahukah kenapa dirimu tidak bisa melakukan ini (mengendarai sepeda)? Naik saja ke sepeda dan kendarai sepedanya. Ikuti petunjuknya dan lihat ke dua arah sebelum dirimu menyeberang jalan.' Tapi kemudian setelah mengetahuinya didiagnosis NVLD, yang membuatnya memiliki kesadaran yang sangat sedikit tentang ruang."

Becca pun berusaha mencari informasi sebanyak mungkin tentang NVLD sejak Teddy didiagnosis. Kemudian dari penelusurannya, ia menemukan Laura Lemle dari "The NVLD Project."

Lemle terinspirasi untuk memulai organisasi nirlaba setelah putrinya, Ariel Miller, didiagnosis pada usia 5 tahun. Sekarang sebagai orang dewasa, Miller berharap pengalamannya menjadi contoh bagi orang lain.

“Apa yang dilakukan NVLD adalah memberi Anda pemrosesan yang lambat. Hal-hal tidak datang secepat Anda. Aku masih kesulitan berteman, tapi aku jauh lebih baik dalam hal itu,” kata Miller, dikutip dari Today.

Miller mengatakan arah dan menemukan tempat masih merupakan perjuangan terbesarnya.

 

3 dari 3 halaman

Teddy dan Ariel tidak sendiri

“Sekitar 3 juta anak dan remaja yang tinggal di Amerika Utara memenuhi kriteria untuk NVLD,” Amy Margolis, profesor psikologi medis dalam psikiatri di Columbia University Irving Medical Center, dikutip dari Today.

Setelah lebih dari satu dekade penelitian, Margolis bekerja dengan proyek untuk membuat NVLD terdaftar secara resmi dalam manual diagnostik dan statistik gangguan mental, yang akan membantu memberikan informasi kepada dokter untuk mendiagnosis kondisi tersebut secara akurat.

"Semakin cepat kita dapat mengidentifikasi masalah ini, semakin baik hasil yang akan mereka dapatkan," kata Margolis.

Teddy kini berusia 13 tahun dan masih menjalani terapi dengan terapis okupasinya dan psikolognya. Ia menyebutkan cita-citanya menjadi pegolf profesional.

"Satu hal yang selalu kami katakan kepada Teddy berulang kali adalah bahwa setiap orang memiliki perjuangannya masing-masing. Bedanya hanya apakah mereka ingin mengakuinya atau membicarakannya," kata Halpin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini