Sukses

Prediksi Harga Bitcoin di 2030, Bisa Tembus Segini

Salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengatakan harga Bitcoin dapat mencapai level setidaknya USD 1 juta pada tahun 2030, dan menambahkan bahwa nilainya dapat tumbuh lebih jauh lagi sejak saat itu dan seterusnya.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengatakan harga Bitcoin dapat mencapai level setidaknya USD 1 juta pada tahun 2030, dan menambahkan bahwa nilainya dapat tumbuh lebih jauh lagi sejak saat itu dan seterusnya.

Dalam wawancaranya dengan jurnalis Mike Solana di Pirate Wires, Dorsey menawarkan pandangan bullish untuk aksi harga Bitcoin dalam jangka panjang. Dia juga memberikan konteks lebih lanjut di balik kepergiannya yang tiba-tiba dari dewan BlueSky, sebuah platform alternatif Twitter terdesentralisasi yang ia bantu luncurkan pada 2019.

"Bitcoin di 2030, saya tidak tahu. Mungkin lebih dari setidaknya USD 1 juta. Saya pikir bisa mencapai angka tersebut dan melampauinya," kata Dorsey dikutip dari Cointelegraph,

Dorsey mencatat bahwa harga Bitcoin sebenarnya bukanlah aspek yang paling menarik dari Bitcoin. Sebaliknya, hal itu menunjuk pada sifat kolaboratif dari ekosistem dan caranya memberi insentif pada upaya kolektif untuk meningkatkan jaringan.

“Hal yang paling menakjubkan tentang Bitcoin, selain dari kisah pendiriannya, adalah siapa pun yang mengerjakannya, atau mendapat bayaran darinya, atau membelinya sendiri, setiap orang yang berupaya menjadikannya lebih baik. Membuat seluruh ekosistem menjadi lebih baik. Itu yang membuat harganya naik," kata dia.

“Ini adalah ekosistem dan pergerakan yang menarik, lebih dari apa pun. Ini mengajari saya banyak hal," tambahnya.

Sementara mengenai Bluesky, Dorsey mulanya enggan berkomentar. Namun pada sesi ini dia mengatakan bahwa Bluesky benar-benar mengulangi semua kesalahan yang dilakukan pada Twitter.

Dorsey awalnya membayangkan Bluesky sebagai protokol sumber terbuka yang dapat dibangun oleh Twitter dan platform media sosial lainnya, memisahkan lapisan protokol dari lapisan aplikasi untuk mengurangi risiko sensor. Namun, dia mengatakan perusahaan tersebut mulai berperilaku lebih seperti perusahaan tradisional yang mulai menggunakan alat moderasi.

“Semua yang kami inginkan seputar desentralisasi, semua yang kami inginkan dalam hal protokol sumber terbuka, tiba-tiba menjadi sebuah perusahaan dengan VC (venture capital) dan dewan direksi. Bukan itu yang saya inginkan. Bukan itu yang ingin saya bantu ciptakan," kata Dorsey.

Dorsey, yang telah menghapus akun Bluesky-nya mengatakan platform Nostr, sebuah protokol anonim dan terbuka tanpa perusahaan atau kontrol terpusat, lebih selaras dengan tujuannya dalam melawan sensor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Terus Jatuh Pasca Halving, Ini Penjelasannya

Harga Bitcoin dan sejumlah mata uang kripto lainnya pada Kamis (9/5/2024) masih bergejolak, menyusul lonjakan harga Bitcoin yang terjadi di awal tahun ini.

Bitcoin sebagai mata uang kripto Terbesar memang mencapai rekor Tertinggi mendekati USD 74.000 pada pertengahan Maret 2024, di tengah lonjakan minta terhadap ETF. Namun, harganya kini turun.

Penurunan ini dianggap membingungkan, mengingat adanya momen halving pada 19 April ketika kebijakan moneter terprogram Bitcoin berubah. Sementara penerbitan token baru dipotong setengahnya, sehingga membatasi pasokan.

Alasannya

Salah satu alasannya, menurut Ahli Strategi JP Morgan Nikolaos Panigirtzoglou adalah bahwa halving sudah diperhitungkan.

Ia telah melihat Bitcoin berada jauh di atas perbandingan volatilitas yang disesuaikan dengan emas, yang berarti harga Bitcoin senulai USD 45.000.

Penjelasan yang lebih bullish, mungkin halving Bitcoin sebelumnya telah menunda siklus kenaikan harga.

"Peristiwa halving baru-baru ini telah menyebabkan pergerakan harga turun dalam jangka pendek, sebuah pola yang diamati pada kejadian sebelumnya. Setelah itu, biasanya ada periode momentum kenaikan selama 9-12 bulan, yang mengarah ke puncak siklus pasar," tulis Matteo Greco, analis riset di Fineqia International dikutip dari laman Yahoo Finance, Sabtu (11/5/2024). 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Selain Bitcoin, harga Ether selaku mata uang kripto terbesar kedua juga turun 0,1 persen menjadi USD 3.008,75. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) diperkirakan akan membuat keputusan akhir mengenai ETF spot Ether bulan ini.

Namun, optimisme telah diredam untuk tindak lanjut yang cepat atas persetujuan ETF Bitcoin yang mengirim Bitcoin ke titik tertinggi sepanjang masa.

"Pelaku pasar mengantisipasi bahwa SEC kemungkinan akan menahan persetujuan untuk produk ini, meskipun menyetujui BTC ETF pada bulan Januari. Kekhawatiran atas likuiditas pasar spot dan berjangka ETH, serta klasifikasi masa lalunya sebagai sekuritas oleh SEC, berkontribusi pada skeptisisme seputar persetujuan yang cepat," kata Greco.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.