Sukses

Coinbase Sebut Peraturan Keras dari SEC Bisa Hilangkan 4 Juta Pekerjaan Kripto pada 2030

Ketidakpastian yang disebabkan oleh tindakan keras terhadap peraturan telah menyebabkan pangsa pengembangan web3 di AS anjlok menjadi 29 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Peraturan yang keras terhadap industri kripto Amerika Serikat (AS) oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) bisa berdampak pada kehilangan empat juta pekerjaan pada 2030 karena memaksa pengembangan web3 keluar AS. Hal ini dapat memangkas pangsa pasar pengembangan web3 di Amerika.

Menurut Analisis oleh pertukaran kripto Coinbase, mengatakan strategi regulasi SEC dengan penegakan hukum berisiko terhadap satu juta pekerjaan pengembang dan tiga juta pekerjaan non-teknis selama tujuh tahun ke depan.

Ketidakpastian yang disebabkan oleh tindakan keras terhadap peraturan telah menyebabkan pangsa pengembangan web3 di Amerika Serikat anjlok menjadi 29 persen dari 40 persen dalam lima tahun terakhir, dan mendorong lapangan kerja dan peluang ke luar negeri.

"Rata-rata AS kehilangan hampir 2 persen pangsa pasar Web3 setiap tahunnya, sehingga memaksa pekerjaan berkualitas tinggi dan bergaji tinggi meninggalkan AS ke lokasi dengan lingkungan peraturan yang lebih ramah,” kata Coinbase dalam analisisnya, dikutip dari Coinmarketcap, Jumat (29/9/2023).

Coinbase mengatakan regulator AS tertinggal dibandingkan negara lain, dan memperkirakan bahwa 83 persen pusat keuangan utama di dunia berbuat lebih banyak untuk menciptakan kejelasan peraturan yang lebih baik untuk industri kripto.

Inggris berada di jalur yang tepat untuk menciptakan kerangka peraturan untuk mata uang kripto dengan RUU Jasa Keuangan dan Pasar yang telah selesai disahkan oleh Parlemen, sementara Uni Eropa mengadopsi peraturan Pasar dalam Aset Kripto (MiCA) untuk memberikan kejelasan peraturan kepada 27 negara anggotanya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

SEC Pertanyakan Keterlibatan Coinbase Bantu Celsius Keluar dari Kebangkrutan

Sebelumnya,Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengatakan mereka memiliki kekhawatiran tentang usulan keterlibatan pertukaran kripto Coinbase dalam rencana Celsius Network untuk keluar dari kebangkrutan.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (26/9/2023), berdasarkan rencana yang diusulkan, Celsius setuju untuk melibatkan Coinbase untuk mendistribusikan aset ke pelanggan internasional. Dalam pengajuan pada Jumat, SEC mengatakan perjanjian tersebut jauh melampaui layanan agen distribusi. 

Ini mempertimbangkan layanan perantara dan layanan perdagangan utama yang melibatkan banyak kekhawatiran yang diajukan dalam gugatannya.

Celsius mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Juli 2022, dan berupaya untuk menjadi perusahaan milik pengguna baru dan mendistribusikan sekitar USD 2 miliar atau setara Rp 30,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.412 per dolar AS) Bitcoin dan Ether sebagai bagian dari rencana tersebut. 

Celsius ingin memulai awal yang baru di bawah manajemen baru yang dipimpin oleh perusahaan investasi Arrington Capital, bagian dari konsorsium bernama Fahrenheit LLC yang memenangkan aset pemberi pinjaman kripto pada lelang kebangkrutan awal tahun ini.

SEC bergabung dengan pengawas kebangkrutan Departemen Kehakiman dan beberapa pelanggan Celsius dalam menantang aspek rencana Bab 11 perusahaan. Tantangan seperti itu biasa terjadi di Bab 11 dan mungkin diselesaikan sebelum Hakim Martin Glenn dijadwalkan untuk mempertimbangkan menyetujui rencana kebangkrutan Celsius pada 2 Oktober. 

SEC mengatakan telah mendiskusikan kekhawatirannya dengan pengacara Celsius dan perusahaan telah mengatasi masalah lain. dengan rencana kebangkrutan yang diajukan regulator.

 

3 dari 4 halaman

Anak Perusahaan JPMorgan, Chase Larang Pembayaran Kripto

Sebelumnya, anak perusahaan bank digital yang berbasis di Inggris di bawah JPMorgan Chase, mengatakan kepada pelanggan melalui email mereka akan melarang klien Inggris melakukan pembayaran terkait kripto atau transfer bank keluar mulai 16 Oktober karena penipuan kripto.

Chase, yang meluncurkan layanan berbasis aplikasinya di Inggris pada 2021, mengumpulkan lebih dari 1,6 juta klien. JP Morgan Chase, perusahaan induknya, adalah bank terbesar di AS, dengan total aset senilai lebih dari USD 3 triliun atau setara Rp 46.640 triliun (asumsi kurs Rp 15.546 per dolar AS).

“Kami telah melihat peningkatan jumlah penipuan kripto yang menargetkan konsumen Inggris, jadi kami telah mengambil keputusan untuk mencegah pembelian aset kripto dengan kartu debit Chase atau dengan mentransfer uang ke situs kripto dari akun Chase,” kata juru bicara Chase, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (28/9/2023).

Sebelumnya pada Maret, NatWest Bank yang berbasis di Inggris membatasi pembayaran pelanggannya ke bursa kripto hingga USD 1.214 atau setara Rp 18,8 juta per hari sebagai perlindungan terhadap pencurian kripto. 

NatWest mencatat dalam siaran persnya pada Maret konsumennya di Inggris kehilangan USD 400 juta atau setara Rp 6,2 triliun karena penipuan kripto tahun lalu.

Inggris telah melakukan upaya untuk mengembangkan sektor blockchain dan kripto, dengan Perdana Menteri Rishi Sunak yang merupakan pendukung vokal industri ini.

4 dari 4 halaman

Perkembangan Regulasi Kripto di Inggris

Pada Juni, Inggris mengesahkan Undang-Undang Layanan Keuangan dan Pasar 2023, sebuah undang-undang reformasi yang memungkinkan otoritas keuangannya memperlakukan kripto sebagai instrumen keuangan yang diatur. 

Meskipun memberikan lebih banyak kejelasan, peraturan kripto yang baru menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pendukung kripto di Inggris karena batasan yang diterapkan pada kampanye pemasaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini