Sukses

Rupiah Stagnan, Terdampak Potensi Kenaikan Inflasi

Rupiah cenderung stagnan meski sempat menguat 4 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/4/2022) Rupiah stagnan walaupun sebelumnya sempat menguat 4 poin di level Rp 14.361. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi 14.362.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah masih berpotensi melemah pada perdagangan Senin, 11 April 2022.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.350 hingga Rp 14.390,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat (8/4/2022). 

Secara internal hal itu dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Kepala BPS, Margo Yuwono.mengatakan tingkat inflasi pada April berpotensi naik akibat terbebani beban masyarakat. 

Demand pada bulan puasa atau lebaran meningkat, sedangkan di sisi lain ada kebijakan pemerintah yang berpotensi untuk terjadinya inflasi. 

Menurutnya beberapa kebijakan pemerintah yang mengerek inflasi pertama penyesuaian harga LPG pada 27 Februari 2022, Penyesuaian harga BBM jenis Pertamax per 1 April 2022, dan penyesuaian PPN menjadi 11 persen di 1 April 2022.

Selain itu kenaikan harga pangan juga bakal berkontribusi pada kenaikan inflasi, mulai dari harga pada cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras di Maret. Kenaikan BBM dan emas juga selama ramadan ini bakal menyumbang inflasi.

Dampak inflasi yang tinggi harus diantisipasi pemerintah, sebab bakal memicu kenaikan angka kemiskinan hingga daya beli masyarakat. Dampak paling terlihat adalah pada penurunan daya beli masyarakat.

Selain itu, inflasi yang tinggi terjadi akan mengganggu kinerja mitra dagang yang akhirnya mengurangi output perekonomian. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya beban biaya produksi. 

Terakhir adalah berkurangnya output perekonomian akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja yang akan menambah tingkat pengangguran. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inflasi

Sebelumnya, Pada Maret 2022 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,95. Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. 

Sementara Rupiah melemah, Dolar AS justru naik ke level tertinggi hampir dua tahun pada Kamis, karena investor mencerna sinyal hawkish dari Federal Reserve. 

Namun investor masih bertanya-tanya apakah nilai mata uang sudah mencerminkan langkah pengetatan lebih lanjut. Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga mencapai level tertinggi tiga tahun selama sesi sebelumnya.

Presiden Fed St. Louis James Bullard, terus membunyikan alarm tentang inflasi pada Kamis.

The Fed juga mengatakan akan mengurangi neraca Fed setelah pertemuan Mei pada tingkat USD 95 miliar atau sekitar 1,3 kuadriliun per bulan, awal dari pembalikan stimulus besar-besaran yang dipompa ke perekonomian selama pandemi.

3 dari 4 halaman

Gerak Rupiah Jumat Pagi

Sebelumnya nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Jumat pagi. Pelemahan rupiah dipicu ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh bank sentral AS The Fed.

Kurs rupiah bergerak melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi 14.381 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.362 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah mungkin masih bisa tertekan terhadap dolar AS hari ini.

"Sentimen ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif masih akan memberikan tekanan ke rupiah hari ini," ujar Ariston dikutip dari Antara, Jumat, 8 April 2022.

Ariston menyampaikan, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih di dekat level tertinggi dalam tiga tahun di kisaran 2,6 persen yang mengindikasikan ekspektasi pasar meninggi terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif.

"Ekspektasi ini mendorong penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya," kata Ariston.

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Di sisi lain, lanjutnya, harga minyak mentah dunia yang mulai menurun bisa membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap inflasi.

"Dan ini bisa menjadi sentimen positif untuk aset berisiko termasuk rupiah," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak melemah ke arah 14.380 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 14.340 per dolar AS.

Pada Kamis 7 April 2022, rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi 14.362 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.359 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.