Sukses

Harga Bitcoin Lesu Usai Sentuh Level Tertinggi USD 69.170

Volatilitas bitcoin terjadi di tengah lonjakan selama berminggu-minggu yang dipicu oleh persetujuan ETF Bitcoin

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin mengalami perjalanan rollercoaster pada Selasa, 5 Maret 2024. Bitcoin mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di posisi USD 69.170 atau sekitar Rp 1,08 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.720) sebelum anjlok.

Adapun harga bitcoin dalam 24 jam terakhir turun 0,57 persen ke posisi USD 66.457. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin meroket 16,32 persen, berdasarkan data Coinmarketcap.com, Rabu, 6 Maret 2024.

Volatilitas ini terjadi di tengah lonjakan selama berminggu-minggu yang dipicu oleh persetujuan ETF Bitcoin pada Januari. Meskipun penurunan harga sangat dramatis, para analis berpendapat bahwa ini adalah perilaku yang umum terjadi selama pasar bullish.

Data historis menunjukkan kenaikan Bitcoin sebelumnya ke level tertinggi sepanjang masa ditandai dengan periode koreksi signifikan yang serupa. Pada 2017, Bitcoin mengalami penurunan lebih dari 25 persen dan menuju titik tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, pada paruh pertama 2021, saat lonjakan setelah pandemi, pola serupa juga muncul, dengan koreksi sekitar 10 persen.

Konteks historis ini memberikan perspektif terhadap volatilitas yang terjadi saat ini, sehingga menunjukkan bahwa hal ini mungkin bukan merupakan penyebab kekhawatiran, melainkan merupakan ciri khas pasar bullish.

Dalam unggahan baru-baru ini di platform X, penyedia analisis on-chain Santiment menulis total open interest (OI) pada bursa Bitcoin, Ethereum (ETH), dan Solana (SOL) menurun secara signifikan setelah BTC mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Melansir laman Coindesk, Rabu (6/3/2024), Open interest Bitcoin turun USD 1,46 miliar (-12 persen) selama beberapa jam, sementara Ether turun USD 967 juta (-15 persen), dan Solana anjlok USD 424 juta (-20 persen).

Harga Bitcoin sempat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa tepat di atas USD 69.200 pada tanggal 5 Maret, hanya sedikit lebih tinggi dari harga tertinggi sebelumnya sebesar USD 69,044 pada November 2021.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Antisipasi Harga Bitcoin

Santiment mengatakan, sebagian besar spekulasi harga datang dari pedagang yang membuka posisi buy untuk mengantisipasi Bitcoin menembus level tertinggi baru sepanjang masa dan bertahan di atas harga USD 70.000. Sementara itu, sebagian kecil dari keuntungan datang dari posisi short yang dilikuidasi karena Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa.

"Di satu sisi, kita dapat melihat anjloknya open interest ini sebagai tanda bahwa 'kelebihan spekulatif' telah dihapuskan untuk sementara waktu dari pasar,” ulas Santiment.

Selama beberapa minggu terakhir, open interest telah melonjak ke tingkat rekor karena para pedagang meningkatkan eksposur mereka pada pergerakan harga Bitcoin yang menuju ke level tertinggi baru. Meskipun penurunan harga Bitcoin yang tiba-tiba mungkin telah membuat kekhawatiran pasar, banyak pakar yang menjelaskan kepada X bahwa penurunan harga derivatif adalah bagian normal dari pergerakan harga.

 

3 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Sempat Sentuh Harga Tertinggi Baru, Tembus USD 69.200

Sebelumnya diberitakan, harga Bitcoin mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa di atas USD 69.200 atau setara Rp 1,08 miliar (asumsi kurs Rp 15.742 per dolar AS) pada 5 Maret setelah naik 5% dalam 24 jam sebelumnya.

Mata uang kripto pertama di dunia ini menguat lebih dari 21% selama seminggu terakhir dan memecahkan harga tertinggi sepanjang masa sebelumnya sebesar USD 69.000 pada November 2021.

Rekor tertinggi ini mengikuti arus masuk besar dari ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat. ETF telah memperkenalkan permintaan Bitcoin yang pasif dan tidak bergantung pada harga, yang telah memperkuat statusnya sebagai penyimpan nilai dan menyebabkan apresiasi harganya.

Meskipun begitu, menurut data dari Coinmarketcap, harga Bitcoin kembali terkoreksi di kisaran harga USD 63.225 atau setara Rp 996,2 juta pada Rabu, 6 Maret 2024. 

Menurut para analis, ETF spot dapat mengurangi volatilitas penurunan Bitcoin setelah mencapai puncak siklus baru. Analis di CryptoQuant menjelaskan saat ini Bitcoin memiliki ETF berpotensi berarti penurunan apapun setelah puncak siklus saat ini mungkin tidak sedrastis penurunan sebelumnya.

“Kami melihat lintasan harga yang stabil serupa setelah kenaikan besar setelah peluncuran ETF emas,” kata analis CryptoQuant, dikutip dari Cointelegraph, Rabu (6/3/2024).

 

 

4 dari 4 halaman

ETF Bitcoin Jadi Elemen Penting

ETF Bitcoin telah menjadi elemen penting dari reli saat ini. Pada 15 Februari, ETF Bitcoin menyumbang sekitar 75% dari investasi baru dalam mata uang kripto terbesar di dunia karena harga Bitcoin melampaui angka USD 50.000.

ETF Bitcoin dapat mengambil alih ETF emas dalam hal aset yang dikelola dalam dua tahun ke depan, menurut laporan penelitian 26 Februari yang dibagikan oleh analis senior Bloomberg Eric Balchunas dan analis asosiasi Andre Yapp.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.