Sukses

YouTube Hapus 130 Ribu Video yang Mengaitkan Disabilitas Akibat Vaksin

YouTube segera menindak informasi yang salah tentang vaksin, terutama akan menghapus video yang menunjukkan bahwa vaksin menyebabkan autisme

Liputan6.com, Jakarta YouTube segera menindak informasi yang salah tentang vaksin terutama akan menghapus video yang menunjukkan bahwa vaksin menyebabkan autisme.

Dilansir dari Disabilityscoop, platform video milik Google tersebut, baru-baru ini memperbarui dan memperluas kebijakannya, terutama dalam menangani konten vaksin berbahaya.

YouTube telah melarang konten yang berisi informasi yang tidak akurat tentang vaksin COVID-19 dan perusahaan tersebut mengatakan 130.000 video telah dihapus sejak tahun lalu karena melanggar kebijakan itu. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Semakin tegas

Sekarang YouTube telah memutuskan bahwa kebijakan vaksin COVID-19 harus semakin tegas.

“Kami terus-menerus melihat klaim palsu atau informasi salah tentang vaksin virus corona menyebar ke informasi yang salah tentang vaksin secara umum, dan kami sekarang berada pada titik di mana ini lebih penting dari sebelumnya,” tulis pengumuman dari YouTube.

“Konten yang secara keliru menuduh bahwa vaksin yang disetujui berbahaya dan menyebabkan efek kesehatan kronis, klaim bahwa vaksin tidak mengurangi penularan atau kontraksi penyakit, atau mengandung informasi yang salah tentang zat yang terkandung dalam vaksin akan dihapus. Ini termasuk konten yang salah mengatakan bahwa vaksin yang disetujui menyebabkan autisme, kanker atau infertilitas, atau bahwa zat dalam vaksin dapat melacak mereka yang menerimanya,” demikian isi postingan itu.

 

3 dari 4 halaman

Berlaku untuk informasi palsu terkait semua vaksin anak

Kebijakan tersebut juga berlaku untuk pernyataan tentang vaksin tertentu seperti campak atau hepatitis B, lanjut isi pengumuman itu.

Intinya, YouTube mengindikasikan bahwa mereka masih akan mengizinkan konten yang membahas tentang kebijakan vaksin, uji coba serta keberhasilan dan kegagalan historis. Kesaksian pribadi juga diizinkan selama tidak melanggar pedoman situs atau berupa dorongan untuk meragukan vaksin.

Perubahan di YouTube terjadi setelah Facebook mengambil sikap yang lebih keras terhadap kesalahan informasi vaksin awal tahun ini. Jejaring sosial mengatakan bahwa selama pandemi akan menghapus posting dengan klaim yang dibantah tentang virus corona dan vaksin termasuk yang menunjukkan bahwa vaksin beracun, berbahaya atau menyebabkan autisme baik di Facebook maupun di Instagram. Grup, halaman, atau akun dapat dihapus berdasarkan kebijakan jika mereka berulang kali membagikan jenis informasi yang salah ini.

YouTube mengatakan kebijakan baru akan segera berlaku, tetapi akan membutuhkan waktu untuk diterapkan sepenuhnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.