Sukses

Impian Jadi Jurnalis Tak Terkejar, Difabel Ini Bangun Media Sendiri

Vasundhara Koppula bercita-cita menjadi pembaca berita. Namun, disabilitas menjadi alasan yang membuat beberapa perusahaan media menolaknya. Tanpa menyerah, ia berhasil buktikan potensinya dengan membangun media sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Vasundhara Koppula bercita-cita menjadi pembaca berita. Namun, disabilitas menjadi alasan yang membuat beberapa perusahaan media menolaknya. Alih-alih menyerah, ia berhasil buktikan potensinya dengan membangun media sendiri.

“Saya lahir dan dibesarkan di Anantapur sebuah kota di Andhra Pradesh, India. Saya terkena polio ketika berusia hampir dua tahun. Keluarga saya yang terdiri dari ibu dan saudara lelaki adalah pilar kekuatan terbesar saya,” katanya pada newzhook.com.

Perempuan usia 31 ini berkisah, kehidupan sekolahnya menyenangkan. Guru dan temannya sangat mendukung dan memperlakukannya dengan baik. Bahkan, ia mengaku tak pernah mendapat diskriminasi karena disabilitas.

“Tetapi aksesibilitas adalah masalah di sekolah. Saya jarang minum air karena saya tidak ingin menggunakan kamar kecil yang tidak dapat diakses. Jadi dari pagi hingga sore, saya biasa haus.”

Vasundhara berhasil menyelesaikan pendidikan di bidang jurnalisme. Impian terbesarnya adalah menjadi pembawa acara televisi. Untuk mengejar mimpi, ia pindah ke Hyderabad.

“Tetapi ketika saya melangkah ke dunia luar, saya menyadari bahwa orang melihat ketidakmampuan saya daripada kemampuan saya.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berbagai Rintangan

Pada 2010 Vasundhara bertekad untuk hidup mandiri di Hyderabad. Banyak orang yang bilang bahwa ia takkan mampu karena ia menggunakan kursi roda. “Saya ingin membuktikan mereka semua salah.”

Ia datang ke kota untuk mencari pekerjaan yang disukai. Setelah banyak melakukan pencarian, ia menyadari masih banyak orang yang ragu untuk mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai pembawa acara di televisi.

“Beberapa dari mereka bahkan bertanya kepada saya apakah saya dapat terlihat dan bertindak seperti orang tanpa disabilitas di layar. Saya tidak bisa melakukan itu karena tubuh saya terkena polio. Tidak ada yang mau mengambil risiko. Jadi impian saya tidak pernah terpenuhi.”

Vasundhara sempat bekerja sebagai penulis konten dan produser program. Setiap hari, ia bekerja dari kursi rodanya selama berjam-jam. Namun, ia merasakan diskriminasi karena gajinya lebih rendah dari orang lain.

“Saya berhenti dari pekerjaan dan memutuskan untuk berganti karier karena saya tidak ingin orang melihat saya secara berbeda.”

3 dari 3 halaman

Peluncuran Weave Media

Pada 2014, perempuan gigih ini mulai mendirikan perusahaan sendiri, Weave Media. Perusahaan itu bergerak di bidang layanan media dan manajemen acara.

“Kini, saya memiliki lebih dari lima karyawan yang bekerja untuk saya. Kami membuat acara untuk orang-orang difabel.”

Menurutnya, banyak orang yang memandang bahwa orang difabel tidak dapat diandalkan. Ini memicunya untuk menunjukkan potensi diri.

“Tidak ada yang bisa memberi tahu saya apa yang bisa atau tidak bisa saya lakukan. Tidak ada yang akan menghentikan saya untuk mengejar tujuan dan impian saya.”

Pada 2018, ia dianugerahi 'Advantage Woman Award' dari ICICI Bank. Pada 2019, ia menerima penghargaan dari Organisasi Hak Asasi Manusia Nasional India. Ia juga memenangkan gelar 'Gadis Terpilih’ untuk program Miss Wheelchair India pada 2013.

“Ketahui kekuatan Anda dan ciptakan peluang untuk diri Anda sendiri. Saya memiliki keterbatasan mobilitas. Tetapi saya mencoba dan melakukan semua yang saya bisa. Tidak ada yang bisa menghentikan Anda,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.