Sukses

Tertawa Mengurangi Risiko Disabilitas Fungsional, Klaim Studi

Para peneliti telah menemukan bahwa berbagi tawa dengan pasangan ataupun teman bisa mengurangi risiko berkembangnya disabilitas

Liputan6.com, Jakarta Tertawa benar-benar dapat membantu kesehatan kita. Sebagaimana hasil studi baru membuktikannya.

Dilansir dari Angle news, para peneliti telah menemukan bahwa berbagi tawa dengan pasangan ataupun teman bisa mengurangi risiko berkembangnya disabilitas kognitif atau fisik lebih dari 30 persen untuk orang berusia 65 tahun ke atas.

Penelitiannya membandingkan orang-orang pada usia yang sama yang tertawa sendirian, seperti ketika mereka menonton TV tanpa ditemani siapa pun.

Sementara alasan untuk temuan ini masih belum jelas, para peneliti menyarankan bahwa tertawa bersama teman dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh kita, yang bahkan nantinya dapat mengurangi risiko menjadi difabel saat menua.

Apa itu disabilitas fungsional? Peneliti menggambarkan disabilitas fungsional sebagai kesulitan dalam melakukan tugas-tugas dasar sehari-hari atau tugas-tugas yang lebih kompleks yang diperlukan untuk hidup mandiri, baik karena gangguan kognitif atau fisik.

Disabilitas di usia tua adalah kejadian umum yang mempengaruhi fungsi dan dengan demikian mengurangi kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

"Tertawa dengan teman membawa manfaat kesehatan seperti melepas stres, meningkatan fungsi kekebalan tubuh, dan rasa keterhubungan sosial," kata penulis utama Yudai Tamada di Universitas Nagoya di Aichi, Jepang.

Penelitian yang dipublikasikan di Preventive Medicine ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tertawa dalam kehidupan sehari-hari dan timbulnya 'disabilitas fungsional' di antara orang-orang di Jepang.

Sejauh ini, potensi manfaat kesehatan dari tertawa dalam kehidupan sehari-hari jarang dieksplorasi.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Evaluasi studi

Untuk mempelajari lebih lanjut, Tamada dan rekan-rekannya beralih ke Studi Evaluasi Gerontologis Jepang (JGES), yang didirikan pada tahun 2010 dengan tujuan untuk memeriksa faktor-faktor yang terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.

Para peneliti menggunakan data dari 12.571 peserta yang secara fisik dan kognitif independen, 46,1 persen laki-laki, dari JGES, yang semuanya kembali menyelesaikan survei tentang kebiasaan tertawa mereka.

"Kami mengevaluasi tawa mereka dalam kehidupan sehari-hari dari tiga perspektif: jenis situasi di mana orang tertawa; jumlah situasi di mana orang tertawa dengan orang lain; dan orang yang tertawa bersamanya," kata para peneliti.

Disabilitas fungsional telah didefinisikan sebagai kesulitan yang didapat dalam melakukan tugas-tugas dasar sehari-hari atau tugas-tugas yang lebih kompleks yang diperlukan untuk hidup mandiri, baik karena gangguan kognitif atau fisik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.