Sukses

4 Orang di AS Didakwa Akibat Penipuan Kripto, Ini Modusnya

Departemen Kehakiman AS mengatakan empat orang diduga berkonspirasi untuk membuka perusahaan cangkang dan rekening bank untuk mencuci hasil korban penipuan investasi kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Empat orang dituduh melakukan penipuan dan pencucian uang didakwa dalam dugaan modus penipuan kripto dengan pig butchering atau "penyembelihan babi" yang menipu korban hingga lebih dari USD 80 juta atau setara Rp 1,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.528 per dolar AS) melalui setidaknya 284 transaksi.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengatakan empat orang diduga berkonspirasi untuk membuka perusahaan cangkang dan rekening bank untuk mencuci hasil korban penipuan investasi kripto, yang juga dikenal sebagai penyembelihan babi, dan skema penipuan lainnya sesuai catatan pengadilan.

Kelompok tersebut kemudian mentransfer dana tersebut ke lembaga keuangan domestik dan internasional dan penyelidikan menemukan lebih dari USD 20 juta atau setara Rp 310,5 miliar dana korban langsung disetorkan ke rekening bank yang terkait dengan para terdakwa.

Membangun Hubungan dengan Korban

Para tersangka penipu akan memulai hubungan dengan korbannya dengan menelepon mereka melalui aplikasi kencan dan platform media sosial lainnya.

Pelaku seringkali menyamar sebagai nomor yang salah, dan kemudian perlahan-lahan mendapatkan kepercayaan mereka sebelum memperkenalkan ide melakukan investasi bisnis menggunakan mata uang kripto, menurut pernyataan jaksa federal di Los Angeles.

Pihak berwenang menjelaskan para korban kemudian akan diarahkan ke anggota lain dari skema yang mengoperasikan platform dan aplikasi investasi mata uang kripto palsu, di mana mereka akan diyakinkan untuk melakukan investasi keuangan.

“Setelah dana dikirim ke rekening yang dikendalikan penipu, platform investasi sering kali secara keliru menunjukkan keuntungan signifikan atas investasi yang diklaim, dan dengan demikian para korban terbujuk untuk melakukan investasi tambahan,” menurut rilis berita Departemen Kehakiman AS, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (18/12/2023).

Korban Tak Dapat Tarik Dana

Namun, para korban tidak dapat menarik atau mendapatkan kembali uangnya sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Istilah penyembelihan babi, yang menyamakan penetapan target penipuan dengan penggemukan babi untuk disembelih, berasal dari frasa bahasa asing yang digunakan untuk menggambarkan kejahatan ini, jelas pihak berwenang.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lloyds Bank Keluarkan Peringatan Mendesak Terkait Meningkatnya Ancaman Penipuan Kripto

Sebelumnya diberitakan, Lloyds Bank, bank ritel dan komersial terkemuka di Inggris, mengeluarkan peringatan mendesak mengenai meningkatnya ancaman penipuan kripto pada Jumat, 1 Desember 2023. 

Bank Inggris tersebut mencatat penipuan investasi kripto telah meningkat sebesar 23 persen tahun ini, dengan korban kehilangan rata-rata USD 13.343 atau setara Rp 207,5 juta (asumsi kurs Rp 15.553 per dolar AS), lebih banyak daripada jenis penipuan konsumen lainnya. 

"Semakin banyak investor Inggris yang berisiko ditipu oleh gelombang iklan palsu yang diposting di media sosial. Sebanyak 66 persen dari semua penipuan investasi dimulai dari media sosial, dengan Instagram dan Facebook menjadi sumber yang paling umum,” kata Lloyds Bank, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (5/12/2023). 

Bank juga memperingatkan penipu akan berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan investor mereka adalah pelaku sebenarnya. Hal ini dapat mencakup mendirikan perusahaan palsu, profil media sosial, dan situs web untuk mengkloning perusahaan asli. Mereka bahkan mungkin menghasilkan literatur investasi yang terlihat profesional.

"Penting untuk diingat pembayaran mata uang kripto juga dapat menjadi bagian dari jenis penipuan lainnya, seperti penipuan percintaan atau penipuan peniruan identitas. Jika seseorang meminta pembayaran menggunakan mata uang kripto, hal itu akan segera memicu peringatan,” jelas Bank tersebut.

Direktur Pencegahan Penipuan di Lloyds Bank, Liz Ziegler menuturkan berinvestasi bisa menjadi cara yang bagus untuk menghasilkan uang, namun investor perlu memastikan uang disalurkan ke perusahaan yang tepercaya dan asli.

"Kripto adalah kelas aset yang sangat berisiko dan sebagian besar masih tidak diatur, menjadikannya area yang menarik untuk dieksploitasi oleh penipu. Jika terjadi kesalahan, kemungkinan besar uang Anda tidak akan kembali,” pungkas Ziegler.

