Sukses

Harga Kripto Hari Ini 3 Oktober 2023: Bitcoin dkk Kembali Terpukul

Pasar kripto terpantau kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (3/10/2023)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Selasa, (3/10/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali meleah 1,38 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 4,73 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 27.521 per koin atau setara Rp 427,7 juta (asumsi kurs Rp 15.542 per dolar AS).

Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 4,28 persen sehari terakhir, tetapi masih menguat 4,50 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 25,76 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 2,04 persen, tetapi masih menguat 2,14 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 3,33 juta per koin. 

Kemudian kripto Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA merosot 3,06 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 5,47 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 4.016 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali terkoreksi. SOL anjlok 4,01 persen dalam sehari tetapi masih menguat 19,95 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 361.437 per koin.

XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP terkoreksi 2,25 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 1,42 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 7.960 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) turut memerah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 2,54 persen tetapi masih menguat 1,54 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 960,78 per token.

Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,1 triliun atau setara Rp 17.092 triliun. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

SEC Kembali Tunda Persetujuan ETF Bitcoin hingga 10 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa kembali menunda keputusannya mengenai aplikasi ETF bitcoin dari dua perusahaan manajemen aset, sehingga menunda proses persetujuan potensial.

Dilansir dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (29/9/2023), badan pengawas tersebut menerima pengajuan dari Global X dan Ark Investment Management jauh sebelum tenggat waktu yang diamanatkan. 

Pengajuan ARK, yang merupakan permohonan bersama dengan 21Shares, akan jatuh tempo pada 11 November, dan batas waktu Global X ditetapkan pada 7 Oktober. Badan tersebut mencatat dalam pengajuannya 10 Januari 2024 akan menjadi hari terakhir untuk menunda permohonan Ark. 

SEC telah menunda sejumlah permohonan pada akhir Agustus karena lembaga tersebut menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menyetujui berbagai produk ETF aset digital. 

SEC mengizinkan ETF yang melacak kontrak berjangka bitcoin, namun telah memblokir perusahaan untuk meluncurkan dana yang melacak bitcoin fisik. Badan tersebut juga telah menolak lebih dari 30 permohonan dana spot bitcoin sejak 2021 dengan alasan produk tersebut tidak aman bagi investor.

Tekanan untuk Menyetujui ETF Bitcoin

Keputusan SEC diambil ketika sekelompok anggota parlemen AS mengirim surat kepada Ketua SEC Gary Gensler mendesaknya untuk menyetujui sarana investasi pada 26 September.

Grayscale Investments memenangkan gugatan hukum terhadap SEC pada 29 Agustus, ketika Pengadilan Banding AS, Circuit dengan suara bulat memutuskan SEC harus meninjau tawaran perusahaan untuk mengubah Grayscale Bitcoin Trust menjadi ETF. 

Sementara investor merayakan kemenangan pengadilan, SEC membuktikan apa yang disebut “spotcoin” memiliki jalan panjang sebelum memasuki pasar.

Selain menunda pengajuan, SEC mengakui berbagai permohonan ETF aset digital lebih awal dari yang diharapkan, membuat beberapa orang bertanya-tanya apakah tindakan prematur tersebut terkait dengan antisipasi penutupan pemerintah.

 

3 dari 4 halaman

Penelitian Baru Ungkap 95 Persen NFT Tak Berharga

Sebelumnya, Non Fungible Token (NFT) muncul sebagai poster kebangkitan digital. Dengan hype yang mencapai puncaknya selama bull run 2021, pasar NFT mengalami volume perdagangan bulanan hampir USD 2,8 miliar atau setara Rp 43,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.481 per dolar AS) pada Agustus 2021. Namun, pada Juli 2023, kondisi NFT telah berubah drastis.

Nilai perdagangan mingguan NFT anjlok menjadi sekitar USD 80 juta atau setara Rp 1,2 triliun, menandai kontraksi yang signifikan. Di tengah latar belakang ini, penelitian terbaru mengungkap kenyataan yang mengejutkan. Sebagian besar NFT diperdagangkan dengan kapitalisasi pasar nol Ethereum (ETH), menjadikannya tidak berharga.

NFT Menjadi Tidak Berharga

Kebangkitan NFT yang meroket dipuji sebagai terobosan baru bagi industri mata uang kripto. Namun, seiring dengan meredanya keadaan, pasar kini berada dalam kondisi yang buruk. Banyak proyek NFT berebut mencari pembeli di tengah prospek suram mengenai nilai masa depan.

Laporan terbaru dari spesialis dalam kripto dan blockchain, Vlad Hategan mengungkapkan yang terakhir menjadi fondasi teknologi NFT dibangun.

 

4 dari 4 halaman

Kelebihan Pasokan

Laporan tersebut, yang diperoleh dari analisis ekstensif terhadap lebih dari 73.000 koleksi NFT, mengungkap narasi serius yang sangat kontras dengan kisah kesepakatan jutaan dolar dan kesuksesan dalam semalam. 

Memang benar, dari koleksi NFT yang dianalisis, hanya 21 persen yang diklaim sepenuhnya atau memiliki lebih dari 100 persen kepemilikan, sedangkan 79 persen sisanya tidak terjual.

“Hampir 4 dari setiap 5 NFT yang dimiliki tetap tidak terjual. Situasi ini menunjukkan ketidakseimbangan yang signifikan antara pembuatan NFT baru dan permintaan aktual untuk aset digital ini,” bunyi laporan tersebut, dikutip dari Bein Crypto, Jumat (29/9/2023). 

Ketidakseimbangan antara banyaknya NFT baru dan permintaan sebenarnya menunjukkan masalah kelebihan pasokan yang penting, yang menciptakan pasar pembeli. Dalam lingkungan seperti itu, investor yang cerdas semakin mencermati keunikan, potensi nilai, dan narasi di balik proyek NFT sebelum mengambil risiko.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini