Sukses

Abaikan Terra, Ekosistem Kripto Korea Selatan Didominasi Game

Korea Blockchain Week (KBW) yang digelar pada pekan lalu didominasi oleh peserta startup game lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Acara Korea Blockchain Week (KBW) pekan lalu telah berubah 180 derajat Celsius dari tahun lalu yang relatif lebih mencolok. Startup game lokal mendominasi acara itu menawarkan aplikasi balap, metaverse, arcade hingga judi yang dibangun di jaringan Ethereum, solana, cosmos dan lainnya.

Dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (17/9/2023), ada sedikit isu tentang Terra, blockchain yang dijalankan Do Kwon dengan basis penggemar besar di Korea Selatan yang tokennya mencapai kapitalisasi pasar hampir USD 40 miliar sebelum meledak secara spektakuler.

Sejumlah orang menilai, industri memerlukan waktu hilangkan keangkuhan Kwon, tetapi perlahan-lahan mendapatkan kembali kepercayaan pengguna.

"Dari diskusi yang saya lakukan dengan pemain ekosistem utama, hal ini memang memiliki dampak besar yang selamanya mengubah ekosistem (keuangan terdesentralisasi atau DeFi) Korea untuk institusi,” ujar Chief Technology Officer Astar, Hoon Kim dikutip dari Yahoo Finance.

Ia menambahkan, hal ini akan mempersulit investor ritel untuk melihat proyek dalam negeri. “Perusahaan mulai mempertimbangkan semua opsi mereka dengan sudut pandang kritis,” ujar dia.

Namun, ia menilai, hal ini merupakan hal yang positif karena institusi dan perusahaan lebih tertarik untuk memakai kasus di kehidupan nyata dengan inovasi yang berbeda-beda. “Jadi DeFi atau apapun yang bergantung pada kondisi pasar memiliki risiko yang terlalu besar bagi bisnis,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Banyak Perdagangan

Namun, Terra tetap menjadi topik sensitif bagi penduduk setempat. Beberapa menyatakan mereka merasa dikhianati dan mengharapkan yang lebih baik dari Kwon, warga negara Korea Selatan.

Oleh karena itu, bank-bank di Korea Selatan bertahap mulai terjun ke pasar. Pada Selasa, BitGo, custodian kripto yang berbasis di California telah menandatangani perjanjian bisnis strategis dengan bank komersial Korea Selatan Hana Bank.

Kesepakatan itu mencakup solusi keamanan, kerja sama teknologi dan kemungkinan usaha patungan. BitGo juga akan membantu Hana Bank dalam mengembangkan layanan kustodi pada semester I 2024.

Kepada Coindesk, pengembang dan tenaga penjualan lokal menuturkan, aktivitas perdagangan meningkat di bursa lokal sehingga memicu perhatian bisnis tradisional.

"Industri sedang menghadapi pengawasan yang ketat karena kegagalan Terra. Namun, masih banyak perdagangan yang terjadi,” ujar Chief Operating Officer NFTBank, Jen Kim.

“Faktanya, Upbit telah melihat peningkatan volume perdagangan baru-baru ini. Jadi, Korea masih memiliki potensi untuk memainkan peran yang berarti dalam mendorong kembali pasar,” kata dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Game Butuh Momen NFT

Pada Juli, kasus pengadilan yang menguntungkan yang melibatkan Ripple Labs menaikkan harga token XRP yang terkait erat dengan bursa lokal UpBit mencatat volume USD 2,5 miliar selama 24 jam.

Di sisi aplikasi, penerbit game Korea Neowiz menuturkan, pihaknya berencana membuat game di blockchain Avalanche melalui cabang Web3 IntellaX.

Alasan utamanya adalah Korea Selatan memiliki minat terhadap game esports dan blockhain dengan basis penggemar yang besar untuk berbagai game dan minat konsumen yang besar.

Game Butuh Momen NFT

Namun, game berbasis blockchain meskipun tetap menjadi tema besar sepanjang acara, hanya sedikit pengembang yang menentang mengapa sektor ini dapat sedikit dilebih-lebihkan.

“Saya tidak akan mengatakan game blockchain atau NFT sangat menarik minat penggunanya. Pengguna lebih mencari pengalaman baru, dan bisnis mulai kehilangan persaingan di pasar tradisional karena seluruh industri sudah jenuh,” ujar Kim dari Astar.

Sektor ini sedang berjuang untuk mendapatkan kesuksesan besar karena banyak dari game blockchain terpopuler hanya memiliki beberapa ratus hingga seribu pengguna, hanya sebagian kecil dari jumlah game tradisional lapis ketiga di platform seperti Steam.

“Jadi agar perusahaan tetap kompetitif, mereka diberi insentif untuk memberikan sesuatu yang baru untuk generasi yang berbeda dan teknologi blockchain adalah hal terbaik untuk memanfaatkan efek jaringan yang dicari oleh generasi muda,” Kim menambahkan.

4 dari 4 halaman

Korea Selatan Belum Jadi Hub

Dari acara ini menunjukkan perusahaan lokal mendominasi pameran dagang dan periklanan. Hal ini seiring Korea Selatan diharapkan dengan perekonomian besar dengan industri kripto domestik yang kuat.

Namun, kripto adalah bisnis internasional, hanya ada satu pasar. Dalam dunia keuangan tradisional, kita mungkin melihat pelaku pasar dengan spesialisasi investasi di pasar keuangan negara berkembang dan juga industri infrastruktur pendukung.

Kripto tak memiliki analogi sama. Tidak ada yang setara dengan pasar obligasi Afrika dan saham Asia Tenggara. Hanya ada satu pasar kripto.

Jadi fokus pada lokalisasi adalah mengorbankan likuiditas. Semakin teregionalisasi suatu produk kripto, kecuali bursa yang memerlukan spesialisasi dalam perizinan dan jalur fiat, semakin besar kemungkinan produk itu ditinggalkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini