Sukses

Perlu Tahu, 6 Hal Seputar Paralimpiade Tokyo 2020 Ini Bikin Penasaran

Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawaban tentang paralimpiade dan bagaimana acaranya akan berlangsung di Tokyo.

Liputan6.com, Jakarta Paralimpiade Tokyo 2020 dibuka pada 24 Agustus dan berlangsung hingga 5 September. Lebih dari 4.500 atlet akan berkompetisi di 540 cabang olahraga.

Dilansir dari SCMP, Paralimpiade Tokyo 2020 tahun ini diselenggarakan setelah penundaan pandemi selama setahun dan di bawah aturan protokol kesehatan yang ketat, termasuk larangan kehadiran penonton.

Berikut ini beberapa pertanyaan dan jawaban tentang paralimpiade dan bagaimana acaranya akan berlangsung di Tokyo.

1. Sejarah Paralimpiade

Ajang paralimpiade yang diperuntukkan untuk penyandang disabilitas ini pertama kali berlangsung di Roma, Italia pada 1960. Pesta olahraga internasional ini awalnya hanya menampilkan hanya 400 atlet dari 23 negara. 

Paralimpiade sendiri dicetuskan oleh Ludwig Guttmann, seseorang yang mengawasi unit cedera tulang belakang di sebuah rumah sakit di Stoke Mandeville. Ia menyelenggarakan sebuah pertandingan olahraga pada 1948 yang kemudian dikenal sebagai Stoke Mandeville Games, sebuah turnamen olahraga yang diselenggarakan di Inggris pada tahun untuk 16 atlet kursi roda pria dan wanita, yang beberapa di antaranya adalah veteran Perang Dunia II.

2. Olahraga apa saja yang dipertandingkan?

Sebanyak 22 cabang olahraga akan dipertandingkan di paralimpiade, termasuk bulu tangkis dan taekwondo. Sebagian besar pertandingan merupakan bidang olahraga umum, termasuk atletik dan renang. Adapun paralimpiade merupakan modifikasi dari olimpiade, seperti rugby kursi roda. Dua bidang olahraga, boccia dan goalball, adalah keunikan yang hanya ada di paralimpiade.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Apa kriteria untuk olahraga para atlet?

Paralimpiade bersaing dalam kategori yang berbeda dalam olahraga tertentu berdasarkan kategori disabilitas. Paralimpiade mencakup 10 jenis disabilitas yang secara luas dibagi menjadi tiga kategori, yaitu disabilitas fisik, disabilitas penglihatan, dan disabilitas intelektual.

Beberapa olahraga terbuka untuk atlet di semua kategori, sementara yang lain dicadangkan untuk disabilitas tertentu.

Dalam setiap kategori, para atlet dinilai untuk melihat apakah mereka memenuhi kondisi tertentu untuk memastikan pertandingan berlangsung adil, meskipun ada kontoversi mengenai beberapa penempatan dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam beberapa olahraga seperti atletik, mereka ditempatkan di kelas olahraga tertentu, yang juga menempatkan mereka secara khusus agar bertanding hanya dengan disabilitas serupa untuk memastikan kesetaraan.

Atlet dapat direklasifikasi seumur hidup saat situasi mereka berubah.

4. Bagaimana pengendalian virusnya?

Seperti di Olimpiade sebelumnya, sebagian besar acara akan berlangsung secara tertutup untuk meminimalkan risiko infeksi. 

Para atlet tinggal di Jepang dan hanya diperbolehkan berpindah dengan akomodasi yang telah disiapkan, termasuk jika mereka ingin ke tempat pelatihan, dan tempat pertandingan. Pihak terkait juga terus diuji setiap hari, dan jika ditemukan kasus positif akan diisolasi dan tidak boleh ikut bertanding.

 

3 dari 4 halaman

5. Siapa saja yang berpartisipasi?

Saat ini ada sekitar 4.400 atlet dari 160 negara dan wilayah. Meskipun sekitar seminggu sebelum acara dimulai, tim Afghanistan, yang mendaftarkan dua atlet para mereka, mengumumkan batal ikut serta karena kekacauan yang tengah terjadi di negaranya.

Adapun China telah mendominasi perolehan medali emas sejak Athena 2004, dengan Inggris sering berada di posisi kedua dan Amerika Serikat serta Ukraina memperebutkan posisi ketiga.

6. Apakah fitur Paralimpiade yang unik yang disediakan?

Seorang asisten bisa digunakan dalam beberapa cabang olahraga di Paralimpiade, misalnya pada olahraga yang dperuntukkan untuk atlet dengan gangguan penglihatan. Misalnya, pemandu pelari dapat diikatkan ke atlet dengan tali di lengan atau tangan mereka, tetapi atlet harus mencapai garis finish di depan pemandu. Kemudian beberapa pengendara sepeda tunanetra juga berpasangan dengan pemandu yang mengendarai di depan secara tandem dan dikenal sebagai pilot. Serta bagi perenang tunanetra ada 'tapper' atau penepuk, yang akan menepuk kepala atau tubuh atlet saat mereka mendekati belokan atau finish untuk menjaga mereka tetap aman.

Di beberapa cabang olahraga, seperti lintasan para-atletik, ada beberapa kelas olahraga untuk atlet dengan berbagai jenis disabilitas yang bertanding dalam satu cabang olahraga. Misalnya, Olimpiade Rio menyiapkan 16 medali emas untuk pria dan 14 untuk wanita dalam pertandingan 100 meter di berbagai kelas.

4 dari 4 halaman

Infografis Bonus Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.