Sukses

Pendapatan Cash App Bitcoin Milik Jack Dorsey Tembus USD 2 Miliar di Kuartal I 2023

Laba Cash App lebih dibandingkan dengan laba kotor perusahaan, yang mencapai USD 1,71 miliar. Block juga memiliki Square, layanan pembayaran bisnis populer yang melaporkan sedikit penurunan laba 3,8 persen dari kuartal keempat tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Fintech, Block, yang dimiliki oleh pendiri Twitter Jack Dorsey melaporkan pendapatan yang mengejutkan pada kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar USD 2,16 miliar atau sekitar Rp 31,67 triliun (kurs Rp 14.661 per USD) pada produk andalannya, Cash App.

Perusahaan melaporkan bahwa pendapatan Bitcoinnya naik 18 persen dari USD 1,83 miliar pada kuartal IV dan 25 persen dari kuartal I 2022. Total keuntungan Cash App mencapai lebih dari USD 931 juta pada kuartal pertama tahun ini, menandai peningkatan 49 persen yoy.

Secara khusus, laba Cash App lebih dibandingkan dengan laba kotor perusahaan, yang mencapai USD 1,71 miliar. Block juga memiliki Square, layanan pembayaran bisnis populer yang melaporkan sedikit penurunan laba 3,8 persen dari kuartal keempat tahun lalu.

Melansir Cointelegraph, Jumat (5/5/2023), pendapatan Bitcoin didorong oleh peningkatan jumlah Bitcoin yang dijual kepada pelanggan, dan sebagian diimbangi oleh penurunan harga pasar Bitcoin. Perusahaan fintech juga melaporkan laba per saham sebesar 40 sen, melampaui ekspektasi analis sebesar 35 sen per saham. Pasar ekuitas menyambut baik pengumuman pendapatan Block. Harga saham perusahaan fintech sempat melonjak 5 persen menjadi USD 63,50.

Kenaikan ini menandai titik balik dari penurunan harga saham Block yang sempat mengalami pukulan signifikan sebesar 25 persen setelah laporan Hindenburg Research rilis. Pada 23 Maret, Hindenburg mengecam Block karena disebut secara sistematis memanfaatkan demografi yang diklaimnya membantu dan menyatakan bahwa kesuksesan Block dengan Cash App hanya bergantung pada kesediaan untuk memfasilitasi penipuan terhadap konsumen dan pemerintah.

“Hindenburg dikenal dengan jenis serangan ini, yang dirancang semata-mata untuk memungkinkan short sellers mendapat untung dari penurunan harga saham,” tulis Block menanggapi tuduhan Hindenburg.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mantan CEO Jack Dorsey Kritik Kepemimpinan Elon Musk di Twitter

Mantan CEO Twitter Jack Dorsey secara terbuka kritik kepemimpinan Elon Musk atas perusahaan tersebut.

Dikutip dari CNBC, Minggu (30/4/2023), Jack Dorsey menulis melalui unggahan di media sosial pada Jumat, 28 April 2023, "semuanya berjalan ke selatan” dan Elon Musk seharusnya menjauh dari akuisisi tersebut.

Pengguna Bluesky, platform media sosial baru yang ramai yang disebut-sebut sebagai alternatif potensial untuk Twitter memicu diskusi itu. Mereka bertanya kepada Dorsey, apakah dia yakin Musk adalah pemimpin yang tepat untuk Twitter, dan Dorsey menjawab tidak.

“Tidak. Saya juga tidak berpikir tidak bertindak tepat setelah menyadari waktunya buruk. Saya juga tidak berpikir dewan seharusnya memaksa penjualan. Semuanya berjalan ke selatan,”

Dia menambahkan, kalau senang platform media sosial baru seperti Bluesky sedang dibangun. Dorsey telah mendukung Bluesky sejak 2019, dan saat dia masih menjabat sebagai CEO Twitter.

Sebelumnya, Dorsey menyebutkan kalau Elon Musk sebagai “solusi tunggal” untuk mengambil alih Twitter. Dalam unggahan cuitan pada April 2022, Dorsey mempercayai misi Musk untuk memperluas kesadaran melalui plaform tersebut.

Namun, setahun kemudian, pendapat Dorsey tampaknya memburuk. Musk yang juga CEO Tesla dan SpaceX telah menimbulkan kemarahan atas pengambilalihan Twitter yang kacau balau, yang diperoleh sekitar USD 44 miliar pada akhir tahun lalu.

Pemutusan hubungan kerja yang yang tinggi dari Elon Musk, kebijakan besar-besaran dan perubahan fitur telah mengguncang kepercayaan pengiklan, politikus dan selebritas.

Banyak yang secara terbuka mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan dan mengurangi pemakaian Twitter termasuk Elton John, Jim Careey dan MTA, agen angkutan umum kota New York.

 

3 dari 3 halaman

Unggahan Jack Dorsey

Setelah membuat tawaran terbaik dan terakhir untuk membeli Twitter seharga USD 44 miliar, atau sekitar USD 54,20 per saham, Musk mencoba mundur dari kesepakatan yang dia buat untuk membeli perusahaan itu.

Dia harus membayar denda USD 1 miliar atau dikenal sebagai “biaya perpisahan” untuk melakukannya dan membuktikan kepada pengadilan Delaware kalau punya alasan bagus untuk pergi. Sementara itu, Elon Musk membawa masalah itu ke pengadilan, dan tepat selesaikan kesepakatan itu.

Dorsey yang masih menjadi pemegang saham Twitter, perjuangkan kesepakatan itu. Namun, pada Jumat, 28 April 2023, ia menulis segala sesuatunya berjalan berbeda. “Saya pikir dia seharusnya pergi dan membayar USD 1 miliar. Tidak jelas apakah musk atau Twitter bahkan memiliki opsi itu,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini