Sukses

Gen Z, Pilih Jalan ke Restoran atau Order Online untuk Beli Makanan?

Bagi remaja gen Z yang kerap kali dibilang 'remaja jompo', apakah mereka lebih tertarik membeli makanan secara langsung atau memesan via aplikasi online?

Liputan6.com, Jakarta - Remaja generasi Z atau Gen Z saat ini merupakan salah satu penduduk terbanyak di dunia. Kemudian, remaja ini kerap kali dikaitkan dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi. 

Perkembangan teknologi ini pun membawa kemudahan segala aspek kehidupan, termasuk membeli makanan.

Munculnya aplikasi ojek online (ojol), mulai dari Grab, Go-Jek, hingga Shopee, di mana mereka juga menyediakan layanan pesan antar online secara mudah dengan klik layar handphone kamu dan makanan sampai di rumah. 

Tidak hanya itu, aplikasi-aplikasi tersebut sering kali memberi promo seperti potongan diskon, gratis antar layanan, sampai promo gratis makanan.

Hal itu guna menarik konsumen untuk selalu menggunakan aplikasi pesan antar online

Bagi remaja gen Z yang kerap kali dibilang 'remaja jompo', apakah mereka lebih tertarik membeli makanan secara langsung atau memesan via aplikasi online? Berikut ulasannya:

 

Kebanyakan Gen Z Lebih Menyukai Pesan Online

Hampir semua remaja Gen Z menjawab menyukai pesanan online karena lebih praktis, simpel, mudah, dan terkadang ada promo yang bisa buat lebih murah dibandingkan ketempatnya langsung. 

"Suka pake ojol, karena mudah dan mager," kata Ave, mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas Atmajaya Yogyakarta kepada Liputan6.com, Kamis (27/10/2022).

Kemudian Haya, usia 20 tahun tinggal di Depok, menurutnya tergantung situasi namun lebih suka memakai ojek online.

"Tergantung kapan dulu sih, kalo misalnya kayak sabtu minggu enakkan ke restoran langsung. Cuma kalo hari biasa mah mending order online aja, soalnya kalo hari biasa kan pasti banyak ngelakuin aktivitas jadi biar sambilan aja gitu," ucap Haya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesan Ojek Online Bisa Lakukan Aktivitas yang Lain

Menurut gen Z, pesan ojek online dikarenakan lama dalam menunggu, menungkinkan kita untuk multitasking atau melakukan aktivitas yang lain sembari menunggu pesanan. 

"Pesan makanan itu ada waktu nunggunya, kalau pakai jasa layanan itu jadinya bisa mengerjakan yang lain sambil nunggu makanan dateng," kata Elly, mahasiswi Ilmu Komunikasi Semester 5, di Politeknik Negeri Jakarta.

Menurut Elly juga, terkadang kita tidak tahu lokasinya dimana dan memakai ojek online lebih membantu dibandingkan kita mencari.

"Selain itu, ada yang belum tau letak restonya di mana," tambahnya.

Ada pun kaum gen Z rupanya juga mengincar promo dari restoran atau aplikasi online tersebut.

"Order online, banyak promo, tinggal tunggu di rumah," kata Aryo, mahasiswa Ilmu Politik Semester 5, di UPN Veteran Jakarta.

3 dari 4 halaman

Tidak Semua Gen Z Pakai Aplikasi Online

Meski begitu, rupanya tidak semua gen Z yang memesan makanan lewat aplikasi. Ada juga beberapa gen Z terkadang lebih suka kerestoran terutama bareng keluarga dan teman ketika hangout.

"Kalo sendirian mending GoFood tapi kalo sama org lain ya mending makan di restorannya," kata Nabila Annissa, 20 tahun, mahasiswi Ilmu Politik di salah satu Universitas Negeri di Jakarta.

Selain itu pertimbangan Gen Z dalam membeli makanan, memang tergantung situasi dan preferensi. Seperti Qorry, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran yang menyebut lebih suka ke restoran apabila siang hari.

"Gue pesen online tuh kalo situasinya udah malem aja, atau gue lagi di kantor. Selebihnya, semisal masih siang, ya gue jalan langsung aja ke restonya," kata Qorry.

Nah, kalian sudah mengenal banget kan tentang Gen Z dan preferensinya terhadap pemesanan makanan, wajar saja kalo memang suka dikaitkan sebagai kaum mager, namun mager disini Gen Z lebih menyukai hal yang praktis dan mengefesiensikan waktu.

Ibarat bak kata pepatah “Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui” inilah dimana kecerdasan gen Z dibuktikan.

4 dari 4 halaman

Mengenal Lebih Jauh Gen Z

Dalam teori generasi atau Generation Theory yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin, generasi Z dikenal sebagai gen Z, adalah mereka yang lahir antara 1996-2009.

Mereka ini kerap juga disebut sebagai iGeneration, GenerasiNet, atau Generasi Internet. 

Generasi Milenial, generasi ini merupakan generasi peralihan generasi milenial dengan teknologi yang semakin berkembang.

Menurut Pew Research, meskipun tidak ada rumus universal untuk memutuskan berapa lama rentang generasi seharusnya, batas antara generasi Y (milenial) dan generasi Z dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang memengaruhi tahun-tahun formatif mereka, seperti peristiwa politik, ekonomi, atau sosial yang besar.

Berdasarkan kriteria tersebut, gen Z sering didefinisikan oleh fakta bahwa sebagian besar dalam demografi ini kemungkinan tidak akan mengingat peristiwa 11 September 2001.

Beberapa orang yang lahir sebelum tahun 1997 mungkin memiliki karakteristik generasi Z, meskipun secara teknis mereka dikategorikan sebagai gen Y atau bahkan gen X.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.