 

3 dari 4 halaman

SEC Bikin Edaran Baru Soal Risiko Investasi Kripto,Termasuk Banyaknya Penipuan

Sebelumnya diberitakan, Kantor Pendidikan dan Advokasi Investor (OIEA) SEC menerbitkan Buletin Investor pada 29 September sebagai bagian dari Pekan Investor Dunia tahun ini. 

Kampanye global ini, yang dipromosikan oleh Organisasi Internasional Komisi Sekuritas (IOSCO), bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan perlindungan investor.

Tiga tema World Investor Week 2023 adalah Aset Kripto, Ketahanan Investor, dan Keuangan Berkelanjutan. Mengenai aset kripto, buletin ini menyoroti beberapa risiko terkait investasi kripto.

“Investasi dalam aset kripto bisa sangat fluktuatif dan spekulatif, dan platform tempat investor membeli, menjual, meminjam, atau meminjamkan investasi ini mungkin tidak memiliki perlindungan yang penting,” isi buletin tersebut memperingatkan, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (5/10/2023).

Investor yang menyetor dana atau aset kripto ke entitas aset kripto mungkin tidak lagi memiliki kepemilikan sah atas aset tersebut dan mungkin tidak bisa mendapatkan kembali aset tersebut saat mereka menginginkannya.

Selain itu, buletin tersebut merinci investor aset kripto menghadapi sejumlah risiko, termasuk penawaran yang tidak terdaftar, kurangnya perlindungan Securities Investor Protection Corporation (SIPC), dan penipuan. 

Penipu terus mengeksploitasi meningkatnya popularitas aset kripto untuk memikat investor ritel ke dalam penipuan, yang sering kali menyebabkan kerugian besar. 

Regulator lebih lanjut menjelaskan untuk mengetahui apakah portofolio investor, termasuk program pensiun dan akun investasi, memiliki investasi terkait aset kripto, Investor harus secara aktif meneliti dan mengajukan pertanyaan. 

Menurut SEC, risiko kerugian bagi investor individu yang berpartisipasi dalam transaksi yang melibatkan aset kripto, termasuk sekuritas aset kripto, masih tetap besar. Satu-satunya uang yang harus dipertaruhkan dalam investasi spekulatif adalah uang yang mampu ditanggung kerugiannya seluruhnya.

 

4 dari 4 halaman

Investor Kripto Rugi Rp 10,6 Triliun Akibat Kasus Penipuan dan Peretasan

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan sebuah laporan baru dari platform layanan keamanan, Immunefi kuartal ketiga 2023 menjadi kuartal terburuk terkait kerugian akibat peretasan dan penipuan kripto. 

Investor kripto kehilangan USD 685,5 juta atau setara Rp 10,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.542 per dolar AS) sepanjang kuartal tiga 2023, naik 59 persen sekitar USD 428 juta atau setara Rp 6,6 triliun dari tahun ke tahun, menurut laporan oleh Immunefi. 

Jumlah yang dicuri menandai peningkatan 55,7 persen dari kuartal satu 2023 dan lonjakan 158,2 persen dibandingkan kuartal kedua. Dua peretasan terbaru di Mixin Network dan Multichain menyumbang hampir setengah dari jumlah total yang dicuri, dengan total USD 326 juta atau setara Rp 5 triliun.

Selain itu, pada kuartal satu 2023, 40,5 persen dari jumlah yang dicuri diperoleh kembali melalui dua contoh spesifik Euler Finance dan SperaxUSD. Tingkat pemulihan turun drastis pada kuartal terakhir menjadi 8,9 persen dari total kerugian pada kuartal tiga 2023, dengan hanya USD 61,1 juta atau setara Rp 949,5 miliar yang berhasil dipulihkan. 

Peretas Korea Utara, Lazarus Group, bertanggung jawab atas pencurian senilai USD 208.600.000 atau setara Rp 3,2 triliun, mewakili 30 persen dari total kerugian pada kuartal 2023, dalam laporan Immunefi. Kelompok ini diduga berada di balik serangan tingkat tinggi terhadap CoinEx, Alphapo, Stake, dan CoinsPaid.

"Aktor-aktor yang didukung negara memainkan peran penting karena mereka diduga berada di balik beberapa kasus pada kuartal ini. Fokus khusus mereka pada CeFi menyebabkan lonjakan tajam kerugian di sektor ini,” kata pendiri dan CEO Immunefi, Mitchell Amador dalam laporannya, dikutip dari Decrypt, Selasa (3/10/2023).

Sektor DeFi terkena dampak yang lebih parah dibandingkan sektor terpusat, dengan DeFi mewakili 72,9 persen dari total kerugian, sementara peretasan CeFi seperti CoinEx dan Aplhapo menyumbang 27,1 persen dari total kerugian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini