Sukses

Mudah Dibuat, Ini Resep Ote-ote Udang Renyah dan Gurih

Nah, bagi kalian yang ingin tahu dan membuat ote-ote berikut ini adalah resep serta langkah-langkah membuatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi kalian pecinta bakwan sayur mungkin sudah familiar dengan gorengan satu ini. Namun tahukah kalian bahwa bakwan memiliki beragam nama.

Ya, meski terbuat dari bahan yang sama yakni tepung terigu, irisan sayur kubis, wortel dan lainnya yang kemudian digoreng hingga matang dan renyah, bakwan memiliki nama berbeda-beda di berbagai kota di Indonesia.

Salah satunya saja ote-ote. Ote-ote merupakan sebutan bakwan oleh masyarakat Jawa Timur khususnya di Surabaya. Namun meski memiliki nama yang berbeda-beda, makanan ini sudah menjadi favorit banyak orang dari berbagai kalangan di Tanah Air.

Tidak hanya sayuran saja, tetapi terkadang ada juga yang menambahkan udang di atas ote-ote. Nah, bagi kalian yang ingin tahu dan membuat ote-ote berikut ini adalah resep serta langkah-langkah membuatnya:

Bahan-bahan

  • 150 gr udang peci, buang kepala
  • 300 gr tepung terigu
  • 50 gr tepung beras
  • ½ sdt baking powder
  • 2 batang daun bawang, iris tipis
  • 4 batang daun seledri, iris tipis
  • 3 buah wortel, potong korek api
  • 2 butir telur
  • 100 gr tauge
  • 250 ml air
  • Minyak secukupnya untuk menggoreng

Bumbu halus

  • 6 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 2 sdt ketumbar bubuk
  • ½ sdt garam
  • ½ sdt merica putih bubuk
  • 1 sdt penyedap rasa

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Langkah-langkah membuat

  • Aduk rata tepung terigu, tepung beras dan baking powder dalam satu wadah besar. Tuangkan air dan masukkan bumbu halus dan serta penyedap rasa, aduk rata.
  • Masukkan telur, seledri, tauge, wortel, dan daun bawang ke dalam adonan serta aduk rata.
  • Panaskan minyak dalam wajan. Celupkan sendok sayur ke dalam minyak panas, keluarkan. Sendokan adonan ote-ote kemudian taruh udang utuh di atasnya.
  • Masukkan ke dalam minyak panas sambil ditahan hingga bagian bawah ote-ote kering dan mudah dilepas dari sendok sayur.
  • Goreng hingga kecoklatan dan matang lalu angkat. Kemudian ulangi proses serupa hingga sisa adonan habis.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Kenapa Makan Gorengan Tidak Boleh Banyak? Dokter Gizi Ungkap Alasannya

Gorengan merupakan salah satu makanan yang tampaknya tak afdol bila tak ada di meja makan. Bahkan, beberapa orang menjadikan bakwan, tahu isi, risoles sebagai camilan kesukaan. Namun, Anda juga pasti tahu bahwa makan gorengan tidak dilarang tapi tidak boleh berlebihan.

Ada alasan di balik saran makan gorengan dalam jumlah terbatas. Hal ini karena memiliki kalori yang berlipat seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik Elfina Rachmi.

"Kenapa mengonsumsi gorengan atau lemak yang tinggi tidak boleh berlebihan karena energinya atau kalorinya dua kali lipat lebih tinggi dari karbohidrat dan protein," ujar Elfina dalam diskusi virtual bersama Tokopedia mengutip Antara​.

Ekstra kalori  disimpan dalam bentuk trigliserida, yang bila meningkat dapat membahayakan kesehatan jantung. Trigliserida yang menumpuk di arteri bisa meningkatkan risiko arteri menjadi keras, kaku dan sempit atau aterosklerosis. Pengerasan dinding arteri meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.E

lfina menyarankan orang-orang memilih sumber lemak baik seperti minyak zaitun ataupun kacang-kacangan dan sumber buah lemak baik seperti dari alpukat. Elfina merekomendasikan orang-orang terlebih dahulu mengetahui status gizi masing-masing, yakni melalui perhitungan indeks massa tubuh (IMT).

"Cukup mengetahui berat badan dalam kg dan tinggi badan dalam meter saat ini. Kita bagi berat badan dengan tinggi badan (dalam satuan kuadrat meter). Tinggal dilihat indeks massa tubuhnya," tutur Elfina.

Nilai IMT 23 menunjukkan tubuh masuk kategori normal. Bila lebih dari 23 maka masuk kategori berat badan berlebih atau overweight, kemudian jika di antara 25-29,9 maka sudah masuk obesitas derajat satu dan lebih dari 30 masuk kategori obesitas derajat dua. Semakin tinggi nilai IMT maka semakin pula meningkat risiko seseorang terkena penyakit-penyakit seperti kardiovaskuler.

Setelah mengetahui status gizi, saat mengetahui pemilihan jenis makanan, salah satunya tetap memasukkan karbohidrat. khususnya yang kompleks karena mengandung serat.Sumber karbohidrat kompleks misalnya nasi merah, nasi putih ditambah agar-agar, oatmeal, sereal, kentang dengan kulitnya tetapi pastikan bersih karena kulit bisa membantu menambah serat dan roti gandum.

Asupan karbohidrat kompleks meningkatkan asupan serat dan memperlama kerja makanan di lambung sehingga tubuh tidak cepat lapar. Selanjutnya, lauk hewani sebagai sumber protein yang adekuat karena ini berkaitan dengan imunitas. Sumber protein bisa berasal dari lauk hewani seperti ikan, ayam, telur, daging sapi, serta lauk nabati misalnya tempe, tahu maupun kacang-kacangan.

"Dengan perbandingan lebih tinggi asupan protein hewani daripada lauk nabati 2:1," saran Elfina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.