Sukses

Mumsnet Rilis Panduan Online Pengasuhan Anak Disabilitas

Panduan Mumsnet berbahasa Inggris ini dirilis untuk mendukung orangtua yang mengasuh anak-anak dengan disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan internet pengasuhan anak bernama Mumsnet berusaha mendobrak mitos tentang perilaku anak dengan disabilitas. Mereka pun meluncurkan sebuah panduan tentang pengasuhan anak tersebut.

Salah satu yang coba dipatahkan adalah mitos mengenai gangguan perilaku sering dianggap sebagai alasan bagi anak-anak disabilitas untuk berlaku buruk.

Dilansir dari BBC Indonesia, Rabu (20/11/2019), untuk meluruskan pandangan negatif itu, panduan pengasuhan ini membuat berbagai penjelasan dari lembaga kesehatan Inggris yaitu NHS.

Isinya tentang kondisi seperti autisme dan gangguan perhatian defisit hiperaktif. Panduan ini juga disertai banyak kutipan dari orang tua yang memiliki anak dengan disabilitas.

"Anak (sebetulnya) tidak bisa memilih untuk tidak berbicara atau bersikap kasar. Dia diliputi rasa cemas, sangat ketakutan, dengan cara yang sangat berbeda dengan orang yang menderita fobia saat mereka melihat seekor laba-laba atau jarum," kata orangtua dikutip dari panduan.

Panduan Mumsnet berbahasa Inggris ini dirilis untuk mendukung orangtua yang mengasuh anak-anak dengan disabilitas.

"Kita tidak bisa menjadi ahli pada banyak aspek disabilitas, tetapi kita semua bisa berusaha untuk menekan balik penghakiman instan, tekan tombol empati dan secara sadar berusaha untuk bertindak dengan hormat dengan cara yang konstruktif," kata CEO Mumsnet, Justine Roberts.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Isi Panduan

Panduan ini juga menentang anggapan yang menyatakan ada banyak bantuan mudah diakses untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Atau orangtua yang menerima bantuan uang terkait dengan disabilitas anak sebetulnya adalah pengemis bantuan.

Selain itu, panduan ini menentang penggunaan deskripsi menghina terhadap orang yang memiliki disabilitas dan cacat secara fisik.

"Saya sangat muak dengan orang yang santai menggunakan kata 'autis' sebagai penghinaan, begitu menyakitkan ketika itu keluar sebagai hinaan," kata salah satu orang tua dikutip dalam panduan.

Lembaga amal disabilitas Mencap menyambut baik peluncuran panduan ini. Kepala Eksekutif Mencap Jan Tregelles mengatakan, orangtua dari anak disabilitas sering dihadapkan dengan ketidakpedulian, prasangka, dan sikap permusuhan.

"Mereka terluka dan marah atas respon yang tidak diinginkan dari orang-orang di jalan yang memandangi anak mereka," kata Mencap Jan Tregelles.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.